Sabtu, 17 Oktober 2015

ENJOY YOUR LIFE AND FIND YOUR HAPPINESS

Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.
Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.
Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya.
Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari usa, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.
Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.

Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.
Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri... mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal.
"Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka."
"Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada."

Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia.
Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.
Yang kita perlukan adalah HATI yang BERSIH dan IKHLAS serta PIKIRAN yang JERNIH, maka kita bisa menciptakan rasa BAHAGIA itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun."

KEBAHAGiAAN itu milik "Orang-orang yang pandai BERSYUKUR".
"JIKA KAMU TIDAK MEMILIKI APA YANG KAMU SUKAI, MAKA SUKAILAH APA YG KAMU MILIKI SAAT INI..."

Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1437H.

*copaslhoini
Read More

PIKNIKLAH DAN RASAKAN BAHAGIANYA!!

Senin, 05 Oktober 2015


          Sejak belum menikah, aku sangat suka piknik atau bepergian ke tempat-tempat yang baru. Bagiku piknik adalah refreshing. Piknik akan membuat pikiran kita menjadi segar kembali, karena bisa sejenak keluar dari rutinitas keseharian dan juga beban pekerjaan. Untunglah akhirnya aku mendapatkan suami yang juga suka piknik. Klop deh! Setiap ada rejeki lebih, maka selalu kami pakai buat berlibur. 
Bergaya di depan Gedung Sate BAndung

Bahkan ketika anak kami setiap tahun bertambah dan semakin banyak (cuma empat padahal hehehe), piknik tetap jadi prioritas utama kami. Banyak teman-teman yang heran, aduuuhhh apa nggak ribet bawa anak empat jalan-jalan, gimana packingnya, gimana rewelnya, gimana handlenya, gimana repotnya dan masih banyak lagi pertanyaan mereka yang hanya kami jawab dengan tertawa, pikniklah dan rasakan sensasinya hahaha...
Jalan-jalan ke MONAS

Teman-teman yang sibuk heran dan sibuk bertanya tentang hobby piknik kami, pasti  tidak tahu betapa indahnya datang di sebuah kota baru yang lebih indah dari kota kita. Apalagi bila kotanya seperti kota Yogyakarta yang Malioboronya mempesona, yang Parangtritisnya damai dan asri, yang Taman Pintarnya mencengangkan anak-anak. Belum lagi bila kotanya seperti kota Bandung yang dinginnya justru menambah kehangatan dan kemesraan, yang kulinernya membuat ternganga, yang Cibaduyutnya, Cihampelasnya jadi surga belanja, yang Lembangnya begitu indah.. Mereka pasti tidak tahu..
Ikutan jadi host family pada program Kapal Pemuda 2014 (Ship for Southeast ASEAN Youth Program)
 Mereka juga tidak tahu betapa menyenangkannya bertemu banyak orang baru di kereta, di bus, atau di pesawat. Banyak hal membuat kita lebih sering bersyukur bila ternyata kita melihat sepenggal cerita kehidupan yang lebih menyedihkan dari kehidupan kita. Anak-anak juga mendapat banyak pelajaran berharga selama bepergian yang tentu tidak akan mereka dapatkan bila mereka di rumah saja. Kekompakan dan kebersamaan bisa terjalin dengan baik selama menempuh perjalanan. Tentu hal ini akan semakin mempererat rasa persaudaraan dan saling menyayangi diantara mereka.
Dua jagoanku, yang biasa berantem di rumah, jadi rukun kalau bepergian

Kebiasaan piknik keluarga kami sempat terganggu ketika suami saya mengalami stroke. Penyakit stroke yang menyerang suami saya membuat tubuh bagian kanannya nyaris lumpuh. Setelah therapy hampir setahun lamanya, akhirnya suami saya bisa berjalan lagi walaupun masih belum sempurna. Untuk mensyukuri perkembangan fisiknya yang semakin sehat, karena memang hobby kami piknik alias traveling maka kami kemudian memutuskan untuk pergi umroh. Tentu ini perjalanan rohani yang begitu berharga bagi kami. Inilah amazing piknik kami, piknik yang paling berkesan. Suamiku mampu melaksanakan semua prosesi ibadah seperti thowaf dan sa’i dengan lancar tanpa bantuan kursi roda. Semua yang kami alami di tanah suci sangat membahagiakan dan meninggalkan kesan yang teramat dalam. Banyak hikmah yang kami dapatkan selama perjalanan umroh ini. Suamiku yang sempat drop setelah terkena stroke, mulai bangkit lagi kepercayaan dirinya setelah pulang dari umroh. 
My Amazing Umroh, melihat suamiku sehat dan bisa berjalan sempurna , tak terperi bahagiaku.

Oya selama di tanah suci, kami selalu teringat anak-anak, karena biasanya kami selalu pergi bersama-sama dan ada saja tingkah mereka yang meramaikan suasana. Jadi ketika umroh, kami begitu merindukan mereka dan berharap segera bisa piknik bersama lagi. Alhamdulillah setelah umroh, kesehatan suamiku semakin membaik, sehingga kami bisa kembali melaksanakan tradisi jalan-jalan di waktu liburan. 
            Semangat suamiku untuk sembuh kudukung sepenuhnya, permintaannya untuk sering berjalan-jalan berusaha selalu kukabulkan. Apalagi ketika aku membaca sebuah artikel di www.yukpiknik.com aku baru tahu ternyata piknik bisa mengurangi resiko kematian seseorang. Sebuah studi yang melibatkan 12000 responden yang dilakukan di State University of New York menunjukkan bahwa mereka yang pergi berlibur dapat mengurangi kematian dini hingga 20 persen. Wow, sangat menakjubkan, bukan?
Menikmati Borobudur

            Kini walaupun agak sedikit repot, karena aku harus menghandle semuanya dalam setiap piknik keluarga kami, tetapi piknik tetap jalan terus. Aku menerapkan job description kepada anak-anakku, siapa yang memapah ayahnya, siapa yang membawa tasnya, siapa yang menggandeng si kecil hehehe.. 

Tetap menyenangkan walaupun barang-barangnya seabreg..

Alhamdulillah piknik kami so far so good, bahkan semakin membuat anak-anak ketagihan. Mereka mulai punya banyak permintaan, minta kesana minta kesitu hehehe oya salah satunya mereka pengen liburan ke Bogor, pengen ke Kebun Raya melihat bunga Raflesia Arnoldi, pengen berkunjung ke IPB melihat Institut Pertanian terbesar di Indonesia, pengen ke Istana Bogor dan banyak tempat lagi. Dan tentunya akan sangat indah bila bisa menginap di  Padjadjaran Suites Hotel yang ketika kita terbangun di pagi hari, ada pemandangan menawan sosok Gunung Salak dari balkon hotel.. Wah semoga bisa terkabul yaa impian anak-anakku ini.. Aamiin...
Sesekali aku piknik sendiri, me time itu juga penting lho hehehe

Last but not least, So bila hidup mulai jenuh, bila stress mulai datang karena beban berat pekerjaan, bila mulai susah tersenyum, bila pikiran tak lagi kreatif, bila produktifitas berkurang, ayooo segera ambil cutimu...segera packinglah, pikniklah dan nikmati bahagianya!! Trust me..

Tulisan ini diikutkan pada Lomba Blog "Piknik itu Penting"!!


Read More

MY FAMILY IS MY LIFE #BeraniLebih Kuat menjadi ibu

Kamis, 30 April 2015


          Dua tahun yang lalu, suamiku terkena serangan stroke yang kedua. Karena ini serangan kedua maka akibatnya lebih fatal dan lebih parah dibandingkan dengan serangan yang pertama. Suamiku sempat lumpuh ketika itu. Aku benar-benar shock dan terpukul menghadapi kenyataan ini. Tak sanggup rasanya menjalani kehidupan ini, dengan beban yang begitu teramat berat bagiku. Tetapi aku kemudian menyadari ada anak-anakku yang membutuhkan aku. Ada anak-anak yang menyadarkanku bahwa life must go on, bagaimanapun hancur leburnya diriku. Perlahan-lahan aku mulai bangkit dan menata ulang semuanya. Syukurlah setelah melalui pengobatan yang rutin akhirnya kini suamiku bisa berjalan normal lagi walaupun tubuh bagian kanannya mengalami penurunan fungsi. 
Maka sejak itulah aku harus menerima kenyataan bahwa kini semua sudah berubah. Aku harus berani lebih kuat mengganti kebiasaanku menggantungkan semua permasalahanku pada suamiku, aku harus mandiri dan berusaha menghandle semuanya. Tentulah sangat sulit, mengurus keempat orang anakku sekaligus menjadi tulang punggung keluarga. Belum lagi membangkitkan semangat hidup suamiku dan membuatnya menerima takdir bahwa kini dia tak lagi sempurna. Jangankan mencari nafkah, bahkan menolong dirinya saja, suamiku sudah tak sanggup.
         
Senyum bahagia suamiku lebih berharga dari piala apapun

 Akhirnya aku berusaha berani lebih kuat menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anakku. Sudah biasa bagiku kini kemana-mana sendiri, mengantar jemput anakku, mengantar suamiku berobat, memenuhi semua kebutuhan keluarga, ya aku lakukan semua demi anak-anak. Untunglah aku selama ini bekerja, jadi ketika suamiku sakit maka penghasilanku bisa bermanfaat buat keluargaku. Walaupun aku harus tetap pandai-pandai memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan, mulai dari berjualan sampai memberi tambahan pelajaran. Alhamdulillah Allah memudahkan semuanya, aku yakin itu juga tak lepas dari doa suamiku.
              Walaupun aku selalu berusaha berani lebih kuat menjadi ibu yang hebat tapi aku yakin bahwa semua pencapaian itu tak lepas dari doa-doa suamiku yang dipanjatkannya kepada Allah untuk kebaikanku dan keberhasilanku. Aku tidak pernah merasa hebat dan merasa sok mampu, aku tetap menganggapnya kepala keluarga, tetap menganggapnya sebagai imamku dibalik semua kekurangannya. Aku tetap selalu berusaha berani lebih kuat dan menikmati peranku saat ini, menjadi ibu sekaligus ayah buat anak-anakku. Dan  tetap bersyukur bahwa suamiku tetap selalu ada disampingku bagaimanapun kondisinya. Cukup bagiku ketika aku membuka mata, dia ada bersamaku, siap menemaniku berjuang mengantar anak-anak ke pintu gerbang keberhasilan mereka. Semoga aku selalu berani lebih kuat menjadi ibu buat anak-anakku dan menjadi istri yang membahagiakan buat suamiku. Amin.

FB : Triana Dewi
Twitter : @tdewianshory



Read More

BILA ISTRIMU SEORANG GURU, SIAPKAH ANDA MENGHADAPI INI SEMUA?

Sabtu, 20 September 2014

Bila istrimu Seorang Guru, siapkah anda menghadapi ini semua?
Ketika seseorang memilih untuk menginjakkan kaki di dunia pendidikan, maka dia telah menyerahkan sebagian besar hidupnya kepada masyarakat. Hanya sebagian kecil darinya yang dia ditinggalkan untuk keluarga, bahkan untuk dirinya sendiri. Waktunya akan lebih banyak dihabiskan untuk anak orang lain daripada untukmu sebagai suaminya atau anak-anaknya sendiri. Pikiran dan tenaganya akan tercurah kepada orang-orang lain yang mungkin tidak akan mengingatnya dalam setiap doa, tidak sepertimu atau orang tuanya yang selalu mendoakannya.
Tahukah anda, dia akan lebih sering berada di sekolah daripada di rumahnya sendiri. Itu bukan karena dia menyukai sekolah. Rumah baginya tetaplah tempat yang membayang di pelupuk matanya setiap detik dia berada di sekolah, karena sekolah adalah tempat yang penuh kerja keras. Jika anda bukan seorang tenaga pendidik, maka anda tidak akan pernah tahu seperti apa rasanya bergelut di sana.
Maka ketika dia terlihat dingin dan lelah, peluklah. Peluk sampai ke dalam lubuk hatinya. Karena anda mungkin tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, mungkin muridnya banyak yg remidi padahal dia sudah menerangkan berkali-kali, atau kepala sekolahnya baru saja memarahi dan menegurnya, atau ada muridnya yang membangkang sudah berhari-hari membolos, atau ada rekan kerjanya yang tidak bisa diajak bekerja sama, cuma bisa mencari muka dan rela menjatuhkan teman sendiri demi 24 jam syarat sertifikasi, atau mungkin nilai PKGnya jelek karena dia tidak mempersiapkan dengan baik dan masih banyak lagi masalah yang mungkin dihadapinya.  Dengarkan ceritanya dengan sabar. Jangan lupa ceritakan juga harimu padanya, ajaklah untuk berdiskusi, karena bagaimanapun anda lebih dia percaya daripada siapapun di dunia ini.
Bila anda menikahi seorang guru, jangan memiliki persepsi yang sama seperti kebanyakan orang, bahwa guru pasti kaya karena sekarang ada tunjangan sertifikasi. Sama seperti yang lain, dia akan merangkak dari bawah, harus mengajar berjam-jam dengan fasilitas seadanya, menghadapi murid yang banyak bengalnya daripada patuhnya, harus mengantarkan muridnya siap Ujian Nasional dan lulus dengan nilai sempurna, aih begitu berat bebannya. Tetaplah di sisinya, sama seperti dia yang selalu berusaha ada di sisimu.
Tetapi, sesibuk apapun dia mengurus muridnya, keluarga tetaplah menjadi prioritasnya. Dia akan menganggap dirinya sendiri sebagai guru privat buat anak-anaknya. Dia akan sangat kritis terhadap apapun mengenai anak-anaknya yang terkait dengan pendidikan. Apakah anak-anaknya sudah mendapat guru yang tepat, apakah sudah bersekolah di sekolah yang berkualitas hebat, apa anak-anaknya naik kelas dengan nilai sempurna, apakah guru anak-anaknya mumpuni dalam bidangnya?  Mungkin akan terdengar cerewet, tapi itu adalah bentuk perhatiannya terhadap anak-anaknya.
Seorang guru akan sangat perhatian kepada anak orang lain, tetapi kadang ada juga yang lupa terhadap anaknya sendiri. Maka tidak jarang kita sering mendengar ironi tentang seorang guru yang anaknya tidak diterima di universitas negeri manapun, yang anaknya harus tidak naik kelas, padahal dia sudah membuat orang lain bangga karena memiliki anak yang pintar, padahal dia sudah membuat anak orang lain berhasil dalam studynya, padahal dia sudah bekerja mencerdaskan kehidupan bangsa!  Dia akan mendengarkan keluhan anak orang lain tapi terkadang mengabaikan keluhan anaknya sendiri. Siklus makannya akan berantakan, begitu juga dengan waktu tidurnya. Maka jadilah satu-satunya yang memperhatikan dia. Ingatkan untuk makan dan shalatnya, atau jika tidak sama sibuknya, bawakan makanan saat dia harus lembur mengoreksi pekerjaan murid-muridnya atau mempersiapkan media pembelajaran untuk mengajarnya besok atau menganalisa butir soal ulangan hariannya atau mempersiapkan perangkat mengajarnya.  Kehadiranmu akan lebih menyenangkannya daripada makanan itu sendiri.
Bila istrimu seorang guru, sudah siapkah anda menghadapi ini semua?
Read More