PIKNIKLAH DAN RASAKAN BAHAGIANYA!!

Senin, 05 Oktober 2015


          Sejak belum menikah, aku sangat suka piknik atau bepergian ke tempat-tempat yang baru. Bagiku piknik adalah refreshing. Piknik akan membuat pikiran kita menjadi segar kembali, karena bisa sejenak keluar dari rutinitas keseharian dan juga beban pekerjaan. Untunglah akhirnya aku mendapatkan suami yang juga suka piknik. Klop deh! Setiap ada rejeki lebih, maka selalu kami pakai buat berlibur. 
Bergaya di depan Gedung Sate BAndung

Bahkan ketika anak kami setiap tahun bertambah dan semakin banyak (cuma empat padahal hehehe), piknik tetap jadi prioritas utama kami. Banyak teman-teman yang heran, aduuuhhh apa nggak ribet bawa anak empat jalan-jalan, gimana packingnya, gimana rewelnya, gimana handlenya, gimana repotnya dan masih banyak lagi pertanyaan mereka yang hanya kami jawab dengan tertawa, pikniklah dan rasakan sensasinya hahaha...
Jalan-jalan ke MONAS

Teman-teman yang sibuk heran dan sibuk bertanya tentang hobby piknik kami, pasti  tidak tahu betapa indahnya datang di sebuah kota baru yang lebih indah dari kota kita. Apalagi bila kotanya seperti kota Yogyakarta yang Malioboronya mempesona, yang Parangtritisnya damai dan asri, yang Taman Pintarnya mencengangkan anak-anak. Belum lagi bila kotanya seperti kota Bandung yang dinginnya justru menambah kehangatan dan kemesraan, yang kulinernya membuat ternganga, yang Cibaduyutnya, Cihampelasnya jadi surga belanja, yang Lembangnya begitu indah.. Mereka pasti tidak tahu..
Ikutan jadi host family pada program Kapal Pemuda 2014 (Ship for Southeast ASEAN Youth Program)
 Mereka juga tidak tahu betapa menyenangkannya bertemu banyak orang baru di kereta, di bus, atau di pesawat. Banyak hal membuat kita lebih sering bersyukur bila ternyata kita melihat sepenggal cerita kehidupan yang lebih menyedihkan dari kehidupan kita. Anak-anak juga mendapat banyak pelajaran berharga selama bepergian yang tentu tidak akan mereka dapatkan bila mereka di rumah saja. Kekompakan dan kebersamaan bisa terjalin dengan baik selama menempuh perjalanan. Tentu hal ini akan semakin mempererat rasa persaudaraan dan saling menyayangi diantara mereka.
Dua jagoanku, yang biasa berantem di rumah, jadi rukun kalau bepergian

Kebiasaan piknik keluarga kami sempat terganggu ketika suami saya mengalami stroke. Penyakit stroke yang menyerang suami saya membuat tubuh bagian kanannya nyaris lumpuh. Setelah therapy hampir setahun lamanya, akhirnya suami saya bisa berjalan lagi walaupun masih belum sempurna. Untuk mensyukuri perkembangan fisiknya yang semakin sehat, karena memang hobby kami piknik alias traveling maka kami kemudian memutuskan untuk pergi umroh. Tentu ini perjalanan rohani yang begitu berharga bagi kami. Inilah amazing piknik kami, piknik yang paling berkesan. Suamiku mampu melaksanakan semua prosesi ibadah seperti thowaf dan sa’i dengan lancar tanpa bantuan kursi roda. Semua yang kami alami di tanah suci sangat membahagiakan dan meninggalkan kesan yang teramat dalam. Banyak hikmah yang kami dapatkan selama perjalanan umroh ini. Suamiku yang sempat drop setelah terkena stroke, mulai bangkit lagi kepercayaan dirinya setelah pulang dari umroh. 
My Amazing Umroh, melihat suamiku sehat dan bisa berjalan sempurna , tak terperi bahagiaku.

Oya selama di tanah suci, kami selalu teringat anak-anak, karena biasanya kami selalu pergi bersama-sama dan ada saja tingkah mereka yang meramaikan suasana. Jadi ketika umroh, kami begitu merindukan mereka dan berharap segera bisa piknik bersama lagi. Alhamdulillah setelah umroh, kesehatan suamiku semakin membaik, sehingga kami bisa kembali melaksanakan tradisi jalan-jalan di waktu liburan. 
            Semangat suamiku untuk sembuh kudukung sepenuhnya, permintaannya untuk sering berjalan-jalan berusaha selalu kukabulkan. Apalagi ketika aku membaca sebuah artikel di www.yukpiknik.com aku baru tahu ternyata piknik bisa mengurangi resiko kematian seseorang. Sebuah studi yang melibatkan 12000 responden yang dilakukan di State University of New York menunjukkan bahwa mereka yang pergi berlibur dapat mengurangi kematian dini hingga 20 persen. Wow, sangat menakjubkan, bukan?
Menikmati Borobudur

            Kini walaupun agak sedikit repot, karena aku harus menghandle semuanya dalam setiap piknik keluarga kami, tetapi piknik tetap jalan terus. Aku menerapkan job description kepada anak-anakku, siapa yang memapah ayahnya, siapa yang membawa tasnya, siapa yang menggandeng si kecil hehehe.. 

Tetap menyenangkan walaupun barang-barangnya seabreg..

Alhamdulillah piknik kami so far so good, bahkan semakin membuat anak-anak ketagihan. Mereka mulai punya banyak permintaan, minta kesana minta kesitu hehehe oya salah satunya mereka pengen liburan ke Bogor, pengen ke Kebun Raya melihat bunga Raflesia Arnoldi, pengen berkunjung ke IPB melihat Institut Pertanian terbesar di Indonesia, pengen ke Istana Bogor dan banyak tempat lagi. Dan tentunya akan sangat indah bila bisa menginap di  Padjadjaran Suites Hotel yang ketika kita terbangun di pagi hari, ada pemandangan menawan sosok Gunung Salak dari balkon hotel.. Wah semoga bisa terkabul yaa impian anak-anakku ini.. Aamiin...
Sesekali aku piknik sendiri, me time itu juga penting lho hehehe

Last but not least, So bila hidup mulai jenuh, bila stress mulai datang karena beban berat pekerjaan, bila mulai susah tersenyum, bila pikiran tak lagi kreatif, bila produktifitas berkurang, ayooo segera ambil cutimu...segera packinglah, pikniklah dan nikmati bahagianya!! Trust me..

Tulisan ini diikutkan pada Lomba Blog "Piknik itu Penting"!!


Read More

MY FAMILY IS MY LIFE #BeraniLebih Kuat menjadi ibu

Kamis, 30 April 2015


          Dua tahun yang lalu, suamiku terkena serangan stroke yang kedua. Karena ini serangan kedua maka akibatnya lebih fatal dan lebih parah dibandingkan dengan serangan yang pertama. Suamiku sempat lumpuh ketika itu. Aku benar-benar shock dan terpukul menghadapi kenyataan ini. Tak sanggup rasanya menjalani kehidupan ini, dengan beban yang begitu teramat berat bagiku. Tetapi aku kemudian menyadari ada anak-anakku yang membutuhkan aku. Ada anak-anak yang menyadarkanku bahwa life must go on, bagaimanapun hancur leburnya diriku. Perlahan-lahan aku mulai bangkit dan menata ulang semuanya. Syukurlah setelah melalui pengobatan yang rutin akhirnya kini suamiku bisa berjalan normal lagi walaupun tubuh bagian kanannya mengalami penurunan fungsi. 
Maka sejak itulah aku harus menerima kenyataan bahwa kini semua sudah berubah. Aku harus berani lebih kuat mengganti kebiasaanku menggantungkan semua permasalahanku pada suamiku, aku harus mandiri dan berusaha menghandle semuanya. Tentulah sangat sulit, mengurus keempat orang anakku sekaligus menjadi tulang punggung keluarga. Belum lagi membangkitkan semangat hidup suamiku dan membuatnya menerima takdir bahwa kini dia tak lagi sempurna. Jangankan mencari nafkah, bahkan menolong dirinya saja, suamiku sudah tak sanggup.
         
Senyum bahagia suamiku lebih berharga dari piala apapun

 Akhirnya aku berusaha berani lebih kuat menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anakku. Sudah biasa bagiku kini kemana-mana sendiri, mengantar jemput anakku, mengantar suamiku berobat, memenuhi semua kebutuhan keluarga, ya aku lakukan semua demi anak-anak. Untunglah aku selama ini bekerja, jadi ketika suamiku sakit maka penghasilanku bisa bermanfaat buat keluargaku. Walaupun aku harus tetap pandai-pandai memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan, mulai dari berjualan sampai memberi tambahan pelajaran. Alhamdulillah Allah memudahkan semuanya, aku yakin itu juga tak lepas dari doa suamiku.
              Walaupun aku selalu berusaha berani lebih kuat menjadi ibu yang hebat tapi aku yakin bahwa semua pencapaian itu tak lepas dari doa-doa suamiku yang dipanjatkannya kepada Allah untuk kebaikanku dan keberhasilanku. Aku tidak pernah merasa hebat dan merasa sok mampu, aku tetap menganggapnya kepala keluarga, tetap menganggapnya sebagai imamku dibalik semua kekurangannya. Aku tetap selalu berusaha berani lebih kuat dan menikmati peranku saat ini, menjadi ibu sekaligus ayah buat anak-anakku. Dan  tetap bersyukur bahwa suamiku tetap selalu ada disampingku bagaimanapun kondisinya. Cukup bagiku ketika aku membuka mata, dia ada bersamaku, siap menemaniku berjuang mengantar anak-anak ke pintu gerbang keberhasilan mereka. Semoga aku selalu berani lebih kuat menjadi ibu buat anak-anakku dan menjadi istri yang membahagiakan buat suamiku. Amin.

FB : Triana Dewi
Twitter : @tdewianshory



Read More