DUMBA DUMBA LALALA...

Rabu, 11 November 2015



Dumba-dumba adalah film bergenre anak yang diproduksi oleh  Paramedia Picture Indonesia. Film ini disutradarai oleh Syahrir Arsyad Dini bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar.  Film ini selain memang bersetting Makassar juga banyak menggunakan bahasa Makassar dalam dialognya. Banyak pemainnya juga adalah anak-anak asli Makassar, antara lain Zaki, Kayla, Aya dan Nisa...
Dumba-dumba sendiri dalam bahasa Makassar artinya "terkaget-kaget"  Hayooo siapa yang mengira semacam Dumba-dumba itu temannya Domba hahaha...

Film ini sebetulnya adalah sekuel film Bombe yang sudah tayang tahun lalu. Film Bombe hanya beredar di Makassar, maka adalah keren sekali bila Dumba-dumba bisa tayang secara Nasional. Rencananya film Dumba-dumba ini akan tayang secara serentak di bioskop-bioskop pada tanggal 16 pebruari 2016. Yuk kita nonton rame-rame..

Saya selalu menyambut senang film-film bergenre anak-anak. Saya bisa mengajak anak-anak nonton bersama-sama. Di tengah carut marutnya film bioskop dengan temanya yang kadang asal saja dan tidak mendidik, maka semoga film Dumba-dumba ini bisa menjadi salah satu film bergizi tinggi yang pantas dilihat oleh anak-anak Indonesia. Yuk, kita lihat trailernya dulu yaa..

Segala yang dari hati akan sampai ke hati, begitulah  pesan manis film ini selain pesan-pesan persatuan dan perdamaian yang penuh action plus science fiction kesukaan anak-anak. rasanya sudah tidak sabar pengen melihat film ini yaaa.. Dumba-dumba lalala dengan gembira saya menunggu film ini tayang di bioskop, lalala dalam judul tulisan saya ini benar-benar menggambarkan kegembiraan hati saya menyambut tayangnya film dumba-dumba ini.. Ayo, kita tunggu dengan gembira lalala...





Read More

HEBATNYA PARA IBU

Sabtu, 17 Oktober 2015

✔Hebatnya para Ibu

JIKA KINI ATAU SUATU SAAT NANTI KAU JADI IBU,
Jadilah seperti Nuwair binti Malik (Radhiyallahu 'Anha) yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya..
Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun..
Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar.
Rasulullah (Shallallahu 'Alayhi wa'ala-Aalihi wa-Sallam) tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih.
Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah (Shallallahu 'Alayhi wa'ala-Aalihi wa-Sallam) dengan potensinya yang lain..
Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah (Shallallahu 'Alayhi wa'ala-Aalihi wa-Sallam) karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an..
Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris pencatat wahyu..
Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini:
Zaid bin Tsabit (Radhiyallahu 'Anhu)..
☆☆☆

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..
jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah (Rahimahallah) yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah..
Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu..
Kelak, ia tumbuh menjadi jajaran Ulama Hadits dan Imam Madzhab.
Ia tidak lain adalah
Imam Ahmad bin Hanbal (Rahimahullah)..
☆☆


Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..
Jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya .
Seperti Ummu Habibah (Rahimahallah)..
Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya..
Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya,
“Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaan-Mu..
Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu.. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya..
Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, aamiin!”..
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti mengenal nama besarnya:
Imam Syafi’i (Rahimahullah)..


Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..
Jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya 'Abdurrahman..
Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi Imam Masjidil Haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu..
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…”, katanya memotivasi sang anak..
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam Masjidil Haram…”,
Sang Ibu tak bosan-bosannya mengingatkan..
Hingga akhirnya 'Abdurrahman benar-benar menjadi Imam Masjidil Haram dan termasuk deretan Ulama berkelas dunia yang disegani..
Kita pasti sering mendengar Murattal-nya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama:
'Abdurrahman As-Sudais (Hafizhahullahu ta'ala)..


Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..
Jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses..
Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu .
Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu..
Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri.
Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor .
Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia..
Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999,
Dr. Ahmad Zewail (Hafizhahullahu ta'ala)..


Maa syaa'aAllaah..
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa min-dzuriyyatinaa Qurrata a'yun waj-'alnaa lil-Muttaqiinaa Imaamaa..
Read More
ENJOY YOUR LIFE AND FIND YOUR HAPPINESS

Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.
Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.
Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya.
Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari usa, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.
Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.

Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.
Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri... mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal.
"Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka."
"Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada."

Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia.
Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.
Yang kita perlukan adalah HATI yang BERSIH dan IKHLAS serta PIKIRAN yang JERNIH, maka kita bisa menciptakan rasa BAHAGIA itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun."

KEBAHAGiAAN itu milik "Orang-orang yang pandai BERSYUKUR".
"JIKA KAMU TIDAK MEMILIKI APA YANG KAMU SUKAI, MAKA SUKAILAH APA YG KAMU MILIKI SAAT INI..."

Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1437H.

*copaslhoini
Read More

PIKNIKLAH DAN RASAKAN BAHAGIANYA!!

Senin, 05 Oktober 2015


          Sejak belum menikah, aku sangat suka piknik atau bepergian ke tempat-tempat yang baru. Bagiku piknik adalah refreshing. Piknik akan membuat pikiran kita menjadi segar kembali, karena bisa sejenak keluar dari rutinitas keseharian dan juga beban pekerjaan. Untunglah akhirnya aku mendapatkan suami yang juga suka piknik. Klop deh! Setiap ada rejeki lebih, maka selalu kami pakai buat berlibur. 
Bergaya di depan Gedung Sate BAndung

Bahkan ketika anak kami setiap tahun bertambah dan semakin banyak (cuma empat padahal hehehe), piknik tetap jadi prioritas utama kami. Banyak teman-teman yang heran, aduuuhhh apa nggak ribet bawa anak empat jalan-jalan, gimana packingnya, gimana rewelnya, gimana handlenya, gimana repotnya dan masih banyak lagi pertanyaan mereka yang hanya kami jawab dengan tertawa, pikniklah dan rasakan sensasinya hahaha...
Jalan-jalan ke MONAS

Teman-teman yang sibuk heran dan sibuk bertanya tentang hobby piknik kami, pasti  tidak tahu betapa indahnya datang di sebuah kota baru yang lebih indah dari kota kita. Apalagi bila kotanya seperti kota Yogyakarta yang Malioboronya mempesona, yang Parangtritisnya damai dan asri, yang Taman Pintarnya mencengangkan anak-anak. Belum lagi bila kotanya seperti kota Bandung yang dinginnya justru menambah kehangatan dan kemesraan, yang kulinernya membuat ternganga, yang Cibaduyutnya, Cihampelasnya jadi surga belanja, yang Lembangnya begitu indah.. Mereka pasti tidak tahu..
Ikutan jadi host family pada program Kapal Pemuda 2014 (Ship for Southeast ASEAN Youth Program)
 Mereka juga tidak tahu betapa menyenangkannya bertemu banyak orang baru di kereta, di bus, atau di pesawat. Banyak hal membuat kita lebih sering bersyukur bila ternyata kita melihat sepenggal cerita kehidupan yang lebih menyedihkan dari kehidupan kita. Anak-anak juga mendapat banyak pelajaran berharga selama bepergian yang tentu tidak akan mereka dapatkan bila mereka di rumah saja. Kekompakan dan kebersamaan bisa terjalin dengan baik selama menempuh perjalanan. Tentu hal ini akan semakin mempererat rasa persaudaraan dan saling menyayangi diantara mereka.
Dua jagoanku, yang biasa berantem di rumah, jadi rukun kalau bepergian

Kebiasaan piknik keluarga kami sempat terganggu ketika suami saya mengalami stroke. Penyakit stroke yang menyerang suami saya membuat tubuh bagian kanannya nyaris lumpuh. Setelah therapy hampir setahun lamanya, akhirnya suami saya bisa berjalan lagi walaupun masih belum sempurna. Untuk mensyukuri perkembangan fisiknya yang semakin sehat, karena memang hobby kami piknik alias traveling maka kami kemudian memutuskan untuk pergi umroh. Tentu ini perjalanan rohani yang begitu berharga bagi kami. Inilah amazing piknik kami, piknik yang paling berkesan. Suamiku mampu melaksanakan semua prosesi ibadah seperti thowaf dan sa’i dengan lancar tanpa bantuan kursi roda. Semua yang kami alami di tanah suci sangat membahagiakan dan meninggalkan kesan yang teramat dalam. Banyak hikmah yang kami dapatkan selama perjalanan umroh ini. Suamiku yang sempat drop setelah terkena stroke, mulai bangkit lagi kepercayaan dirinya setelah pulang dari umroh. 
My Amazing Umroh, melihat suamiku sehat dan bisa berjalan sempurna , tak terperi bahagiaku.

Oya selama di tanah suci, kami selalu teringat anak-anak, karena biasanya kami selalu pergi bersama-sama dan ada saja tingkah mereka yang meramaikan suasana. Jadi ketika umroh, kami begitu merindukan mereka dan berharap segera bisa piknik bersama lagi. Alhamdulillah setelah umroh, kesehatan suamiku semakin membaik, sehingga kami bisa kembali melaksanakan tradisi jalan-jalan di waktu liburan. 
            Semangat suamiku untuk sembuh kudukung sepenuhnya, permintaannya untuk sering berjalan-jalan berusaha selalu kukabulkan. Apalagi ketika aku membaca sebuah artikel di www.yukpiknik.com aku baru tahu ternyata piknik bisa mengurangi resiko kematian seseorang. Sebuah studi yang melibatkan 12000 responden yang dilakukan di State University of New York menunjukkan bahwa mereka yang pergi berlibur dapat mengurangi kematian dini hingga 20 persen. Wow, sangat menakjubkan, bukan?
Menikmati Borobudur

            Kini walaupun agak sedikit repot, karena aku harus menghandle semuanya dalam setiap piknik keluarga kami, tetapi piknik tetap jalan terus. Aku menerapkan job description kepada anak-anakku, siapa yang memapah ayahnya, siapa yang membawa tasnya, siapa yang menggandeng si kecil hehehe.. 

Tetap menyenangkan walaupun barang-barangnya seabreg..

Alhamdulillah piknik kami so far so good, bahkan semakin membuat anak-anak ketagihan. Mereka mulai punya banyak permintaan, minta kesana minta kesitu hehehe oya salah satunya mereka pengen liburan ke Bogor, pengen ke Kebun Raya melihat bunga Raflesia Arnoldi, pengen berkunjung ke IPB melihat Institut Pertanian terbesar di Indonesia, pengen ke Istana Bogor dan banyak tempat lagi. Dan tentunya akan sangat indah bila bisa menginap di  Padjadjaran Suites Hotel yang ketika kita terbangun di pagi hari, ada pemandangan menawan sosok Gunung Salak dari balkon hotel.. Wah semoga bisa terkabul yaa impian anak-anakku ini.. Aamiin...
Sesekali aku piknik sendiri, me time itu juga penting lho hehehe

Last but not least, So bila hidup mulai jenuh, bila stress mulai datang karena beban berat pekerjaan, bila mulai susah tersenyum, bila pikiran tak lagi kreatif, bila produktifitas berkurang, ayooo segera ambil cutimu...segera packinglah, pikniklah dan nikmati bahagianya!! Trust me..

Tulisan ini diikutkan pada Lomba Blog "Piknik itu Penting"!!


Read More

MY FAMILY IS MY LIFE #BeraniLebih Kuat menjadi ibu

Kamis, 30 April 2015


          Dua tahun yang lalu, suamiku terkena serangan stroke yang kedua. Karena ini serangan kedua maka akibatnya lebih fatal dan lebih parah dibandingkan dengan serangan yang pertama. Suamiku sempat lumpuh ketika itu. Aku benar-benar shock dan terpukul menghadapi kenyataan ini. Tak sanggup rasanya menjalani kehidupan ini, dengan beban yang begitu teramat berat bagiku. Tetapi aku kemudian menyadari ada anak-anakku yang membutuhkan aku. Ada anak-anak yang menyadarkanku bahwa life must go on, bagaimanapun hancur leburnya diriku. Perlahan-lahan aku mulai bangkit dan menata ulang semuanya. Syukurlah setelah melalui pengobatan yang rutin akhirnya kini suamiku bisa berjalan normal lagi walaupun tubuh bagian kanannya mengalami penurunan fungsi. 
Maka sejak itulah aku harus menerima kenyataan bahwa kini semua sudah berubah. Aku harus berani lebih kuat mengganti kebiasaanku menggantungkan semua permasalahanku pada suamiku, aku harus mandiri dan berusaha menghandle semuanya. Tentulah sangat sulit, mengurus keempat orang anakku sekaligus menjadi tulang punggung keluarga. Belum lagi membangkitkan semangat hidup suamiku dan membuatnya menerima takdir bahwa kini dia tak lagi sempurna. Jangankan mencari nafkah, bahkan menolong dirinya saja, suamiku sudah tak sanggup.
         
Senyum bahagia suamiku lebih berharga dari piala apapun

 Akhirnya aku berusaha berani lebih kuat menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anakku. Sudah biasa bagiku kini kemana-mana sendiri, mengantar jemput anakku, mengantar suamiku berobat, memenuhi semua kebutuhan keluarga, ya aku lakukan semua demi anak-anak. Untunglah aku selama ini bekerja, jadi ketika suamiku sakit maka penghasilanku bisa bermanfaat buat keluargaku. Walaupun aku harus tetap pandai-pandai memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan, mulai dari berjualan sampai memberi tambahan pelajaran. Alhamdulillah Allah memudahkan semuanya, aku yakin itu juga tak lepas dari doa suamiku.
              Walaupun aku selalu berusaha berani lebih kuat menjadi ibu yang hebat tapi aku yakin bahwa semua pencapaian itu tak lepas dari doa-doa suamiku yang dipanjatkannya kepada Allah untuk kebaikanku dan keberhasilanku. Aku tidak pernah merasa hebat dan merasa sok mampu, aku tetap menganggapnya kepala keluarga, tetap menganggapnya sebagai imamku dibalik semua kekurangannya. Aku tetap selalu berusaha berani lebih kuat dan menikmati peranku saat ini, menjadi ibu sekaligus ayah buat anak-anakku. Dan  tetap bersyukur bahwa suamiku tetap selalu ada disampingku bagaimanapun kondisinya. Cukup bagiku ketika aku membuka mata, dia ada bersamaku, siap menemaniku berjuang mengantar anak-anak ke pintu gerbang keberhasilan mereka. Semoga aku selalu berani lebih kuat menjadi ibu buat anak-anakku dan menjadi istri yang membahagiakan buat suamiku. Amin.

FB : Triana Dewi
Twitter : @tdewianshory



Read More

BILA ISTRIMU SEORANG GURU, SIAPKAH ANDA MENGHADAPI INI SEMUA?

Sabtu, 20 September 2014

Bila istrimu Seorang Guru, siapkah anda menghadapi ini semua?
Ketika seseorang memilih untuk menginjakkan kaki di dunia pendidikan, maka dia telah menyerahkan sebagian besar hidupnya kepada masyarakat. Hanya sebagian kecil darinya yang dia ditinggalkan untuk keluarga, bahkan untuk dirinya sendiri. Waktunya akan lebih banyak dihabiskan untuk anak orang lain daripada untukmu sebagai suaminya atau anak-anaknya sendiri. Pikiran dan tenaganya akan tercurah kepada orang-orang lain yang mungkin tidak akan mengingatnya dalam setiap doa, tidak sepertimu atau orang tuanya yang selalu mendoakannya.
Tahukah anda, dia akan lebih sering berada di sekolah daripada di rumahnya sendiri. Itu bukan karena dia menyukai sekolah. Rumah baginya tetaplah tempat yang membayang di pelupuk matanya setiap detik dia berada di sekolah, karena sekolah adalah tempat yang penuh kerja keras. Jika anda bukan seorang tenaga pendidik, maka anda tidak akan pernah tahu seperti apa rasanya bergelut di sana.
Maka ketika dia terlihat dingin dan lelah, peluklah. Peluk sampai ke dalam lubuk hatinya. Karena anda mungkin tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, mungkin muridnya banyak yg remidi padahal dia sudah menerangkan berkali-kali, atau kepala sekolahnya baru saja memarahi dan menegurnya, atau ada muridnya yang membangkang sudah berhari-hari membolos, atau ada rekan kerjanya yang tidak bisa diajak bekerja sama, cuma bisa mencari muka dan rela menjatuhkan teman sendiri demi 24 jam syarat sertifikasi, atau mungkin nilai PKGnya jelek karena dia tidak mempersiapkan dengan baik dan masih banyak lagi masalah yang mungkin dihadapinya.  Dengarkan ceritanya dengan sabar. Jangan lupa ceritakan juga harimu padanya, ajaklah untuk berdiskusi, karena bagaimanapun anda lebih dia percaya daripada siapapun di dunia ini.
Bila anda menikahi seorang guru, jangan memiliki persepsi yang sama seperti kebanyakan orang, bahwa guru pasti kaya karena sekarang ada tunjangan sertifikasi. Sama seperti yang lain, dia akan merangkak dari bawah, harus mengajar berjam-jam dengan fasilitas seadanya, menghadapi murid yang banyak bengalnya daripada patuhnya, harus mengantarkan muridnya siap Ujian Nasional dan lulus dengan nilai sempurna, aih begitu berat bebannya. Tetaplah di sisinya, sama seperti dia yang selalu berusaha ada di sisimu.
Tetapi, sesibuk apapun dia mengurus muridnya, keluarga tetaplah menjadi prioritasnya. Dia akan menganggap dirinya sendiri sebagai guru privat buat anak-anaknya. Dia akan sangat kritis terhadap apapun mengenai anak-anaknya yang terkait dengan pendidikan. Apakah anak-anaknya sudah mendapat guru yang tepat, apakah sudah bersekolah di sekolah yang berkualitas hebat, apa anak-anaknya naik kelas dengan nilai sempurna, apakah guru anak-anaknya mumpuni dalam bidangnya?  Mungkin akan terdengar cerewet, tapi itu adalah bentuk perhatiannya terhadap anak-anaknya.
Seorang guru akan sangat perhatian kepada anak orang lain, tetapi kadang ada juga yang lupa terhadap anaknya sendiri. Maka tidak jarang kita sering mendengar ironi tentang seorang guru yang anaknya tidak diterima di universitas negeri manapun, yang anaknya harus tidak naik kelas, padahal dia sudah membuat orang lain bangga karena memiliki anak yang pintar, padahal dia sudah membuat anak orang lain berhasil dalam studynya, padahal dia sudah bekerja mencerdaskan kehidupan bangsa!  Dia akan mendengarkan keluhan anak orang lain tapi terkadang mengabaikan keluhan anaknya sendiri. Siklus makannya akan berantakan, begitu juga dengan waktu tidurnya. Maka jadilah satu-satunya yang memperhatikan dia. Ingatkan untuk makan dan shalatnya, atau jika tidak sama sibuknya, bawakan makanan saat dia harus lembur mengoreksi pekerjaan murid-muridnya atau mempersiapkan media pembelajaran untuk mengajarnya besok atau menganalisa butir soal ulangan hariannya atau mempersiapkan perangkat mengajarnya.  Kehadiranmu akan lebih menyenangkannya daripada makanan itu sendiri.
Bila istrimu seorang guru, sudah siapkah anda menghadapi ini semua?
Read More

(Wordless Wednesday) My Arul

Kamis, 03 April 2014


I would like to share about my son, Arul,  in my first Wordless Wednesday.

He is my fourth child (yang ke empat yang bontot yee..)

He likes reading, oh no, I mean he likes books ( secara dia belom bisa baca gituuu..)
Everytime I go to the bookstore, he is very happy (nggak ke bookstore aja sih, ke food court dia juga suka qiqiqi..}
He will take one book and I have to buy it for him  (kalau yg diambil buku mahal, nangissss gueeee...)




He likes playing game too..




He also  likes travelling

he likes going by train



he also likes going by car



by bike is okee

My Arul is a happy boy everywhere he is...




Read More

LIFE IS JUST WAITING FOR A RAINBOW

Minggu, 29 September 2013



Tulisan ini menjadi Juara II Lomba Resensi yang diadakan oleh Penulis buku Rainbow ini :

 

Pernahkah kalian bermimpi mendapatkan hal ajaib pada hari ulang tahun pernikahan kalian? Hal ajaib yang membahagiakan? Tapi siapa tahu takdir ke depan, satu detik ke depan saja. Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang bisa menduganya. Demikian juga Keisha dan Akna, mereka tidak pernah menduga akan mendapatkan kejutan ajaib dari Allah, sayangnya bukan kejutan yang membahagiakan tetapi kejutan yang begitu mengguncang dan memporak porandakan semua impian mereka.

Yang laris memang cuma Rainbow hehehe...


Sesungguhnya ketika membaca novel ini, saya amat terpana, penulis benar-benar bisa menggambarkan jalan cerita dan konfliknya dengan baik dan benar. Padahal penulis tidak pernah mengalaminya. Justru saya yang pernah mengalami semua itu. Ya seharusnya saya yang lebih pantas menulis novel ini hahaha *kaboorr...
Bisa ditebak, saya menangis membaca novel ini, tersedu sedan terus sampai selesai membacanya. Bukan karena saya memang cengeng, tetapi karena membaca novel ini bagaikan membaca buku harian saya saja huhuhu.. (padahal buku diary saya tetap aman di kamar, tidak pernah dipinjam dik eni hehehe..) Cerita dalam Rainbow ini nyaris sama persis dengan yang saya alami. 

Kalau Akna harus mengalami kecelakaan dan kehilangan salah satu kakinya, maka suami saya mengalami penurunan kemampuan fisik bagian tubuhnya yang sebelah kanan setelah mendapat serangan stroke yang kedua, jalannya tidak sempurna nyaris seperti orang cacat, walaupun tidak sampai cacat seperti Akna. Tetapi seperti juga Akna, maka suami saya juga mengalami depresi berat. Beliau kehilangan kepercayaan diri dan nyaris putus asa menghadapi hidup. Beliau sering bertanya Kenapa hidup bisa berubah seratus persen lebih sulit dan menyakitkan? Kenapa harus Beliau yang diberi cobaan ini? Di dalam novel ini juga digambarkan bagaimana Akna merasa minder dan terpuruk : Akna tidak siap bila maminya dan Keisha melihatnya tanpa kaki. Akna tidak mau mereka melihatnya tertatih-tatih dalam melakukan apapun. Akna tidak mau Keisha menyaksikan dia tampak begitu bodoh menggunakan kruk. Akna ingin merdeka dalam kelemahannya. 

Bagaimana Akna bisa menjadi sepayang sayap buat Keisha sang bidadari tanpa sayap? Jangankan mencari nafkah, menolong dirinya sendiri saja dia tak sanggup. Apalagi kariernya juga lenyap bersama kecelakaan itu. Maka yang ada hanyalah menyesali nasib, membenci takdir, mengutuk diri sendiri dan terpuruk dalam gua gelap yang dia buat sendiri! Pelariannya paling-paling hanyalah tidur karena tidur bagi Akna adalah lorong waktu teraman yang dimilikinya sekarang. Lalu pertanyaannya, Sampai Kapan? Sampai Kapan Akna begini?

Keisha yang seharusnya ada disamping Akna dan menolong mengembalikan kepercayaan diri Akna, ternyata justru bimbang dan bingung harus bersikap bagaimana. Walaupun Keisha tahu, Akna bagai jiwa baru terlahir, Keisha harus siap menghadapi perubahannya. Tetapi tak urung membuat Keisha bingung juga. Sikap Akna yang menolak kehadirannya, sama sekali tidak mau ditolong dan dibantu, selalu ingin menyendiri, membuat Keisha melarikan diri dengan kesibukannya, berharap apa yang dilakukannya dapat membantu mengembalikan perekenomian keluarga mereka yang sedang ambruk, Lalu Keisha berubah menjelma dari seorang bidadari tanpa sayap menjelma menjadi Dewi bertangan besi, apakah Keisha salah? 

Saya bisa memahami apa yang dirasakan Keisha, karena saya juga mengalaminya sendiri. Serba salah dan tidak tahu harus berbuat apa. Saya tidak meminta suami saya berterima kasih kepada saya karena saya sedang berusaha mati-matian menyelamatkan ekonomi keluarga kami, saya tidak meminta beliau memuja muja saya, cukuplah bagi saya beliau mendukung dan memberi support atas apa yang saya lakukan. Bukannya malah uring-uringan, mengurung diri, menyalahkan keadaan bahkan berubah menjadi monster yang menakutkan. Walaupun saya tidak mengalami pelecehan seperti yang dialami Keisha tetapi saya juga pernah menerima teriakan kasarnya, bogem mentahnya, amukan monsternya. Saya yang sudah tiga belas tahun menikah dengan beliau saja, kadang-kadang tidak kuat menjalani semua ini, apalagi Keisha yang baru satu tahun menikah? Wajar sekali kalau dia ingin lari dari semua kenyataan pahit itu dan memilih bercerai. Lagi-lagi saya terpukau, penulis dengan tepat menuliskan kegalauan hati Keisha. 

Yang berbeda antara saya dan Keisha adalah karena saya sudah dikaruniai anak-anak. Itulah mengapa mungkin saya lebih gigih memperjuangkan rumah tangga saya. Saya tidak mau rumah tangga saya hancur, saya tidak mau semua berantakan hanya karena cobaan ini. Saya akan memperjuangkannya mati-matian. Kalau Keisha memilih menghindar bila suaminya menjauh, maka saya tidak, saya justru menunggui suami saya sepanjang waktu, persetan dengan kuliah dan mengajar saya, saya ingin suami saya tahu bahwa saya selalu ada untuknya. Kalau suami tidak mau dibantu, maka saya akan tetap membantunya, saya akan tetap berdiri diluar kamar mandi menunggunya selesai mandi walaupun saya hanya akan mendapat lemparan handuk dan makiannya karena nekat menunggunya. Saya akan tetap menemaninya makan, membantu menyuapinya walaupun sering tangan saya ditepisnya dengan kasar. Saya tetap nekat memeluknya ketika tidur walaupun dia memunggungi saya sampai pagi. Saya tetap meneleponnya, mengiriminya sms setiap detik, walaupun tidak pernah dibalasnya. Saya tetap berusaha sampai akhirnya suami saya mengerti bahwa bagi saya hal terindah dalam hidup saya adalah dirinya, bahwa saya tetap akan menjadi istrinya dan tetap beliaulah satu-satunya dihati saya. Tidak ada yang berubah, tidak ada. Semuanya tetap sama seperti dulu. Semoga kami tetap pada tempatnya dan selalu saling mencintai.

Dan hidup sesungguhnya adalah menanti pelangi. Saya yakin itu. Saya percaya memang akan selalu ada pelangi setelah hujan, walaupun kadang hujan pun sering kehilangan haknya utk menampilkan pelangi. Tetapi kita harus berprasangka baik bukan kepada Allah? Bahwa cobaan adalah hadiah yang pastinya penuh hikmah. Kalau Keisha dan Akna akhirnya bisa mendapatkan pelanginya atas bantuan Romi dan Emi, memulai kesempatan kedua yang memang pastinya selalu ada, maka sesungguhnya saya sendiri sedang menunggu pelangi itu. Saya percaya tidak mungkin kita akan didera hujan terus menerus, pasti akan datang pelangi sesudahnya.

Sekali lagi kisah dalam novel ini benar-benar mencengangkan saya, karena dik Eni bisa menuliskannya dengan sempurna. Maklum, saya biasa membaca karya dik Eni yang kocak, seperti Sekretaris Dodol dan Kuntilanak Cemen, maka cukup kaget juga, membaca novelnya yang bagus dan bisa menguras air mata ini. Walaupun memang ada satu dua kata kocak dik Eni yang masih saja ada, yang kadang-kadang mengganggu rasa sedih yang sudah terlanjur muncul.

Satu hikmah lagi dalam novel ini yaitu tentang indahnya persahabatan, bahwa memang benar "A friend in need is a friend indeed". Digambarkan bagaimana hebatnya seorang sahabat bisa membantu menyelesaikan masalah sahabatnya. Seperti yang saya alami sendiri, itulah memang gunanya sahabat, yang akan selalu ada dalam setiap suka dan duka kita. Saya benar-benar bersyukur mempunyai sahabat-sahabat yang selalu ada bersama saya dalam situasi apapun. So, novel ini memang hebat, penggambaran konflik dan masalah yang berat bisa berakhir manis dan indah dengan penyelesaian yang menarik. Bagaimana akhirnya kedua sahabat itu membantu sahabat mereka yang sedang terpuruk keluar dari permasalahan mereka? Bagaimana gigihnya mereka sehingga rumah tangga Keisha dan Akna bisa terselamatkan? Selamat membaca dan mendapatkan hikmahnya. 

I will survive
I am gonna make it through
Just give me time
I will get over you
I will survive
No matter what you do
I will survive

Arul, si bungsu, yang membuat saya mampu bertahan untuk selalu menunggu Rainbow di kehidupan saya


Akhir kata, Saya sudah membaca ratusan buku, dan baru sekali ini saya membuat resensinya. Jadi Rainbow ini adalah resensi perdana saya. Semoga tidak mengecewakan. Spesial saya tulis sebagai hadiah ulang tahun buat penulisnya. Selamat Ulang tahun ya dik Eni, semoga umur panjangnya barokah dan karyanya semakin mendunia saja. 
Terima Kasih sudah selalu menjadi sahabat baikku. 

LAMONGAN, 29 September 2013 





Read More