"SEPEDA BERKERANJANG" (Mbak Emy in Memoriam)

Minggu, 04 September 2016



            Sepeda berkeranjang itu sudah  ada di tempat biasanya. Aku bergegas, berjingkat memasuki ruang pengajian. Dugaanku benar, pasti sudah dimulai. Senyum manis mbak Emy menyambutku. Sambil menjabat tanganku, Mbak Emy bertanya,” Nangdi sik? Koq telat?”senyumnya tak lepas dari wajahnya.
            “Biasa, Arul rewel mbak, minta beli es krim ” Aku memang tidak mungkin mengantar anakku pulang dulu, karena jarak rumah kami yang jauh. Jadi aku selalu mengajak Arul ke tempatku mengaji.
           Kesel arek iku, ngantuk paling” kata mbak Emy sambil meraih tangan Arul dan mengajaknya duduk disampingnya. “Bu Emy bisa bikin kodok, Arul mau tak buatkan?”
            “Kodok? Katak?” Tanya Arul.
            “Iyaaa katak, Arul mau katak?”
            “Bisa lompat?” Arul tampak antusias.
            “Yaa.... bisalah ” Jawab mbak Emy, tersenyum.
            Aku masih menyiapkan buku catatan pengajianku. Kulirik dengan ekor mataku, mbak Emy sibuk menyobek kertas, lalu melipatnya, sret... sret... sret... dengan cekatan. Arul tak berkedip menatap tangan mbak Emy yang sibuk melipat-lipat kertas menjadi sebuah katak. Dan tak sampai dua menit, jadilah katak yang bisa melompat-lompat. Arul memekik kegirangan, “Mau lagi Ammah, mau tiga!! Tiga katak, Ammah!”
            “Sstttt.... Arul yang pintar, ibu sedang ngaji, nggak boleh berisik, udah satu aja, nanti lagi, ayo sana main diluar” Aku tarik Arul agar menjauh.
        Wis jarno ben seneng” Mbak Emy dengan cekatan membuatkan dua katak lagi dan mengangsurkannya ke Arul. Arul tertawa senang dan membawa kataknya keluar. Arul sibuk bermain di luar sampai pengajianku selesai. Mbak Emy memang sering menyelamatkan acara ngajiku, sehingga anakku gak pernah rewel dan asyik bermain sendiri. Kadang dia membagikan permen, kadang membiarkan pulpennya dipinjam dan masih banyak lagi. “Jarno, pokoke areke meneng” begitu selalu jawabnya dan  tentu sambil tersenyum.
 

            Tapi Jum’at ini berbeda dengan Jumat- Jumat biasanya. Tidak ada lagi sepeda berkeranjang itu terparkir di tempat pengajianku. Basah mataku mengingat semuanya. Tidak ada lagi senyum manis dan sapa ramah Mbak Emy. Beliau sudah meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Allah memanggilnya tanggal 21 Agustus 2016 kemarin.  Begitu cepat. Aku sangat kehilangannya. Aku tahu ini pasti yang terbaik, aku juga tidak tega bila harus melihat mbak Emy mengerang menahan sakit setiap serangan penyakitnya itu datang. Tetapi aku benar-benar kehilangannya.
            Dokter mengatakan Mbak Emy menderita kanker otak stadium 4. Bulan Ramadhan kemarin dokter menyarankan untuk operasi, tetapi karena resiko paska operasi yang demikian besar, keluarganya memutuskan untuk tidak dioperasi saja. Seperti kita ketahui, melakukan operasi di otak ibarat mengambil jarum di dalam tahu, tidak mungkin tahu itu tetap utuh ketika kita mengeluarkan jarumnya. Ada syaraf lain yang beresiko terganggu seperti kelumpuhan atau kebutaan dll. Tetapi karena rasa sakit yang sudah tak tertahankan, maka pertengahan Agustus kemarin mbak Emy setuju untuk dioperasi. Sayangnya tindakan operasi belum sempat dilakukan, Allah lebih dahulu memanggilnya.
            Mbak Emy adalah sosok sederhana dan taat beribadah. Sudah beberapa tahun ini kami mengaji bersama. Setiap kali pergi ke tempat mengaji, mbak Emy selalu menaiki sepeda sendiri. Mengayuhnya di siang bolong karena pengajian itu dimulai pukul 14.00. Bisa dibayangkan betapa panas dan capeknya, apalagi jarak tempat mengaji dan rumahnya lumayan jauh, mungkin ada sekitar 4 kilometer. Hebatnya lagi mbak Emy selalu datang paling awal. Kami yang ke pengajian naik motor aja selalu kalah cepat kalau datang, bahkan teman yang rumahnya disamping tempat pengajianku pun masih sering kalah on time dengan mbak Emy.
            Tapi mbak Emy nggak pernah marah, rasa maklumnya sangat tinggi meihat kami yang selalu datang terlambat.Mbak Emy berpikir anak kami yang masih kecil-kecil itu yang membuat kami ribet untuk datang tepat waktu. Padahal kami saja yang kurang pandai mengatur waktu. Mbak Emy juga rajin tilawah, tiap awal Ramadhan ketika kami masih terbata-bata menyelesaikan satu jus kami, mbak Emy sudah tilawah sembilan jus. Dua hari sudah sembilan jus, saudara-saudara!! Bayangkan rajinnya!! Kalau aku memujinya, mbak Emy selalu mengelak dengan mengatakan bahwa dia di rumah saja sedangkan kami semua bekerja jadi waktu tilawah pasti terbatas. Padahal sebetulnya kami saja yang kurang bisa membagi waktu huhuhu...
             Mbak Emy juga rajin sekali mengikuti majelis ilmu, baik yang diadakan di Masjid Namira, di Masjid Sunan Derajat maupun di Sukodadi. Aku cuma tersenyum kecut kalau mbak Emy sharing tentang ibroh yang dia dapatkan di setiap tempat pengajian itu. Aku selalu sok sibuk tidak bisa datang. Lagi-lagi itu cuma alasanku saja karena tidak pandai-pandai mengatur waktu. Kuakui, semangat beribadah mbak Emy memang tiada duanya. 
             Hari ini tepat dua minggu Mbak Emy meninggalkan kami. Takkan aku jumpai lagi sepeda berkeranjang itu di tempat pengajianku. Tetapi walaupun begitu, semangat ibadah mbak Emy akan tetap menginspirasiku. Mbak Emy sayang, doa-doa terbaik terkirim untukmu. Semoga lapang kuburmu dan Allah menerima semua amal ibadahmu, Ammiinn... Terima kasih mbak Emy sudah selalu ada untukku. I will miss you...



pictures taken from anawalls.com and ruqayyah27.blogspot.com
           



Read More

FALSMANIA (Catatan kecil di ulang tahun Iwan Fals)

Sabtu, 03 September 2016

Selamat ulang tahun Iwan Fals!! Hari ini genap 55 tahun usia Bang Iwan, semoga kebahagiaan dan kesehatan selalu bersama Bang Iwan sekeluarga. Wish you all the best yaa Bang!! Amiinnn..
Ada poster ini di kamar saya dulu hahaha...

Bang Iwan, saya ini ngefans Abang sejak kecil, tepatnya sejak SMP dan semakin tergila-gila ketika duduk di bangku SMA. Saya koleksi kaset Bang Iwan semuanya. Pokoknya rela nggak jajan asal bisa beli kaset Iwan Fals. Saya ikuti semua berita tentang Bang Iwan di koran-koran dan televisi. Saya bikin klipping sampai tebal bangeettt hehehe. Bang Iwan tentu masih ingat, kebebasan pers belum seperti sekarang, bisa lihat Bang Iwan tampil di televisi itu seperti anugerah yang luar biasa. Boro-boro bisa nyanyi dengan bebas ya Bang? Yang ada justru berita  dicekal ketika tampil huhuhu…

Tetapi Bang Iwan memang hebat, lagu-lagu Bang Iwan kebanyakan selalu mengkritik Pemerintah, jadinya suka dicekal nggak boleh tampil deh.. Padahal justru lagu ciptaan Bang Iwan itu yang membuat saya suka dan ngefans banget. Lagunya ringan tetapi selalu pas dan mengena. Bisa ditebak deh, saya hafal semua lagu Iwan Fals. Saya juga koleksi kaset bang Iwan dengan group SWAMI maupun KANTATA TAKWA. Sampai-sampai adik-adik saya ikut-ikutan ngefans juga sama Bang Iwan. Mungkin gara-gara tiap hari ndengerin lagu-lagu Iwan Fals dan melihat poster-poster Abang yang bertebaran di dinding rumah saya hahaha... 
taken from pekanbaru.tribunnews.com


Bahkan ketika duluu masih sekolah, teman sekelas saya juga jadi suka sama Bang Iwan gara-gara provokasi saya. Ada juga kakak kelas saya sampai penasaran ingin ketemu saya, soalnya di bangku tempat duduk saya, ada tulisan DHE FALS hahaha… Kalau pagi kan kakak kelas saya yang menduduki bangku itu dan saya siangnya karena sekolah saya gedungnya terbatas sehingga saya masuk siang.

Saking susahnya lihat Bang Iwan tampil saya selalu bela-belain lihat konsernya deh. Kalau sekarang sih,tinggal buka you tube, mau cari lagu Bang Iwan yang mana juga gampang ya Bang? Dulu saya sampai bela-belain berangkat dari Madiun ke Jogjakarta hanya karena pengen lihat Bang Iwan tampil huhuhu Pernah juga lihat Abang tampil di Parkir Timur Senayan, pas kebetulan saya lagi pulang ke Jakarta, untungnya saya buru-buru pulang, karena setelah itu pertunjukan itu rusuh, banyak penonton marah. Huh, saya paling sebal dengan penonton norak seperti itu. Kenapa nggak jadi penonton yang santun? menikmati musik dengan indah? menyanyi bersama dengan tenang? Kalau berakhir rusuh kan nanti Bang Iwan bisa dicekal dan ijin tampil jadi susah? Bener-bener heran deh saya..

Saya mengikuti semua perkembangan Bang Iwan lho, saya juga shock ketika tahu Galang meninggal dan lalu Bang Iwan menghilang, nggak pernah muncul lagi. Dan saya ikut bahagia juga ketika Raya Lahir.. Oke Bang, yang pasti saya mau mengucapkan terima kasih banyak. Bang Iwan secara tak sengaja sudah “menemani” masa remaja saya, masa muda saya, walaupun Abang kenal juga kagak sama saya hehehe.. Setidaknya saya bisa menjadi generasi yang hebat, bisa menjadi muslimah yang handal karena ngefans sama bang Iwan. Lewat lagu-lagu Bang Iwan saya jadi tahu bagaimana menegakkan kebenaran, bagaimana berjuang untuk selalu jujur, bagaimana harus bertahan karena cobaan, bahkan bagaimana harus selalu setia pada pasangan, Bang Iwan benar-benar idola yang menginspirasi!

Sampaikan salam saya ke kak Yos yaa.. Bang Iwan tahu, saya semakin mantap berjilbab, ketika melihat kak Yos tampil dengan jilbabnya. Sampai ibu saya ketika itu mengatakan, untung saya ngefans ke Iwan Fals, banyak kebaikan yang saya dapatkan dan saya ikuti hehehe Sekali lagi terima kasih Bang Iwan, jangan bosan menyampaikan kebenaran yaa, saya akan selalu mendukung Bang Iwan. 

Tetap Ganteng (taken from poskotanews.com)

Oya sekarang anak saya mulai suka sama Bang Iwan mungkin karena selalu dengar lagu-lagu Bang Iwan di playlist saya hehehe.. Awalnya dia heran setiap kali saya bernyanyi, lho koq Ibu hafal semua lagu-lagu Iwan Fals?? tanyanya hahaha....belum tahu dia, kalau ibunya seorang Falsmania! Oke, sekali lagi selamat ulang tahun ya Bang, kalau tahun ini saya cuma bisa nulis di blog tentang Bang Iwan, semoga tahun depan saya bisa nulis buku tentang Bang Iwan deh hehehe Aamiiinn....

Bang, satu mimpi saya yang belum terwujud, saya ingin sekali ketemu langsung dengan Bang Iwan.. Kapan yaaa... hiks!

TAGS

Read More