Triana Rahmawati dan Griya Schizofren Pahlawan Para ODMK

Kamis, 31 Oktober 2024


Kita pasti sudah sering mendengar istilah ODMK yaitu Orang Dengan Masalah Kejiwaan. Tak jarang kita juga melihatnya di jalan-jalan bahkan banyak yang kondisinya mengenaskan. Sedihnya lagi banyak orang yang tidak peduli dengan mereka. Aku sendiri mungkin takut ya kalau mau mendekat. Ada sih niat ingin membantu mereka, tetapi terkadang rasa takut itu lebih besar. Karena seperti kita ketahui, para ODMK ini kadang-kadang juga bisa menyerang, disebabkan karena mereka memang lupa ingatan. 

Menurut pusdatin.kemenkes.go.id ODMK adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa. Disebutkan pula bahwa di Indonesia, gangguan mental menempati peringkat 5 dari beban penyakit dan penyebab kematian. Bahkan berdasarkan perhitungan beban penyakit tahun 2017, jenis gangguan jiwa terbanyak yang dialami oleh penduduk Indonesia adalah gangguan depresi, diikuti oleh gangguan cemas, skizofrenia dan gangguan bipolar.


Jika banyak orang memilih untuk menghindar bila bertemu ODMK, tentu berbeda dengan Triana Rahmawati yang justru menolong para ODMK ini. Triana Rahmawati, adalah seorang mahasiswi ilmu Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Awalnya Triana sangat prihatin apabila melihat ODMK di sekitar kampusnya akhirnya dia tergerak untuk menolong mereka. Saat itu sekitar tahun 2012, ketika Triana mencoba  menghubungkan  antara ODMK dengan masyarakat.


Pada tahun 2014, Triana bersama dua rekannya sesama mahasiswa Sosiologi, Febrianti Dwi Lestatri, dan Wulandarari mendirikan Griya Schizofren. Triana berharap Griya Schizofren ini menjadi wadah bagi anak-anak muda yang peduli dan bersedia melakukan aksi kebaikan untuk menolong  orang-orang ODMK ini. Schizofren sendiri adalah singaktan dari Sc yang merupakan sosial; Hi yang memiliki arti humanity atau kemanusiaan; Zo memiliki arti Zona; dan Fren atau Friendly yang memiliki arti persahabatan. 

Di Griya Schizofren inilah Triana memberikan pendampingan bagi OMDK yang ditemuinya. Triana mengajak mereka untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti sholat berjamaah, bermain, menggambar  bernyanyi, melipat kertas, dan masih banyak lagi. Tujuannya agar mereka berinteraksi dan menjalani kehidupan social. 




Triana yang lahir di Palembang 15 Juli 1992 ini menyadari jumlah dokter spesialis jiwa ataupun psikolog di Indonesia belum banyak, padahal ODMKnya banyak sekali. Oleh karena itu Triana ingin membantu dengan mendirikan Griya Schizofren ini. Berkat kegigihannya ini akhirnya Triana menerima apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2017 di bidang Kesehatan.

Hadiah uang serta pembinaan yang didapatkan Triana dia gunakan untuk melanjutkan kegiatannya ini. Triana memberikan Beasiswa Volunteer Scholarship kepada anak-anak muda yang menyukai dunia sosial dan kerelawanan. 

Selain itu Griya Schizofren bekerja sama dengan Komunitas Schizo Iso dan Teman Mimpi juga mendirikan bisnis produk lukis hasil dari terapi menggambar mingguan untuk menghasilkan kemandirian ekonomi bagi para ODMK. Agar para ODMK ini membiayai diri mereka sendiri, karena kemandirian memang sangat dibutuhkan mereka, agar tidak bergantung pada orang lain.

Triana juga banyak mengajak anak-anak muda lainnya untuk bergabung menjadi relawan di Griya Schizofren. Ia ingin mengajak anak-anak muda untuk mulai peduli terhadap masalah kejiwaan, dan mau terlibat langsung memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Triana bertekad untuk terus berkiprah menjadi teman ODMK dan berupaya mencetak relawan baru setiap tahunnya. Harapan Triana semoga Griya Schizofren ini semakin maju dan semakin banyak anak-anak muda yang mau bergabung. Bagaimana dengan kita? Tidakkah terinspirasi melihat kiprah Triana? Ayo kita ikuti jejak Triana untuk membantu para ODMK di sekitar kita.

 










Read More

GALIH SUCI PRATAMA – PELOPOR PENGAJARAN MELALUI YOUTUBE

Senin, 28 Oktober 2024

 


Pandemi benar-benar mengubah cara hidup kita, tiba-tiba kita harus menjalani kehidupan yang serba daring. Tentu ini berpengaruh pada banyak hal. Bagi mereka yang gagap teknologi tentu akan kaget dan bisa jadi seperti shock culture, karena harus menjalani banyak perubahan.

Karena tidak diperbolehkan kontak fisik, tentu akhirnya harus ada solusi untuk tetap menjalani kehidupan di era pandemi itu. Sebagai guru aku juga cukup kaget karena yang awalnya mengajar offline tiba-tiba harus mengajar secara online. Para guru dipaksa harus menguasai  teknologi dengan mendadak karena pembelajaran harus tetap berjalan.

Banyak hal yang dipelajari karena guru-guru harus mengajar secara online. Tentulah itu tidak mudah, apalagi  para guru harus membuat inovasi dalam pembelajaran agar anak-anak tetap bersemangat walaupun harus belajar secara online.

Itu pula yang dilakukan Galih Suci Pratama bersama Dinas Pendidikan Kota Semarang. Awalnya diselenggarakan pelatihan Google Class untuk para pendidik di daerah tersebut. Dari pelatihan itu Galih menyadari bahwa banyak guru yang tidak siap harus mengajar secara daring dan mempersiapkan materi mengajar mereka. Para Guru cenderung lebih fokus pada bagaimana memberi  soal dan tugas kepada anak-anak daripada proses penyampaian materinya. Galih merasa khawatir, apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan menghambat anak-anak itu dalam memahami pelajaran.

Berdasarkan itulah akhirnya Galih memikirkan bagaimana caranya agar guru-guru memiliki saluran untuk menyampaikan materi kepada anak-anak. Harus ada kanal yang mempersiapkan  materi sehingga guru bisa dengan mudah mengadopsi dan memberikan kepada anak-anak.

 


Ide kreatif Galih akhirnya membawa Galih untuk memanfaatkan media social dalam mengajar. Media yang digunakan adalah Youtube, yaitu sebagai solusi menghadapi permasalahan di tengah pandemi Covid-19. Menurut Galih sangat mudah untuk mengakses youtube sehingga dia memutuskan untuk menggunakan media itu.  Kemudian Galih mempersiapkan guru-guru bagaimana cara memanfaatkan youtube dalam mengajar.  Guru-guru diajari untuk mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam membuat materi pelajaran, peralatan yang digunakan, cara membuat dan mengedit video dan sekaligus cara menjaga agar tidak melanggar hak cipta.

 

Saluran Youtube Galih saat ini telah dikenal banyak orang dan memiliki sebanyak 26 ribu subscriber. Galih memulai memanfaatkan youtubenya sejak 13 Juli 2020. Tentu saja youtube Galih sampai bias dimonetize karena banyaknya subscriber dan banyaknya orang yang melihat kontennya.  Tetapi Galih menyatakan kalau dia tidak mengambil manfaat dari kegiatan ini, bahkan uang yang diperoleh dari monetisasi konten itu, dia pergunakan untuk membantu guru-guru meningkatkan keterampilanya.

Selain membuat akun Youtube, Galih dan tim juga berencana akan mengembangkan sayap dengan akan membuat podcast dan webinar untuk guru-guru mata pelajaran. Sampai saat ini ini guru-guru yang terlibat dalam pembuatan video ini sudah mencapai  500 guru di Kota Semarang.




Kerennya lagi Galih juga menyampaikan bahwa metode pengajaran yang mereka lakukan di saluran youtube tersebut telah banyak diadopsi dan  menjadi role model bagi sejumlah sekolah di Kinabalu, Malaysia dan Filipina.

Atas kegigihannya tersebut Galih Suci Pratama menerima penghargaan SATU Indonesia Awards di tahun 2020, di bidang Pendidikan menggunakan Yotube. Ide kreatifitasnya dalam memanfaatkan media Youtube untuk pengajaran telah membantu masyarakat terutama guru-guru untuk bisa mengajar dengan lebih mudah. Tak ketinggalan para siswa juga bias belajar dengan lebih mudah.

Walaupun kini pandemik telah berlalu dan pembelajaran telah kembali normal tetapi kanal youtube Galih tetap bermanfaat bagi para guru karena tetap dipakai sebagai sumber pembelajaran. Semoga menginspirasi para guru untuk selalu memberikan yang terbaik buat para murid-muridnya.

.

 

 

 

 

Read More

Mohammad Afifi Romadhoni, Dokter Spesialis Kebersihan Pesantren

Jumat, 25 Oktober 2024

 

Mohammad Afifi Romadhoni, Dokter Spesialis Kebersihan Pesantren



                Sudah menjadi rahasia umum, anak-anak yang tinggal di Pesantren selalu mengalami masalah penyakit kulit. Dua anakku kebetulan juga tinggal di Pesantren. Ketika mereka masih duduk di SMP mungkin pesantrennya tergolong bersih, sehingga tidak sampai terkena penyakit kulit. Ketika mereka duduk di bangku SMA, aku memindahkan mereka ke pesantren yang lebih besar, mungkin karena penghuninya semakin banyak maka akhirnya tak pelak lagi anakku terkena penyakit kulit. Alhamdulillah tidak berlarut-larut, begitu diberi salep dan obat dari dokter, gatalnya langsung kering dan sembuh. Padahal aku selalu berpesan banyak kepada anakku untuk menjaga kebersihan, jangan suka meminjam barang temannya,selalu membersihkan kamar tidur dan kamar mandi dan masih banyak lagi. Tetapi ternyata hal itu tidak cukup menjaga, penyakit kulit mereka tetep saja dating.

               Oleh karena itu aku salut sekali dengan Mohammad Afifi Romadhoni yang mendirikan Gerakan Pesantren Sehat di Jambi Pada Tahun 2017.  Afif adalah penerima apresiasi bidang kesehatan di Satu Indonesia Awards tahun 2019 dari Propinsi jambi.

Berdasarakan pengalamnya Afif menyampaikan bahwa fasilitas yang ada di Pesantren seperti kamar tidur, kamar mandi, dan toilet masih sering kurang memadai, sehingga rawan menularkan penyakit. Afif memahami hal ini karena Afif pernah tinggal di Pesantren. Belum lagi fasilitas minim itu dipakai oleh ratusan santri, sehingga santri akhirnya rentan tertular penyakit. Hal ini memberi inspirasi Afif untuk memberikan edukasi untuk meningkatkan pemahaman santri agar melakukan Prinsip Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari di Pesantren.

Walaupun para Santri sering mendengar dan memahami bahwa Kebersihan adalah sebagian dari iman, bahwa mereka harus menjaga kebersihan, tetapi tampaknya hal ini belum sepenuhnya diaplikasikan oleh para santri, apalagi mereka tinggal jauh dari orang tua, tidak ada yang cerewet mengingatkan setiap hari.

Kebetulan Afif adalah juga seorang dokter umum lulusan Fakultas Kedokteran Umum Universitas Jambi. Dengan pengetahuan medis yang dimiliki Afif, mendorongnya untuk mengadakan Gerakan Pesantren Sehat ini. Gerakan ini menjadi wadah bagi para pemuda yang memiliki minat dalam kegiatan sosial di bidang kesehatan, khususnya untuk meningkatkan kualitas kesehatan para santri. Berbagai kegiatan inovatif telah dilakukan Afif dan teman-temannya dalam Gerakan Pesantren Sehat itu, seperti:

1.        Penyuluhan Kesehatan, yang dilengkapi dengan pre-test dan post-test untuk mengukur tingkat pemahaman santri,

2.       Lomba Bertema Kesehatan, seperti lomba pidato PHBS

3.       Pemilihan Duta Santri Sehat.

4.       Pemilihan Dokter Pesantren (seperti dokter cilik)


Sampai saat ini sudah lebih dari 5000 santri yang pernah menjadi peserta penyebaran gerakan Pesantren Sehat ini.  Alhamdulillah banyak dukungan untuk membantu memublikasikan kegiatan ini, selain itu juga kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk membantu penyebaran pentingnya meningkatkan kualitas kesehatan para santri yang tinggal di pondok pesantren. Afif berharap, GPS dapat menjadi inspirasi bagi gerakan peningkatan kualitas kesehatan santri di seluruh Indonesia. Santri adalah generasi penerus bangsa, kesehatan mereka tentu harus diutamakan.

Walaupun tak sedikit kendala yang dihadapi Afif dan teman—teman, tetapi itu tak menyurutkan semangat mereka. Ada yang lokasinya terpencil sehingga mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk transportasinya. Selama tiga tahun ini, GPS telah mendatangi enam pondok pesantren dengan jumlah santri sekitar 1.000 orang. Program intensif mereka, membuat mereka harus datang berkali-kali, pertama untuk memberi penyuluhan, kemudian mengevaluasi perkembangan para santri dan terakhir mengukur perubahan nyata untuk memastikan manfaatnya betul-betul terasa.

Mimpi besar Afif adalah berharap GPS bisa diadopsi di seluruh penjuru Nusantara agar kualitas kesehatan semua santri meningkat. Yuk kita bantu Afif mewujudkannya.

 

 

 

 

 

Read More

SITI SALAMAH, PAHLAWAN PARA PEMULUNG

Selasa, 22 Oktober 2024

 


Banyak orang tidak menyadari pentingnya seorang pemulung. Beberapa justru memandang sebelah mata pekerjaan tersebut. Salah seorang wali murid saya adalah seorang pemulung. Melihat anaknya, saya sering kasihan, karena diolok-olok bau sampah oleh teman-temannya.

Akhirnya saya mencoba mengedukasi murid-murid saya bahwa profesi pemulung itu sangat berharga. Tidak semua orang sanggup menjadi pemulung. Kalau menjadi pegawai kantor semua bisa, berangkat naik mobil, bekerja di tempat yang dingin ber-AC, pekerjaannya hanya di depan laptop tidak perlu mengeluarkan tenaga berat. Semua juga pasti mau menjadi pegawai kantoran.

Kalau pemulung, siapa yang mau jadi pemulung, siapa yang mau bekerja di bawah terik matahari? Mengais sampah yang berbau busuk? Mengangkat sampah yang berat? Pasti banyak orang tidak mau.

Tetapi apa jadinya kalau tidak ada yang mau jadi pemulung? Sampah berserakan dimana-mana tidak ada yang mau mengambil. Kalau sampah menumpuk otomatis banyak lalat, selain itu juga aroma bau busuk menyebar kemana-mana. Lingkungan jadi kotor dan tercemar. Kemana mata memandang yang ada hanyalah tumpukan sampah. Kemana hidung menghirup yang ada hanyalah aroma busuk sampah. Kalau sudah begini barulah kita menyadari pentingnya kinerja seorang pemulung. Betapa kita butuh para pemulung untuk menjaga lingkungan kita.

Pada kesempatan itu aku juga membacakan profil Siti Salamah Pejuang Dari Banten yang menaikkan derajat hidup para pemulung di Tangerang Banten. Murid-muridku menyimak dengan antusias dan banyak bertanya mengenai kegiatan Siti Salamh yang aku sebut sebagai Pejuang Pemulung.

Tak heran bila akhirnya Siti Salamah pada tahun 2021 menjadi pemenang Satu Indonesia Award (SIA). Atas jerih payahnya tersebut, Alvinia Christiany berhasil menjadi salah satu penerima apresiasi 12th SATU Indonesia tingkat Nasional kategori kelompok.  Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan dan apresiasi Astra terhadap semangat keberagaman anak muda Indonesia yang bersatu membangun bangsa dengan memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya melalui lima bidang sekaligus  yakni kesehatan, pendidikan, teknologi, lingkungan, dan kewirausahaan.

 

PAHLAWAN BAGI PEMULUNG


Pada tahun 2015 Siti Salamah memulai kegiatannya di lapak pemulung. Awalnya dia mendirikan Rumah Pohon yang diberi nama Taman Maghrib Mengaji. Siti Salamah membantu masyarakat pemulung di sekitar situ untuk mendapatkan pendidikan yang lebih layak. Siti membantu anak-anak pemulung mendapatkan pendidikan non formal. Siti juga membantu para ibu di situ untuk mengolah sampah menjadi hal yang bermanfaat dan bisa bernilai ekonomi. Sehingga ibu-ibu di sana bisa mendapatkan penghasilan lebih.

 

WASTE SOLUTION HUB

Pada tahun 2018, Siti Salamah bertemu dengan Ranitya Nurlita seorang pegiat lingkungan di sebuah acara. Mereka berdua merasa memiliki visi dan misi yang sama akhirnya mereka memutuskan untuk bekerja sama dan  berkolaborasi.

Mereka kemudian menciptakan platform Waste Solution Hub yaitu menciptakan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, yang menghubungkan langsung bank sampah dengan produsen sampah. Dengan adanya platform ini diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup para pemulung.

Kalau awalnya para pemulung menjual sampahnya dengan dihargai murah karena menjual ke lapak-lapak biasa. Siti kemudian menghubungkan para pemulung langsung ke Industri Besar yang membeli sampah mereka dengan harga berkali lipat lebih mahal. Hal ini tentu sangat menolong para pemulung.

Di Waste Solution Hub Siti juga mengedukasi para pemulung bagaimana mereka  memilah sampah dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan, lalu mengubahnya menjadi hal yang bermanfaat, bisa dijual dan bisa menghasilkan uang.

Siti bekerja sama dengan warga lingkungan setempat seperti Pengurus RT  dan RW juga sekolah-sekolah di sekitar situ untuk mensosialisasikan programnya. Tak lupa Siti melaporkan hasil pengolahan sampahnya dan manfaat yang diperoleh.


                                      Saya dan murid-murid saya mengikuti jejak Siti Salamah


Dari usahanya itu banyak orang-orang yang mulai menyadari bahwa sampah yang bagi mereka tidak berharga ternyata bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi pemulung yang mengolahnya. Para pemulung bisa meningkatkan taraf hidup mereka dengan lebih baik.

Walaupun banyak juga tantangan yang dihadapi Siti karena tentu tidak mudah mengajak orang untuk mengelola sampah. Mereka terkadang tidak berpikir bahwa mengelola sampah dengan baik itu berarti juga menjaga kelestarian lingkungan.

Aku berharap ceritaku tentang Siti Salamah kepada murid-muridku bisa menginspirasi mereka sehingga mereka lebih bijak mengelola sampah dan selalu siap menjaga lingkungan.

Read More