MENINGKATKAN PERAN KOMNAS KIPI DALAM MENGGALAKKAN IMUNISASI

Minggu, 29 November 2015


Komite Nasional KIPI adalah komite khusus yang bertugas mengurus efek samping dari imunisasi atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Tugas Komite ini adalah mengawasi, memantau dan berusaha menanggulangi apabila terjadi efek samping pasca imunisasi dan juga membuktikan apakah penyebabnya adalah  vaksin tersebut atau bukan.  Imunisasi sebetulnya adalah cara pencegahan penyakit yang paling efektif pada anak. Hampir 200 negara di seluruh dunia  yakin  bahwa  imunisasi  sangat  bermanfaat  mencegah  wabah  penyakit  dan  kematian. Melalui  imunisasi,  tubuh  diperkenalkan  dengan  bakteri  atau  virus  tertentu  yang  sudah dilemahkan atau dimatikan. Hal ini bertujuan untuk merangsang system imun agar membentuk antibodi. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh dari serangan penyakit. Bila dilakukan dengan benar, maka kekebalan yang didapatkan bisa mencapai 100%. Imunisasi juga tidak mahal karena diberikan gratis oleh pemerintah melalui Posyandu dan Puskesmas.

Pada tahun 2005-2006 , di Indonesia terjadi wabah polio yang menyebabkan 305 anak lumpuh permanen, setelah digalakkan imunisasi polio maka kini tidak ada lagi kasus polio. Sayangnya hal ini belum disadari oleh masyarakat kita. Masih banyak masyarakat yang enggan membawa bayinya untuk diimunisasi. Keengganan masyarakat bisa disebabkan karena adanya efek samping setelah imunisasi. Padahal efek sampingnya biasanya hanya demam dan bisa diatasi dengan minum obat penurun panas. Memang ada beberapa anak yang mengalami abses atau bengkak pada bekas tempat yang disuntik, ada juga kejang karena terlalu panas suhu tubuhnya. Bahkan ada yang sampai menangis terus menerus hingga berjam-jam. Hal-hal inilah yang membuat orang tua malas membawa anaknya untuk imunisasi. Anak yang awalnya sehat dan ceria justru menjadi panas dan rewel setelah pulang dari imunisasi.

Belum lagi maraknya berita yang menyatakan bahwa imunisasi haram karena dikembangbiakkan di embrio babi, imunisasi berbahaya karena menyebabkan autism, dan lain- lain yang membuat para orang tua semakin ragu-ragu terhadap imunisasi ini. Ada pengalaman berharga mengenai pentingnya imunisasi yaitu pengalaman Bapak Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Group yang harus menjalani transplantasi hati karena mengidap kanker hati. Ketika masih kecil, beliau memang tidak pernah mendapatkan imunisasi hepatitis B. Sejak menjalani pencangkokan
  tersebut, beliau  sering  berkampanye tentang  pentingya imunisasi  dan  mengadakan kegiatan       pemberian imunisasi hepatitis B gratis kepada masyarakat. Dari pengalaman itu, kita bisa meyakinkan masyarakat betapa pentingnya imunisasi. Maka dalam hal ini, peran Komnas KIPI sangatlah diharapkan untuk dapat memasyarakatkan imunisasi. Untuk meningkatkan perannya, hal-hal berikut ini dapat dilakukan oleh Komnas KIPI, yaitu antara lain :
1.  Membentuk cabang-cabang Komnas di daerah yang disebut sebagai Komda atau

Komisi Daerah KIPI agar bisa menjangkau Puskesmas atau Posyandu di tingkat desa.

2. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi dengan memberikan data yang akurat tentang keberhasilan imunisasi di negara kita sendiri maupun di negara-negara lain di dunia.
3.  Memberikan seminar bagi para tenaga medis tentang pembuatan vaksin imunisasi untuk meyakinkan bahwa kualitas vaksin yang diproduksi oleh Indonesia sudah mendapatkan  standart  aman  dari  WHO,  Organisasi  Kesehatan  Dunia.  Sehingga mereka bisa menyampaikan kepada masyarakat sekitar.
4.  Memberikan pelatihan kepada para tenaga medis terutama Bidan Desa mengenai penanggulangan mengatasi demam atau efek samping yang mungkin terjadi karena imunisasi.
5.  Mendata   sejauh   mana   keberhasilan   imunisasi   di   tiap   daerah   sehingga   bisa memberikan  kesimpulan  yang  akurat  berupa  fakta  yang  menunjukkan  bahwa imunisasi benar-benar efektif untuk mencegah penyakit pada bayi dan anak-anak.


Sedemikian pentingnya imunisasi, maka diharapkan Komnas KIPI dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Mengingat belum ada  Badan penelitian di dunia yang menyatakan bahwa kekebalan yang dihasilkan dari imunisasi dapat digantikan oleh zat lain. Apalagi baru- baru ini ada imunisasi Pentavalen yang merupakan gabungan dari lima jenis vaksin dalam satu sediaan  sehingga  lebih  efektif.    Tentu  saja  peran  Komnas  KIPI  sangat  diharapkan  untuk suksesnya  sosialisasi  dan  pelaksanaan  imunisasi  Pentavalen  tersebut.  Mari  kita  membantu
Komnas KIPI untuk menggalakkan imunisasi demi terwujudnya generasi bangsa yang sehat.



(Tulisan ini aku ikutkan pada lomba menulis artikel kesehatan dan kalaaahh hehehe..)






5 komentar

  1. Imunisasi padahal cuma suntik cuss sekali. Tapi kok banyak yang gak mau, ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh terima kasih sudah BW ke blogku terusss.. lha yoo aku yo heran, anakku papat yo tak imunisasi kabeh koq hahaha...

      Hapus
    2. Hahaha, soale kan ada pemberitahuan di tempatku. :D
      Anakku pisan tak imunisaasi, timbange menyesal di kemudian hari

      Hapus
  2. tujuannya baik kok ya imunisasi, tapi sampe sekarang masih banyak yang pada gamau, apa karena informasi semacam ini belum sampe kemereka ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf baru balas.. iyaa kadang informasi yg diterima yg salah dan mereka langsung percaya ajaa...

      Hapus

Tengkyu udah blog walking here and nyempetin comment yaa...


Hakuna Matata
@trianadewi_td