Ketika sedang scroll facebook, tak sengaja menemukan konten yang menyayat hati. Dalam konten itu digambarkan ada sepasang suami istri sedang sibuk membuat bumbu untuk membakar sate. Nyaris tengah hari ketika bumbunya selesai tetapi ternyata dagingnya tak kunjung datang. Ceritanya mereka sudah mempersiapkan bumbunya dulu, nanti kalau dagingnya datang tinggal eksekusi deh. Sayangnya hingga datang waktu maghrib daging kurban yang ditunggu-tunggu tetap tidak datang. Betapa kecewanya mereka.
Sedih sekali melihat konten itu, walaupun hanya konten tetapi jika hal tersebut benar-benar dialami oleh tetangga kita betapa mirisnya. Jangan sampai kita tidur karena kekenyangan sedangkan tetangga kita secuilpun tak bisa menikmati daging kurban.
Itulah mengapa ketika melihat jargon Dompet Dhuafa yaitu Tebar Hewan Kurban ke pelosok negeri, hati ini rasanya lega, maknyesss... alhamdulillah dengan adanya program ini tentu bisa membantu masyarakat yang tinggal di pelosok dan kurang mampu untuk bisa mendapatkan daging kurban.
Sesuai data dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), pusat kota seperti DKI Jakarta mengalami surplus daging kurban mencapai angka 9.905 Ton pada 2024 lalu. Begitu pula kondisi di Jawa Barat seperti Bandung, Cimahi, Sumedang yang surplus mencapai 6.355 Ton serta Sleman dan Bantul di DI Yogyakarta yang mencapai 4.957 Ton. Padahal di daerah lain terutama daerah 3T banyak yang tidak bisa merasakan lezatnya daging kurban. Program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa ini memang sangatlah bermanfaat.
#KURBANSENGARUHITU
Beberapa waktu yang lalu #Kurbansengaruhitu menjadi trending topik di platform twitter atau yang kini dikenal sebagai X. Orang mungkin jarang yang menyadari bahwa pengaruh berkurban itu sangatlah tinggi.
Berkurban itu nggak cuma soal ibadah lho, yaitu ibadah di hari raya idul adha, bukan hnya itu. Berkurban juga bisa meringankan beban saudara kita yang tinggal di pelosok, juga menghidupkan ekonomi peternak lokal dan menjadi bukti bahwa kita saling mengasihi dan tolong menolong di hari raya.
Dilansir dari Sindonews.com, Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) periode 2019-2024, pernah menyatakan bahwa dampak ekonomi dari kegiatan berkurban di Idul adha pada tahun 2024 bisa mencapai lebih dari Rp200 triliun. Hal ini menunjukkan betapa besar kontribusi kegiatan kurban ini terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Ternyata kurban sengaruh itu ya, kurban kita bisa sampai ke desa-desa terpencil dimana makan daging termasuk hal yang sangat mewah. Kita tidak hanya mendapatkan pahala tapi juga senyum bahagia dari pelosok negeri dari mereka yang bisa merasakan daging kurban. Nah tunggu apalagi, ayo berkurban di Dompet Dhuafa, tinggal klik aja dompetdhuafa.org Nggak usah repot-repot cukup dari rumah saja koq..
Posting Komentar
Tengkyu udah blog walking here and nyempetin comment yaa...
Hakuna Matata
@trianadewi_td