My Inspiring Blogger
Minggu, 20 Desember 2020
MAHKOTA KEMULIAAN UNTUK KEDUA ORANG TUA
Minggu, 13 Desember 2020
Jumat kemarin adalah waktunya aku menengok anakku di pesantren. Sudah hampir dua bulan tidak bertemu, karena covid, maka kemarin adalah hari yang kutunggu-tunggu. Menengoknya adalah sesuatu yang selalu membahagiakanku. Aku bersyukur akhirnya pihak pesantren memperbolehkan para wali santri untuk menengoknya. Yang kutengok adalah anakku yang nomer dua, Aisyah Ramadhani Anshory.
Anak hanyalah titipan. Kita sering sekali mendengar kata-kata itu. Sering mendengar tak lantas membuat banyak orang paham yaa.. Kadang-kadang kita masih sering memaksakan kehendak, masih sering menganggap mereka milik kita yang kita berhak mengaturnya sesuka kita, sesuai keinginan kita. Kita sering lupa bahwa mereka hanya titipan dan mereka juga punya keinginan dan impian sendiri.
Demkian juga dengan anakku ini. Aku sempat shock gara-gara anakku ini, Ais, demikian aku memanggilnya, tidak mau sekolah. Ais ingin ke pesantren dan ingin menjadi penghafal Qur'an saja. Padahal maksudku, aku ingin dia menyelesaikan SMAnya dulu, barulah nanti dia menghafal Qur'an. Tetapi ternyata dia keukeuh tidak mau, sampai bingung sekali aku waktu itu. Mana suamiku sudah meninggal sehingga tidak ads orang yang bisa kuajak tukar pikiran hiks..
Untunglah ada adikku yang membesarkan hatiku, dia bilang harusnya aku bersyukur mempunyai anak yang mau jadi penghafal Qur'an, kenapa aku justru galau. Ijazah gampang dicari bukan? Ya Allah aku seperti disadarkan, Ya Allah aku koq kedonyan tenan yooo...
Walaupun om-omnya dan tante-tantenya yang lain banyak yang tidak setuju, bismillah aku memilih untuk mengabulkan keinginan anakku. Aku mulai browsing dan mencari-cari pesantren yang khusus untuk menghafal Quran saja. Alhamdulillah berkat info dari seorang teman aku menemukan pesantren yang kucari itu.
Akhirnya aku mengantarkan anakku menuju ke pesantrennya. Pesantren yang sangat sederhana menurutku tapi aku bersyukur anakku mau mondok disitu. Aku juga berpesan kepada anakku bahwa aku tidak memaksanya untuk hafal dengan cepat, aku juga tidak mentargetkan apa-apa. Bahkan aku bilang, kalau ditengah jalan dia bosan menghafal, dia boleh pindah untuk bersekolah di sekolah umum. Sebegitunya pesanku karena aku memang was-was dia berubah pikiran. Ais baru lulus SMP aku tahu anak seumurannya tentulah masih labil jiwanya. Bisa jadi dia akan bosan dan lalu meminta pulang.
Tetapi hari berganti hari, bulan berganti bulan tak terasa sudah setahun lebih anakku mondok di pesantren itu. MasyaAllah dia tidak pernah mengeluh, sepertinya dia sangat menikmati mondok di pesantren itu. MasyaAllah tabarakallah. Bahkan di bulan Ramadhan kemarin, ketika semua panik pengen pulang karena corona, anakku memilih tetap di pesantren karena dia ingin segera menyelesaikan hafalannya. Ya Allah aku bersyukur sekali dia mempunyai tekad dan azzam yang kuat untuk menghafal.
Akhirnya tepat tanggal 7 Mei 2020 anakku bisa menyelesaikan hafalan 30 juznya. MasyaAllah tak terkira bahagiaku. Aku membayangkan pasti ayahnya bahagia disana, karena anakku berhasil memberikan mahkota kemuliaan itu. Aku bersyukur sekali akhirnya keputusanku untuk memenuhi keinginan anakku menjadi hafidzah sudah tepat. Walaupun dia tidak sekolah di sekolah formal, walaupun dia akan ketinggalan lulus dibanding teman-temannya, tapi bagiku dia sangat membanggakan. Aku sangat bersyukur sekali.
Senyum mbak ais menyambut kedatanganku |
Dan hari Jumat kemarin adalah waktunya aku melepaskan rindu. Melihat wajah cerianya, senyum manisnya itu sudah sangat melegakanku. Sekarang anakku masih melanjutkan mondok disitu dan alhamdulillah pesantrennya bekerja sama dengan beberapa sekolah, sehingga anakku selain menghafal Quran juga kelak ketika lulus bisa mendapatkan ijazah juga. MasyaAllah aku tak henti bersyukur atas semua karunia Allah ini.
Lima Perkembangan Anak Usia 1 Tahun Yang Wajib Diketahui
Rabu, 09 Desember 2020
Pada tahun pertamanya, bayi sibuk mengenail diri dan fungsi anggota tubuhnya. Pada usia ini anak menyadari bahwa dunia di sekitarnya menarik. Dalam pikiran si anak mungkin sedang tidak sabar untuk mencoba berdiri dan berjalan. Tentunya akan banyak perubahan yang terjadi dalam tumbuh kembang anak usia 1 tahun. Si anak lebih banyak berinteraksi dengan orang tua dan orang-orang di sekitarnya, mempunyai rasa ingin tahu lebih besar, dan semakin aktif bergerak. Proses tumbuh kembang yang dialami setiap anak akan berlangsung unik dan berbeda-beda. Karena setiap organ di tubuh si anak memiliki pola pertumbuhan yang berbeda dan dengan kecepatan yang bermacam-macam. Nah jika kalian ingin mengetahui perkembangan anak usia 1 tahun, simak artikel ini sampai selesai ya:
1. Berat dan Tinggi Badan
Umumnya, berat badan anak usia 1 tahun berkisar 3 kali dari berat lahirnya. Biasanya memiliki berat badan antara 7 sampai 10 kg. Sedangkan tinggi tubuhnya mencapai 70-77 cm. Jika ingin melakukan perhitungan yang lebih rinci cara menghitung perkiraan tinggi badan normal anak usia 1 tahun adalah: 1,5 x tinggi badan saat lahir. Jangan khawatir jika berat dan tinggi tubuh si anak belum mencapai angka yang disebutkan tadi. Karena pastinya setiap anak memiliki laju perkembangan yang berbeda-beda.
2. Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik merupakan kemampuan si anak dalam menggerakkan bagian-bagian tubuhnya. Anak usia 1 tahun, perkembangan motorik ini ditandai dengan kemampuannya berdiri sendiri, belajar melangkah, dan masih banyak yang lainnya. Tidak hanya itu, salah satu cara memantau perkembangan motorik anak 1 tahun yaitu melihat kemampuannya dalam makan sendiri. Ketika usia 1 tahun ini, si anak semestinya sudah bisa makan menggunakan jarinya, walaupun belum sempurna dan masih berantakan. Setidaknya si anak sudah bisa menggenggam makanan dan memasukkannya ke dalam mulut. Sebagian anak malah sudah bisa makan menggunakan sendok di usia 1 tahun ini.
3. Kemampuan Berbahasa
Biasanya, anak usia 1 tahun sudah bisa mengerti dan memahami kata-kata tunggal, dapat menunjuk bagian-bagian tubuh, pembendaharaan kata meningkat cepat, dan bisa mengucapkan kalimat yang dimulai dari dua kata atau lebih. Bahkan sudah bisa memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan misalnya ibu atau ayah.
4. Kemampuan Sosial dan Emosional
Kemampuan ini berhubungan dengan bagaimana si anak berinteraksi dengan orang lain. Salah satu ciri tumbuh kembang anak usia 1 tahun yang paling umum yaitu si anak senang memeluk orang tua, meniru aktivitas di rumah, dan mulai berbagi mainan dengan anak lain. Walaupun begitu, kamu sebagai seorang ibu tak perlu heran dan khawatir juga kalau si anak selalu dekat pada kamu saat berada di luar rumah. Si anak mungkin merasa malu ketika berada di dekat orang yang tidak dikenali. Ini merupakan hal yang wajar.
5. Kemampuan Kognitif
Usia 1 tahun adalah titik awal si anak mulai menyadari keberadaan diri dan lingkungan sekitarnya. Mulai menyadari betapa luas dan menariknya dunia tempat dia hidup selama ini. Ketika dulu si anak senang di dekat kamu atau menggendongnya selalu, sekarang biasanya si anak mungkin lebih sering minta turun dari gendongan dan ingin merangkak atau bahkan berjalan sendiri, apalagi jika baru pertama kali datang ke suatu tempat. Usia ini tahap di mana memori anak mulai berkembang. Saat yang tepat untuk mengenalkan bayi pada bentuk dan warna. Si anak mulai mengetahui punya kemampuan melakukan sesuatu.
Demikianlah lima perkembangan anak usia satu tahun yang wajin kita ketahui. Semoga bermanfaat.
JANGAN MARAH BAGIMU SURGA
Minggu, 06 Desember 2020
لَا تَغْضَبْ وَ لَكَ الْجَنَّةَ
Kita pasti sudah sering mendengar hadits itu yaa.. Jangan marah bagimu surga. Jangan marah yaaa hadiahnya masuk surgaa lhoo... Ahh tetapi tentu sulit sekali ya menahan marah itu.
Sebetulnya aku bukan tipe orang yang gampang marah. Bahkan kata orang-orang aku termasuk orang yang sabar. Murid-muridku juga banyak yang bilang begitu. Aku ini jarang marah apalagi main tangan, sama sekali tidak pernah. Paling-paling kalau aku capek lihat muridku yang nakal, aku cuma ngomel sebentar. Besoknya aku udah lupa lagi, udah ngajar seperti biasa hihihi... sama sekali nggak pernah dendam hehehe...
Di rumah aku juga jarang marah, kalau hal ini mungkin karena suamiku sangat disiplin, jadi terkadang tampak galak di depan anak-anak. Nah, aku takut anakku tertekan, makanya aku jadi sabar kepada anak-anakku. Hampir tidak pernah marah.
Aku juga bukan tipe orang pendendam, biasanya kalau aku tidak suka sesuatu hal, langsung aku sampaikan, aku tidak suka ngomongin orang atau ngrasani orang di belakang. Kalau gak suka aku akan bilang, kalau suka ya aku akan memuji. Mungkin banyak orang kaget dengan gaya ceplas ceplosku ini yaa hihihi..
Tapi aku orangnya sangat toleran dan pengertian koq, itulah kenapa aku jarang marah. Aku selama ini selalu berusaha memahami kenapa orang berbuat begini kenapa orang berbuat begitu, aku berusaha maklum dan tidak gampang menjudge orang. Itulah kenapa aku jarang marah. Pun kepada murid-muridku, aku selalu cari tahu kenapa mereka tidak mengerjakan PR, kenapa mereka terlambat dll dsb, tidak asal semprot aja hihihi.. Tetapi terkadang kesabaranku itu disalahgunakan oleh muridku, mereka jadi manja dan kadang-kadang ngelamak.. Apa ya ngelamak itu, semacam mentang-mentang sabar lalu mereka jadi seenaknya saja, begitu😁
Tetapi namanya juga manusia, aku tentu pernahlah marah dan sebal. Kalau aku langsung menyemprot seseorang karena aku tidak setuju dengan orang itu, maka sesungguhnya itu aku belum marah. Karena kalau sudah marah betulan aku akan diam. Diam seribu bahasa wkwkwk....
Almarhum suamiku sudah sangat hafal. Kalau sampai aku diam aja itu berarti ada something wrong dan berarti aku lagi MURKA wkwkkwk.. maka dia akan cepat-cepat mencari tahu apa sebabnya, supaya tahu kenapa koq aku sampai marah hihihi... Padahal selama menikah dengan suamiku kami gak pernah marahan sampai berhari-hari. Kalau ada masalah, ya malam itu harus diselesaikan. Tidak boleh tidur dengan membawa marah. Itu sudah perjanjian kami wkwkw.. MoU sebelum menikah.. Lagian aku itu orangnya nggak tahan kalau disuruh marah, gampang luluhnya.. entahlah wkwkwk..
Tapi kadang-kadang sebagai ibu, aku juga seringlah jengkel sama anak-anak. Apalagi anakku banyak wkwkw akhir-akhir ini sejak suamiku meninggal, aku tergolong kurang sabar sebetulnya. Mudah sekali marah. Kalau sudah begitu biasanya aku langsung istighfar dan ambil air wudhu. Supaya setan marah yang menempel padaku langsung hilang, langsung ngacir wkwkkwk.. Jadi ketika marahnya udah diubun-ubun, aku langsung istighfar dan berlari ambil air wudhu begitulah hehehe...
Kalau di kelas aku pengen marah ya sama saja yang kulakukan, keluar dari kelas itu, lalu berwudhu. Tetapi biasanya kalau di kelas sih, kalau ngomel aku ya ngomel aja, paling cuma sebentar kan. Kalau udah emosi banget, daripada aku tampak murka ya mending aku keluar dari kelas itu. Biasanya anak-anak heboh kalau sampai aku meninggalkan kelas, mereka akan meminta maaf dan menyusulku ke ruang guru agar aku mau mengajar lagi hihihi tetapi itu jarang sekali terjadi, jarang sekali kulakukan.
Pernah suatu saat aku melakukannya, karena ketika udah capek-capek menerangkan benerapa muridku malah main handphone, aku ingatkan berkali-kali, masih saja main handphone saja. Lalu aku bertanya kepada mereka, aku atau dia yang keluar, ternyata mereka malah tertawa-tawa mendengar pertanyaanku. Ya sudah akhirnya aku memilih keluar, sebetulnya.aku sudah tahu kalau kelas ini memang terkenal bandelnya. Semua bapak ibu guru mengeluhkannya, aku nggak menyangka aku terbawa emosi juga. Sampai seorang temanku masuk kelas itu dan mengatakan kalau murid-murid itu pasti sudah kelewat batas, karena aku yang terkenal sabar saja sampai bisa marah di kelas itu hehehe ya begitulah aku mending keluar memang daripada emosi mengomel-ngomel atau bahkan harus memukul.
Itulah mungkin kenapa ada hadits itu ya, karena sesungguhnya pahalanya banyak sekali kalau kita bisa menjaga emosi dan menjaga marah kita. Kita akan mudah masuk surga karena mudah menahan emosi, mudah menahan marah kita. MasyaAllah.