JANGAN ANGGAP ENTENG DIARE

Kamis, 21 September 2017

Di Lamongan ini aku adalah pendatang, tidak punya sanak saudara. Jadi aku sangat hati-hati menjaga kesehatan keluargaku. Karena kalau sampai sakit, aku akan kerepotan merawatnya sendiri.
Suatu saat, anakku yang paling kecil pernah terkena diare, ketika itu aku baru saja pulang dari menengok orang tuaku di Jakarta. Sudah dua hari, diarenya belum berhenti juga,  obat yang kudapat dari bidan juga tidak banyak membantu, akhirnya karena kulihat anakku semakin lemas dan badannya mulai panas, karena dehidrasi, maka aku membawanya ke rumah sakit. Waktu itu umur Arul masih sembilan bulan. Karena melihat kondisinya, akhirnya dokter menyarankan untuk opname saja. Aku setuju asal anakku bisa cepat sembuh.
Lucunya pembantuku dan beberapa tetangga menganggapku berlebihan, kata mereka, orang cuma diare saja koq pakai opname. Bahkan ada yang bilang anakku sawanen naik pesawat terbang, aduuuhh aku tidak menyangka pola pikir masyarakat desa terkadang memang masih seperti itu, atau entah karena kuper ya hehehe...

Banyak memang masyarakat yang belum paham bahwa diare itu tidak bisa dianggap enteng, itulah mengapa kemarin nutricia mengadakan acara #Indonesiamerdekadiare untuk mensosialisasikan betapa bahayanya diare apabila tidak segera ditangani.
dr. Andy Darma


Pada kesempatan ini dr Andy Darma, SpA (K)  konsultan Gastrohepatologi Anak di RSUD dr. Soetomo menyampaikan tentang pentingnya penanganan diare.  Menurut beliau, penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit. Dan penyebab diare terbanyak pada anak adalah Rotavirus yang akhirnya bisa mengalami intoleransi laktosa.

Seseorang dikatakan telah terkena diare apabila mengalami BAB lebih dari dua atau tiga kali dalam waktu 24 jam dengan kondisi feses yang lembek atau cair. Dan apabila sudah terkena diare,maka yang harus dilakukan adalah:
1. Apabila masih minum ASI maka mohon pemberian ASI tetap diteruskan karena ASI itu yang terbaik bagi bayi.
2. Berikan larutan oralit untuk mencegah dehidrasi
3. Kalau tetap berlanjut, konsultasikan kepada tenaga medis
4. Jangan lupa menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan si kecil
5. Bila perlu beri nutrisi bebas laktosa berdasarkan rekomendasi tenaga medis.

Pembicara kedua adalah mbak Nabila Chairunissa, Digestive Care Manager Nutricia Sarihusada menyampaikan bahwa mungkin masih banyak yang belum mengetahui kalau si kecil yang mengalami diare, itu bisa beresiko:
1. Lebih pendek 3,6 cm ketika berusia 7 tahun dibanding teman-temannya yang jarang terkena diare
2. Kekurangan gizi
3. Memiliki IQ lebih rendah


Mengingat sedemikian besar resikonya maka Nutricia mengadakan kampanye #Indonesiamerdekadiare sebagai langkah nyata komitmen Nutricia Sarihusada agar anak Indonesia menjadi ggenerasi maju, karena dirawat oleh para ibu yang memahami penanganan diare pada anak dengan tepat.

Yuk kita bantu kampanye ini agar semakin banyak ibu yang tahu dan waspada terhadap diare demi menyelamatkan generasi kita. Nutricia juga menyarankan untuk melihat penjelasan prof Nutri baik di facebook, instagram ataupun youtube. Semoga #Indonesiamerdekadiare segera terwujud. 

1 komentar

  1. harus waspada selalu nih kalau si kecil lagi diare apalagi untuk moms seperti saya..

    Waspada Diare

    BalasHapus

Tengkyu udah blog walking here and nyempetin comment yaa...


Hakuna Matata
@trianadewi_td