Pagi
menjelang siang aku memasuki Artotel TS Suite Surabaya dengan rasa penasaran.
Tak sabar rasanya bertemu langsung dengan Kartika Soeminar. Beliau adalah narasumber
yang akan berkisah tentang pengalamannya menjadi survivor setelah selama 23
tahun harus menderita karena hidup bersama seorang yang NPD.
Aku
selalu takjub kepada mereka yang berani speak up tentang masalah mereka.
Walaupun aku yakin sebetulnya berani speak up itu juga proses healing itu
sendiri.
Begitu
memasuki Asset Room di Ground Floor aku langsung terpesona karena disambut
dengan video penampilan Kartika Soeminar yang sedang bernyanyi. Lagu yang
dinyanyikan sedih menyayat hati tapi penuh dengan pesan optimisme. Aku berpikir
wanita sekeren ini koq bisanya menjalani kehidupan yang menyedihkan selama 23
tahun.
Ketika
akhirnya acara dimulai, Kartika Soeminar duduk di depan bersama Psikolog Dra.
Probowatie Tjondroegoro, M.Si untuk mulai sharing session tentang kampanye Break The
Silence BrokenbutUnbroken ini.
Dari
sharing ini akhirnya aku paham bahwa penderita NPD itu tidak bisa sembuh. Tak ada obat yang bisa menyembuhkan
penyakit ini. Karena penderita tidak pernah menyadari bahwa mereka mengidap
NPD.
NPD atau Narcissistic Personality Disorder adalah
level narsistik yang kelewat batas, perlu jurus jitu untuk menghadapi mereka. Sedihnya
lagi banyak korban yang tidak paham bahwa mereka sedang hidup bersama
orang dengan NPD.
Orang
yang menderita NPD biasanya karena pola asuh yang salah. Mereka terlalu sering
dipuja sehingga akhirnya merasa Superior dan harus dipatuhi. Mereka menjadi
haus akan pujian dan selalu butuh pengakuan dari orang lain bahwa mereka hebat.
Satu
hal yang bisa diambil hikmahnya bahwa Kartika yang hidup bersama suaminya
selama 23 tahun itu tidak pernah mengalami KDRT berupa pukulan atau siksaan
secara fisik. Tetapi dia justru mengalami KDRT secara serangan mental atau
mental abuse berupa tekanan dianggap yang bersalah, dianggap penyebab semuanya.
Sehingga Kartika menjadi down dan tidak percaya diri.
Tetapi mental abuse itu justru lebih mengerikan dibanding KDRT secara fisik, Kartika
sampai harus mengalami depresi kronis karena mendapat perlakuan abusive tersebut.
Alhamdulillah Kartika berhasil melepaskan diri dan akhirnya mengadakan kampanye
agar tidak ada lagi orang yang mengalami hal tersebut.
Kartika
juga menjaga agar sifat buruk pasangannya itu tidak menurun kepada anaknya.
Jadi kita harus berusaha mendidik anak-anak kita dengan baik. Kartika aktif
menyuarakan keresahan tentang NPD ini melalui kampanye bertagar Broken but
Unbroken bersama Kumpulan Emak Blogger (KEB). Surabaya merupakan kota ke enam
yang dikunjungi Kartika.
Kartika
ingin mengedukasi masyarakat terutama perempuan tentang pentingnya memahami
gangguan NPD serta cara menghadapinya. Bahkan beliau sedang menulis buku tentang
NPD ini.
Dalam
kesempatan kali ini psikolog senior, Dra. Probowatie Tjondroegoro, M.Si menyampaikan
bahwa NPD memang berbeda dengan narsis pada umumnya. Narsis yang sehat masih
mampu menunjukkan kepedulian sosial dan empati yaitu menunjukkan minat yang
tulus terhadap gagasan dan perasaan orang lain.
Sementara
pengidap NPD biasanya sibuk memuji dirinya secara berlebihan. Mereka juga
cenderung krisis empati terhadap lingkungan sekitar. Mereka juga manipulatif dan butuh dikagumi. Maka
menurut Ibu Probo obatnya cukup dengan dicuekin dan dibantah, kalau masih tidak
bisa berubah ya sudah ditinggal saja.
Dengan
menggunakan pendekatan humanis, dengan cara yang lebih initimasi dan santun diharapkan
dapat membantu NPD untuk menyadari keadaannya.
Cara Menghadapi pengidap NPD
Ada
lima tips yang disampaikan oleh Dra. Probowatie Tjondroegoro:
1.Bersikap apatis atau cuek
yaitu dengan menerapkan batasan dengan memperkuat diri
sendiri untuk tidak terlalu memperhatikan perlakuan pengidap NPD.
2.Melakukan afirmasi positif
yang diucapkan untuk diri sendiri seperti mengucapkan
kata-kata yang bisa menguatkan mental yaitu saya kuat, saya bisa, saya mampu
menghadapi semua.
3. Melakukan journaling
yaitu menulis di selembar kertas
jelek lalu tuliskan luapan isi hati dan emosi korban terhadap orang NPD. Buanglah kertas itu ke dalam toples. Lakukan setiap kali kita jengkel. Kita menulis di kertas jelek karena memang mau dibuang.
4. Pendekatan spiritual.
Meningkatkan ibadah dan memohon diberikan kekuatan
dalam menghadapi orang NPD.
5. Konsultasi dengan ahli
Ingatlah untuk mengonsultasikan terkait
kondisi kesehatan mental ini. Kita berharga dan kita berhak bahagia.
Diharapkan dengan lima tips itu kita bisa hidup berdampingan dengan lebih baik bersama NPD. Tetapi kalau tidak bisa juga, ya sebaiknya tinggalkan saja.
Terapi Lima Jari
Semua rileks melakukan terapi lima jari
Di akhir acara, Ibu
Probo yang juga menjabat sebagai Kepala Humas Rumah Sakit Santa Elizabeth Semarang ini, memberikan Terapi Lima Jari bagi agar kita bisa rileks, santai dan
tetap bahagia menjalani kehidupan ini. Karena kebahagiaan itu diciptakan bukan
dicari. Betikut langkah-langkah terapinya :
1. Putar musik dengan lagu yang sesuai keinginan kita, tentu lagu yang rileks dan santai. Kemudian ambil posisi yang nyaman boleh duduk atau berbaring.
2. Tutup mata dan tarik napas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan sebanyak. Lakukan sebanyak 7 kali.
3. Satukan ibu jari dan jari telunjuk.
Pejamkan mata dan bersyukurlah tentang kondisi tubuh kita yang sehat. Dan bayangkan kita sedang melakukan olah raga yang kita sukai.
4. Satukan ibu jari dan jari tengah.
Pejamkan mata dan ingatlah ketika kita sedang jatuh cinta. Perasaan kita yang penuh cinta dan ternyata banyak orang yang mencintai kita, terutama anak-anak yang sangat mencintai kita.
5. Satukan ibu jari dan jari manis.
Pejamkan mata, dan ingatlah tentang penghargaan yang kita terima, apresiasi yang pernah kita dapatkan. Sadarilah bahwa kita itu sangat berharga.
6. Satukan ibu jari dan jari kelingking.
Pejamkan mata dan bayangkan seolah-olah kita sedang berada di padang rumput yang indah udara yang segar, penuh bunga-bunga mewangi, bayangkan sebuah tempat yang kita rindukan selama ini. Kita berbahagia bersama keluarga tercinta.
Terapi yang sungguh membuat saya rileks dan menangis tersedu-sedu. MasyaAllah selama ini mungkin banyak beban yang saya alami dan saya tidak sempat mencintai dan menghargai diri saya sendiri. Ibu Probo membuat saya tersadar bahwa saya juga berhak untuk bahagia.
Setelah sesi terapi selesai, lalu acara ditutup dengan foto bersama dan makan siang. Satu pesan Ibu Probo yang begitu mengena dalam hati saya adalah bahwa kebahagiaan itu diciptakan bukan dicari. MasyaAllah. Terima kasih kepada Kumpulan Emak Blogger untuk acaranya yang sungguh keren ini.