Tips Buat Pasangan yang Belum Dikaruniai Momongan

Minggu, 18 Februari 2018




Impian sebagian besar pasangan yang telah menikah adalah mempunyai anak. Tetapi sayangnya tidak semuanya diberi momongan dengan segera. Penantian untuk hamil itu benar-benar saat-saat yang tidak menyenangkan. Apalagi harus menjawab pertanyaan dari teman-teman bahkan saudara-saudara sendiri yang kadang menuduh kita sengaja menunda kehamilan. Kadang-kadang jadi malas menghadiri acara-acara keluarga atau kumpul-kumpul dengan teman, karena harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan tentang momongan itu. Tentu ada rasa risih dan sedih apabila selalu diberi pertanyaan tentang buah hati. Belum lagi kalau pasangan yang lain datangnya sambil membawa si kecil yang lucu dan ngegemesin, adduuh sempurnaa deh sakitnyaaaa...
Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pasangan yang sedang menunggu kehamilan padahal udah menikah sejak jaman old huehehe:
1.     Tetap sabar dan semangat
Mempunyai anak itu adalah ibarat diberi rejeki. Dan kita tidak tahu kapan Yang Maha Kuasa berkenan memberikannya. Yang bisa kita lakukan adalah bersabar menanti, sampai Allah mengijinkan kita untuk hamil. Jangan lupa untuk selalu berprasangka baik kepada Allah. Pasti ada hikmahnya, pasti ada maksud Allah kenapa kita tak kunjung diberi kehamilan. Semoga dengan kesabaran kita dan prasangka baik kita, doa-doa kita lebih mudah dikabulkan.
2.     Tak Lelah Berdoa
Mungkin maksud Allah memberi kita cobaan ini adalah agar kita semakin dekat kepadaNya. Bisa jadi Allah belum percaya memberikan amanahNya, karena kita tidakk sungguh-sungguh meminta. Maka janganlah berputus asa dari Rahmat Allah. Langitkan doa setiap saat kepadaNya bahwa kita sudah sangat ingin mempunyai momongan. Bhawa kita pantas mendapatkan amanahNya. Semoga doa kita yang sungguh-sungguh ini segera dikabulkan.
3.      Bergaya hidup sehat
Banyak tips  agar kita cepat hamil, salah satunya adalah bergaya hidup sehat. Bagi para ibu-ibu mungkin harus membiasakan diri berolahraga agar badan selalu fit. Hidup sehat juga ditandai dengan makan-makanan yang sehat seperti makanan yang banyak mengandung protein, juga sayur-sayuran dan buah-buahan. Hindari merokok, minuman beralkohol juga minuman yang mengandung kafein. Dengan membiasakan hidup sehat, kemungkinan hamil juga semakin besar.Salah satu hal yang bisa dilakukan juga adalah dengan mengkonsumsi nutrisi atau vitamin yang bisa membantu meningkatkan kesuburan kita.

Salah satu supplement yang bisa membantu meningkatkan kesuburan agar cepat hamil

4.     Memeriksakan diri ke dokter
Jangan malu untuk konsultasi ke dokter apabila belum juga hamil setelah sekian lama menikah. Dokter akan membantu memberikan solusi bagaimana caranya agar kita cepat hamil. Bisa dengan memberikan vitamin atau nutrisi yang bisa membantu proses kehamilan. Lebih awal memeriksakan diri ke dokter, itu lebih baik, karena apabila ternyata ada penyakit atau kendala medis lainnya, maka bisa ditangani lebih cepat.
5.      Mengikuti Program Hamil
Apabila dokter sudah menyatakan organ reproduksi kita dan pasangan ternyata sehat dan tidak ada masalah, maka tidak ada salahnya kita mengikuti program hamil. Semua saran dan schedule sebaiknya ditaati, untuk mempermudah proses kehamilan.
6.     Bergabung dengan komunitas
Maraknya sosial media saat ini, akan memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang. Kita bisa mencari group atau komunitas tentang pasangan yang belum dikaruniai momongan juga. Dengan bergabung di komunitas tersebut, bertemu banyak orang yang senasib sama-sama belum punya anak, akan menimbulkan semangat tersendiri. Kita bisa saling sharing, saling berbagi tips dan terutama saling menguatkan, bahwa ternyata kita tidak sendiri. Ternyata ada banyak pasangan yang belum diberi momongan juga.

Semoga tips diatas bisa bermanfaat dan sekaligus menenangkan. Bila memang masih juga belum diberi amanah oleh Allah, maka yakinlah apapun itu pasti semua yang terbaik buat kita. Allah lebih tahu dan lebih paham yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Tetap semangat yaaa...

Read More

Aku mencintaimu Bang, lebih dari apapun!

Jumat, 16 Februari 2018

Ngeblog benar-benar bisa menambah penghasilan



"Lagi dimana, Uni?"
"Lagi ngliput acara ini, di Mall biasanya, ada apa?" Aku menjawab telepon adikku sambil berteriak-teriak karena bising suara musik di sekitarku. Aku sengaja memakai kata meliput untuk memudahkan menjelaskan pekerjaanku sebagai blogger kepada adikku.
"MasyaAllah, terus Bang Ari sama siapa?"
"Kan ada Mbak Wati dan anak-anak, kenapa memangnya? Bang Ari baik-baik saja koq!"
"Bukannya hari ini waktunya terapi?" Adikku bertanya lagi
"Iya, sudah selesai tadi terapinya lalu Uni langsung berangkat ke sini, ada apa Nay?" Aku menjelaskan dengan sedikit tidak sabar.
"Oya udah gapapa," tut tut tut.. Nay menutup telponnya.

Aku mengerti kekhawatiran Nay, rasa sayang terhadap Abangnya lah yang membuatnya terlalu khawatir. Sendainya Nay tahu, berapa banyak tawaran yang kutolak, tentu dia akan mengerti bahwa aku sudah sangat pilih-pilih dan selektif untuk mengambil jobku. Aku memilih job review yang bisa kulakukan di rumah saja, atau content placement yang hanya cukup publish product di blogku tanpa harus susah susah hadir di acaranya. Aku juga melihat brand yang mengadakan, kalau belum halal atau tidak sesuai dengan imageku, aku juga tidak akan mengambilnya. Aku tetap mengutamakan kesehatan Abangnya. Aku hanya datang meliput paling banyak dua kali dalam sebulan. Tetapi Nay tampaknya tetap keberatan.

Meliput launching produk seperti ini memang mewajibkan kita untuk hadir

Sudah tiga tahun ini Bang Ari terkena stroke, serangan stroke yang kedua ini membuatnya susah berjalan. Bang Ari juga terpaksa harus resign dari pekerjaannya. Akhirnya aku memutuskan untuk menekuni dunia blogger untuk menambah penghasilan. Bang Ari juga sangat mendukungku, justru dialah yang mendaftarkan blogku sehingga menjadi TLD. Tetapi tampaknya adiknya tidak begitu suka kalau aku terlalu aktif ngeblog. Kegiatan blogger yang mengharuskan aku sering keluar rumah membuat adikku benar-benar khawatir akan keadaan Abangnya semata wayang itu.

Setelah selesai acara, aku bergegas pulang. Terus terang telpon dari Nay tadi membuatku tak enak hati. Kalau sampai terjadi apa-apa pada kakaknya itu, pasti aku yang akan disalahkan. Seandainya Nay tahu, dia pasti akan mengerti soal keputusanku ini.
"Sudah di rumahkah?" Telpon Nay kembali berdering, untung aku sudah sampai di rumah.
"Sudahlah" jawabku singkat
"Maaf ya Uni, Nay tidak bermaksud melarang-larang Uni pergi, tetapi Nay khawatir keadaan Bang Ari kalau dia sendirian di rumah. Uni tahu kan maksud Nay?"
"Iyaaa, Uni pahamlah. Uni juga bisa mengatur waktu kan? Lagian Abangmu di rumah juga tidak sendirian, ada mbak Wati, ada anak-anak yang nemenin" Aku mencoba bersabar.
"Iya Uni, Nay tahu, maafkan Nay ya..." Suara Nay memelas di ujung sana.
"It's Okay, Uni juga minta maaf yaa, membuatmu jadi khawatir." aku ucapkan salam lalu kututup telponnya. Sudah sore waktunya aku menyiapkan masakan buat makan malam.
Acara bersama para  blogger selalu seru 


'Tanggal 30 minggu depan, Uni ikut meliput acara di Jam Gadangkah?", lagi-lagi Nay tahu saja jadwalku.
"Tentulah Sayang, ini acara besar, feenya juga besar lho. Itu brand ternama yang mengadakan, tidak semua blogger berkesempatan mengikutinya. Alhamdulillah Uni terpilih, Nay. Jadi Uni harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Mungkin Uni mau minta tolong Kang Ale supaya mengantar Bang Ari Terapi. Bagaimana?" Aku khawatir Nay tidak setuju dengan rencanaku.
"Kenapa tidak antar Abang dulu, baru Uni berangkat?" benar dugaanku Nay pasti keberatan
"Uni takut terlambat, apa kata Mbak Milda nanti kalau tahu Uni tidak tepat waktu, Uni tak nyamanlah kalau sampai ketinggalan, Nay" Aku sedikit jengkel.
"Memang Kang Ale tau prosedurnya, di bagian mana saja terapinya?" Tanya Nay lagi.
"Tahu Sayang, Uni sudah dua kali ini minta tolong Kang Ale dan dia bisa koq" Aku mencoba meyakinkan Nay.
"Baiklah, Uni" Nay menjawab singkat sambil menutup telponnya.
Aku tahu Nay tidak ikhlas sepertinya kalau aku berangkat. Tetapi bagaimana lagi, aku tidak mungkin membatalkan semuanya. Apalagi ini kesempatanku untuk branding. Tidak semua blogger berkesempatan menghadiri acara yang juga akan dihadiri Bapak Gubernur ini.

Acara yang kutunggu-tunggu tiba. Aku suidah mempersiapkan semuanya. Perasaanku tidak enak, entahlah. Rasanya aku ingin mengantar Bang Ari dulu baru berangkat. tetapi aku juga takut terlambat. Apalagi Mbak Milda sudah berpesan kepadaku untuk datang tepat waktu, karena ini acara besar. Akhirnya aku menunggu Kang Ale datang dulu, baruberangkat.

Berkah ngeblog

Acara baru separuh berjalan ketika ada telpon masuk. Kang Ale mengabarkan Bang Ari kondisinya lemas setelah terapi, mungkin kecapekan. Dokter menyarankan untuk rawat inap, takut nanti kalau pulang akan bertambah buruk kondisinya. Ya Allaaah aku langsung panik, walaupun Kang Ale memintaku untuk tetap tenang. Dia berjanji akan menghandle semuanya, tetapi aku tetap tidak bisa konsentrasi. Aku benar-benar galau, harus segera pulang atau tetap melanjutkan mengikuti acara ini. Aku harus berpikir cepat. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang, aku mengambil beberapa gambar penting dan tidak lupa berswafoto sebagai bukti bahwa aku sudah hadir disana. Press release yang kuterima sudah cukup membantuku menulis laporannya nanti. Setelah cukup mengambil datanya aku bergegas menuju rumah sakit.
Blogger kini sudah menjadi profesi 


Bang Ari tampak tertidur pulas ketika aku sampai di kamar rawat inapnya. Kang Ale telah menjaganya dengan baik. Aku mengucapkan terima kasih kepada Kang Ale dan membiarkan Kang Ale pulang. Kekhawatiranku hilang sudah melihat Bang Ari baik-baik saja. Sambil menunggu Bang Ari, aku mengunggah foto kegiatanku hari itu. Puluhan tweet dan beberapa foto di Instagram terkirim dengan sempurna sebagai tanda bahwa aku hadir di acara itu. Tulisanku di blog juga segera kuselesaikan berbekal press release yang kubawa. Semua sudah selesai kukerjakan ketika Bang Ari terjaga. 

"Bunda ada disini? Acaranya sudah selesai? belum kan? Bukannya Bunda bilang sampai sore?" Bang Ari keheranan melihatku sudah ada disampingnya.
"Sudah selesai tugasku. Kesehatan Abang lebih penting bagiku dari semua acara itu" Aku memeluknya dan meminta maaf karena tidak bisa mengantarnya terapi hari. Bang Ari tersenyum maklum dan mencium keningku.

Aku upload foto ini agar Nay tahu aku sudah di rumah sakit


Tetiba handphone Bang Ari berdering,
"Abang gimana kondisinya? Abang baik-baik saja kan? Ini Nay udah otw Bang, bentar lagi sampai rumah sakit. Memang Uni keterlaluan lebih mementingkan acara itu daripada mengantar Abang. Ini Nay lihat instagramnya, malah sibuk upload foto kegiatannya, bukannya cepetan ke rumah sakit," Cerocos Nay di seberang. Aku melarang Bang Ari untuk  mengatakan kepada Nay bahwa aku sudah di rumah sakit. Bang Ari hanya berkata iya lalu menutup telpon Nay.

Bergegas aku memotret Bang Ari dengan segala selang di wajahnya dan mengunggahnya di Instagram lalu kutulis captionnya Aku mencintaimu lebih dari apapun,GWS ya Bang! Aku berharap Nay melihat dan membacanya, supaya dia tahu aku sudah berada di Rumah Sakit.

Baru saja kututup handphoneku, ketika Nay menghambur di pelukanku. Tangisannya di bahuku sudah cukup mewakili permintaan maafnya. Semoga mulai saat ini Nay tahu, Abangnya tetaplah prioritasku nomer satu, tetapi ngeblog juga tak mungkin kutinggalkan.


THE END


We are bloggers and we are proud of it 

Tulisan ini diikutkan dalam Lomba :

Banner lomba dalam rangka #Miladflp21







 

Read More

Aku, Cikal Bakal FLP Tuban Dan Penculikan Mbak Sinta

Kamis, 15 Februari 2018


Aku di Munas FLP di Bandung


           “Jadi besok kita harus menculik Beliau?” Mbak Henny, ketua FLPku bertanya dengan cemas.
“Iya mbak, sudah tidak ada cara lain. Besok saat yang tepat untuk menculik Beliau. Mbak Henny nggak usah khawatir. Doakan semua berjalan lancar sesuai rencana,”  Aku menutup handphone dan bernafas lega.
Sama sekali tidak kusangka harus begini skenarionya. Tetapi sudahlah, yang penting semua bisa berjalan sesuai rencana. Mbak Heny, ketua FLPku benar-benar heran dengan rencanaku. Aku bilang kalau tidak dipaksakan maka akan tertunda lagi semuanya. Jadi kami memang harus memaksimalkan kesempatan yang ada, walaupun terpaksa harus melakukan penculikan itu. Malam itu aku memastikan semuanya beres, agar besok rencana kami bisa berjalan mulus.
Pagi tiba, aku kembali memeriksa semua persiapan untuk keperluan acara hari ini. Mobil buat mengantar kami, gedung buat pelaksanaan kegiatan kami, tim pasukan FLP Tuban dan Tim pasukan FLP Lamongan. Semua sudah beres. Tinggal melaksanakan eksekusi sesuai rencana. Dadaku berdebar-debar membayangkan bahwa hari ini kami akan menorehkan sebuah sejarah baru. Waalupun dengan dihiasi drama penculikan itu.

        Semua berawal dari pertemuanku dengan Pak Masruhin di Kampus Unversitas Islam Lamongan. UNISLA sebagai ranting dari FLP Lamongan memang memberikan tempat gratis bagi kami bila kami mengadakan acara kepenulisan. Ketika itu FLP memang mempunyai kegiatan Sekolah Menulis yang acaranya diadakan di kampus tersebut setiap dua minggu sekali.

      Pada saat kegiatan itu selain ada pemberian materi dari para mentor, kami juga membuka perpustakaan, dimana para peserta Sekolah Menulis bisa meminjam buku untuk dibawa pulang dan dikembalikan pada pertemuan berikutnya.  Bisa dibayangkan betapa ramainya kegiatan kami, belum lagi bila para pengurus FLP Lamongan itu juga membawa putra putri mereka. Di dalam kelas terlihat para peserta asyik mendengarkan materi, diluar kelas, perpustakaan juga ramai dikunjungi, padahal buku-bukunya hanya kami tata di meja saja, tetapi antusias mahasiswa UNISLA sendiri juga sangat bagus. Jadi kegiatan kami sangatlah semarak.


   Hal itu rupanya menarik perhatian pak Masruhin, yang waktu itu sedang kuliah mengambil Master yang kebetulan kampusnya memakai tempat di UNISLA juga. Beliau heran dan bertanya-tanya kegiatan apa gerangan yang sedang kami laksanakan. Akhirnya dengan senang hati aku menceritakan bahwa kami adalah anggota Forum Lingkar Pena yang mempunyai kegiatan Sekolah Menulis. Tak disangka ternyata pak Masruhin sangat tertarik dan ingin mengadakan kegiatan serupa di kotanya di Tuban. Tentu saja aku menyambut dengan antusias keinginan itu. Kebetulan di Tuban memang belum ada cabang FLPnya.

   Aku kemudian menghubungi Mas Adam Muhammad yang ketika itu menjabat sebagai Ketua FLP Jawa Timur. Beliau memberi arahan bagaimana prosedur membentuk sebuah cabang FLP di suatu kota, bahwa sebelumnya harus ada sebuah komunitas menulis dulu yang cukup anggotanya dan juga sudah melaksanakan beberapa kali kegiatan. Akhirnya aku menyampaikan semuanya kepada Pak Masruhin, agar dapat segera dipersiapkan sebaik mungkin.


      Dan di suatu sore yang cerah, aku diundang untuk datang ke Tuban untuk menggagas berdirinya komunitas itu. Aku benar-benar terharu, Pak Masruhin dan teman-teman di Tuban bergerak dengan cepat agar FLP cabang Tuban dapat segera didirikan. Rasanya bahagia berkumpul dengan orang-orang yang mempunyai passion yang sama. Akhirnya hari itu kami sepakat membentuk kepengurusan komunitas yang baru itu, yang kemudian diberi nama SEMUT yaitu Komunitas Sekolah Menulis Tuban.

Aku meresmikan SEMUT


        Aku diberi amanah oleh Ketua FLP Lamongan untuk membuka peresmian komunitas ini. Tak kuasa rasanya aku menahan tangis haru ketika harus meresmikannya. Ya Allah atas segala Karunia dan RahmatMulah komunitas ini benar-benar bisa diresmikan. Dengan diketuai oleh dik Azizah, hari itu SEMUT resmi mewarnai dunia Literasi Tuban. Hari itu juga sekaligus adalah pelaksanaan perdana kegiatan  Sekolah Menulis di Komunitas SEMUT ini. FLP Lamongan berjanji akan mengawal kegiatan Sekolah Menulis ini. Kami membuatkan buku panduan yang berisi jadwal kegiatan, nama pembicara dan sekaligus materinya.

Peresmian FLP Tuban bersama mbak Sinta

      Saat -saat itu adalah saat yang membahagiakan bagi kami. FLP Lamongan seperti punya gawe besar setiap minggunya, karena kami mengelola tiga sekolah menulis ketika itu. Kami juga sering mengajak saudara baru kami, para pengurus SEMUT untuk menghadiri acara-acara FLP. Salah satunya adalah peringatan MILAD FLP di Surabaya yang dihadiri oleh Pendiri FLP, Mbak Helvy Tiana Rosa. Tentu itu memberi nuansa yang indah dan semangat baru bagi kami karena kami bertemu banyak saudara seperjuangan sesama anggota FLP. Dengan menghadiri acara-acara itu, ghirohnya benar-benar kami rasakan. Kami seperti ingin menjadi manusia yang berbakti, berkarya dan berarti bagi FLP ini. Selalu saja masih menetes air mata ini bila mengingat betapa indahnya saat itu.

      Dan setelah lima bulan komunitas SEMUT ini berdiri dan berjalan lancar, akhirnya kami mulai mengajukan agar FLP Tuban segera dibentuk. Kami mengajukan proposal ke FLP Jawa Timur agar disetujui. Berkali-kali menyusun acara peresmian, selalu terbentur jadwalnya, karena kami ingin peresmian ini dihadiri oleh Mbak Sinta Yudisia yang ketika itu adalah Ketua Umum FLP Pusat. Pucuk dicinta ulam tiba, hari itu salah satu pengurus BPP FLP Pusat, yaitu Gus Awy yang kebetulan tinggal di Lamongan akan mengadakan pernikahan. Gus Awy yang baru saja pulang dari Madinah tentu amat sangatlah dirindukan oleh teman-teman FLP, maka pernikahannya pasti dihadiri oleh banyak teman-teman FLP. Tentu saja kami tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, kami akan menculik mbak Sinta dari pesta pernikahan itu untuk berkenan meresmikan berdirinya FLP Tuban.

Penyerahan secara simbolis SK Berdirinya FLP Tuban Kepada Pak Masruhin

    Jadi jangan membayangkan peristiwa penculikan yang menyeramkan yaaaa... Dan Mbak Sinta juga tidak perlu diculik koq, karena beliau memang berkenan hadir untuk meresmikan berdirinya FLP Tuban. Alhamdulillah semua dapat berjalan lancar. Eh, jangan membayangkan kami mengadakan kegiatan peresmian ini di sebuah gedung yang megah lhooo. tahukah anda, kami mengadakannya di PUSKESMAS hehehe.. Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada FLP Tuban kenapa kami terpaksa memlih tempat itu, terus terang kami memang bingung mencarikan tempat yang mudah dijangkau yang tidak jauh dari kediaman Gus Awy. Apalagi kebetulan Gus Awy tinggal di daerah yang jauh dari kota, jadi kami kesulitan untuk mencari gedung yang memadai. Tetapi walaupun di Puskesmas, acara peresmiannya berjalan lancar dan tetap membahagiakan, apalagi cita-cita kami untuk diresmikan langsung oleh Mbak Sinta dapat diwujudkan.
Spanduk yang ketinggalan lupa tidak dibawa di acara  peresmian itu hiks

            Begitulah, hari itu, setelah menghadiri acara pernikahan Gus Awy, mbak Sinta menyempatkan untuk hadir meresmikan FLP Tuban. Tempat yang tidak jauh dari kediaman Gus Awy membuat mbak Sinta tidak perlu sulit-sulit menemukan tempatnya, walaupun sebetulnya mbak Sinta sempat nyasar juga hiks.. Ketika gelisah menunggu mbak Sinta tak juga datang, seorang teman berkata, pokoknya mbak Sinta harus diculik biar bisa tetap hadir. Dan semua sepakat, akulah yang harus menculik mbak Sinta di kediaman Gus Awy sesuai skenario kami semalam. Takutnya acara tasyakuran pernikahan Gus Awy yang membahagiakan itu akan membuat mbak Sinta kesulitan untuk datang karena terjebak acaranya. Tetapi alhamdulillah kekhawatiran kami tidak terbukti dan ternyata mbak Sinta bisa datang dan meresmikan berdirinya FLP Tuban. Tak terperikan rasa bahagia kami, sambutan mbak Sinta yang bersemangat membuat kami bertekad untuk membesarkan FLP ini dengan segala cinta dan ikhlas kami.

FLP Lamongan dan FLP Tuban yang kompak


              Hari itu tanggal 23 Agustus 2014, FLP Tuban resmi berdiri. Acara yang meriah di sebuah Puskesmas sederhana di pelosok desa terpencil di Lamongan, menjadi saksi janji suci kami untuk senantiasa menggiatkan literasi di negeri ini. Kini sudah hampir empat tahun FLP Tuban berdiri. Aku menitikkan air mata haru ketika mengetahui FLP Tuban mengadakan Musyawarah cabang mereka awal februari kemarin. Sayangnya aku tidak berkesempatan untuk hadir. Aku tetap aktif di FLP Lamongan hingga kini. Bagiku FLP adalah hidupku, aku akan selalu ada untuknya. Aku siap berbakti, berkarya dan berarti untukmu. Selamat Milad FLPku, semoga selalu menjadi organisasi penulis yang senantiasa santun dan berkeadaban!

Aku dan Ketua Umum FLP yang selalu kubangggakan





Read More

BUKAN CRITICAL ELEVENNYA IKA NATASSA

Kamis, 25 Januari 2018


Naik pesawat bukan Lagi hal yang mewah

Bepergian menggunakan pesawat, kini bukan lagi hal yang mewah. Banyak orang telah merasakan bagaimana nyamannya naik pesawat. Selain menghemat waktu, kini tiket pesawat juga tidak begitu mahal. Coba bandingkan apabila kita bepergian dengan naik kereta atau naik kapal, bisa membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan bisa sampai berhari-hari.

Ketika naik pesawat maka kita akan dilayani oleh mbak-mbak cantik dan mas-mas ganteng. Mereka adalah para pramugari dan pramugara. Tugas mereka biasanya menjelaskan bagaimana memakai sabuk pengaman, bagaimana memakai pelampung, dimana masker oksigen dan letak pintu darurat. Mereka akan memperagakannya sebelum pesawat tinggal landas. Biasanya setiap penumpang akan dilayani seolah-olah itu adalah penerbangan pertama mereka. Bagi yang sudah berkali-kali naik pesawat, tidak boleh bosan ya melihat peragaan mereka hehehe....
Arul Selalu suka terbang

Kadang-kadang para pramugari dan pramugara itu juga sering memerintahkan kita untuk melakukan ini dan melakukan itu yang sering tidak kita pahami maksudnya. Beberapa hal yang sering diperintahkan sebelum pesawat tinggal landas maupun landing adalah menegakkan sandaran kursi, membuka penutup jendela, menutup meja (tray table) dan bagi yang duduk di deretan depan, tidak boleh meletakkan tas dan lain-lain di depan kursi.
Penutup jendela harus dibuka


Perlu diketahui, bahwa 90% kecelakaan pesawat biasanya terjadi saat take off dan landing. Yaitu kira-kira di menit ke delapan setelah take-off dan tiga menit sebelum landing. Sehingga sering kita dengar istilah Critical Eleven. Bukan Critical Eleven novelnya Ika Natassa lho yaa hahaha... 

Dan disaat itu terjadi, penumpang hanya punya waktu 90 detik untuk keluar dari pesawat. Kalau tidak keluar, penumpang terancam meninggal karena berbagai hal, seperti : smoke inhalation atau kekurangan oxygen, dan pesawat sinking incase of ditching (water landing).
Tegakkan sandaran kursi

Satu emergency exit di cabin, didesain hanya untuk mengevakuasi sekitar 65 orang. Bayangkan dalam waktu  satu setengah menit itu, bila kita terjebak, kita akan kesulitan untuk keluar dari kursi, padahal menegakkannya apalagi disaat panik, bisa menghabiskan waktu 10 detik sendiri. Bukankah disaat evakuasi, 1 detik itu sudah masalah hidup dan mati? sangat berharga sekali. Oleh karena itu, biasakan untuk menegur penumpang didepan kita apabila dia tidak menegakkan sandaran kursinya.  Karena bila ada emergency landing, yang bakalan terkena dampaknya adalah orang yang duduk dibelakangnya. Kalau sudah terjebak (trapped) dan tidak bisa keluar dari kursi, apalah daya kita, belum tentu juga yang duduk di depan kita mau menegakkan sandaran kursinya, alih-alih membantu dia pasti akan lari keluar secepat mungkin menyelamatkan dirinya sendiri.

Tidak hanya itu, dalam penerbangan di malam hari, mengapa lampu kabin juga pasti selalu diredupkan? Alasannya sama, karena dalam waktu 90 detik semua penumpang harus keluar maka kita tidak boleh membuang waktu percuma. Disaat mata terbiasa melihat terang kemudian lampu mati, pasti butuh beberapa waktu supaya mata bisa adaptasi dengan pencahayaan yg gelap...maka dari itu lampu sengaja diredupkan supaya mata tidak perlu beradaptasi lagi disaat ada emergency landing.
Ruangan di kabin harus gelap


Sekarang penjelasan mengenai penutup jendela kabin yang harus dibuka. Pada training pilot dan pramugari ada kelas yg namanya "CRMC" yaitu kelas tentang komunikasi. Biasanya 70% lebih kecelakaan pesawat terjadi karena kurang komunikasi, mungkin antara pramugari, pilot maupun penumpang. Padahal dalam penerbangan kita harus menggunakan semua info yg ada , termasuk dari penumpang sekalipun. Kaca dibuka tujuannya adalah supaya penumpang bisa melihat keadaan di luar. Contoh bila ada kebakaran di sayap, kapten pilot tentu tidak bisa melihat, pramugari juga pasti tidak melihat, mungkin justru penumpanglah yg bisa melihat dan langsung bisa memberitahu para crew supaya bisa secepat mungkin dilakukan evakuasi. Atau kalau di negara Eropa , kadang sayap pesawat beku karena ada es, maka diharapkan penumpang bisa melihatnya dan kemudian melaporkan kepada crew supaya bisa melakukan perbaikan sebelum terbang. Itulah megapa penutup jendela harus selalu dibuka.

So, kesimpulannya,  dengerin apa kata mbak pramugari atau mas pramugaranya yaaa... karena kalau terjadi accident, yg bakal terkena akibatnya adalah kita sendiri. Oke have a nice flight yaaaa!!


*data tulisan ini diperoleh dari berbagai sumber
Read More

WITHOUT YOU

Rabu, 24 Januari 2018





Detak waktu seakan enggan tuk bertambah
Menemani gelisahku di malam ini
Benarkah Tuhan, dia kini telah pergi

Remuk sudah harapan yang telah tersisa
Engkau titipkan airmata dalam duka
Benarkah Tuhan, dia kini telah pergi

Rabbanaaaa...
Malaikatku kini telah Engkau ajak pergi
Menemuimu dengan cinta dalam hati
Rabbanaaaa...
Malaikatku kini telah Engkau ajak pergi
Rabbanaaaa....


Ampuni khilafnya
Sayangi jiwanya
Tempatkanlah ia di surga
 (RABBANA by Indah Nevertari)

Mendengarkan lagu itu benar-benar menyayat hatiku. Tujuh bulan sudah kau tinggalkan aku. Rasanya tak percaya. Kini aku harus sendiri. Rasanya tak rela, Allah memanggilmu sedemikian cepatnya...

Masih sering terlintas tanyaku, kenapa Allah tidak mengijinkanmu melihat anak-anak tumbuh besar? Kenapa Allah tidak mengijinkanku menua bersamamu? Kenapa Allah tak membiarkanmu menemaniku? Kenapa?

Seandainya saja ada dirimu, semua pasti tidak sedemikian sulit begini... Anak-anak semakin bertambah besar dan seperti biasa aku kesulitan mengatur mereka, karena biasanya aku cukup minta tolong padamu dan kau akan selesaikan semuanya..

Seandainya ada dirimu, semua pasti tidak akan sedemikian sedih begini... Anak-anak beberapa kali sakit dan merindukanmu, aku tahu mereka menangis dalam diam, mengharapkanmu ada dan menemani mereka, walaupun semua tak terucap tapi aku merasakannya..

Seandainya ada dirimu, astaghfirullah aku menulis ini tidak sedang menggugat takdir, tapi kenapa masih sulit menerimanya, padahal sudah tujuh bulan berlalu...

Aku merindukanmu Mas, pada indah dan pahit yang kita jalani
Aku merindukanmu Mas, pada susah senang yang telah kita lewati
Aku merindukanmu Mas, pada tawa dan airmata yang telah kita lalui
Ahhh seandainya kau tau Mas, Aku sangat merindukanmu...

Aku tahu, waktu akan menyembuhkan semuanya...
Tapi apa waktu bisa menjamin, aku akan bisa tegar tanpamu?
Aku tahu, waktu akan membantuku melalui semuanya
Tapi apa waktu bisa menjamin, aku tetap berjalan tegak seperti dulu?

Hanya ikhlasku-lah yang membuat segalanya akan baik-baik saja
Hanya sabarku-lah yang membuat segalanya akan indah-indah saja
Kini, biarlah aku menikmatinya..
Ada empat cinta kita yang membuat segalanya tetap berwarna...

Akan kuingatkan mereka untuk selalu mengirimkan doanya untukmu
Akan kuajari mereka mencintaimu selalu
Akan kutemani mereka menjemput impiannya
Dan akan kuyakinkan kepada mereka bahwa cintamu akan tetap ada

Allaahummaghfirlahu warhamhu wa'afihii wa'fuanhu...


I miss you, mas Isa
You know I will be fine
#sevenmonthswithoutyou











Read More