MENJADI NASABAH BIJAK WASPADA KEJAHATAN SIBER

Senin, 05 September 2022



Dengan semakin pesatnya perubahan zaman, dan semakin canggihnya teknologi, maka kehidupan manusia pun mau tak mau berubah mengikutinya. Apalagi deraan pandemi kemarin membuat perubahan drastis pada gaya kehidupan kita. Sebagian besar aspek berubah menjadi digital, hal ini menyebabkan hampir semua urusan harus diselesaikan dengan cara online. Demikianlah tranaformasi digital memang tak bisa dielakkan lagi. 

Beberapa transformasi digital yang dialami masyarakat adalah : 

1. Kebiasaan  Berbelanja

Yang paling mencolok yang tejadi ketika diserang pandemi kemarin adalah kebiasaan berbelanja masyarakat kita. Karena adanya kewajiban stay at home atau mengharuskan kita di rumah saja, maka akhirnya masyarakat mulai beralih belanja online di marketplace seperti sophee, tokopedia, Blibli dan lain-lain.

Memang banyak keuntungan berbelanja online, salah satunya mereka tidak perlu kemana-mana, cukup di rumah saja tetapi mereka bisa mendapatkan barang-barang yang mereka inginkan. Mereka tinggal memilih barang yang mereka sukai, lalu membayarnya secara online pula, barang akan datang sendiri, kita tinggal dudul manis menunggu barang dikirim ke rumah kita.

2. Sekolah Online

Karena larangan untuk berkerumun selama pandemi maka sekolah pun akhirnya dilaksanakan dengan cara online. Para guru sekaligus muridnya harus belajar beraneka macam aplikasi demi terselenggaranya pembelajaran secara online tersebut.

Cara pembayaran uang sekolah pun dilaksanakan dengan cara online melalui transfer bank ataupun menggunakan aplikasi. Intinya tetaplah sama, bahwa para orang tua tidak perlu repot-repot datang ke sekolah, mereka cukup membayar melalui transfer bank ataupun melalui aplikasi.

3. Pelayanan perbankan

Karena perubahan berbagai aspek kehidupan yang mengalami transformasi digital, maka salah satu yang mengalami perubahan adalah pelayanan perbankan. Sekarang masyarakat lebih menyukai penggunaan mobile banking ataupun internet banking dibandingkan dengan transaksi manual yang mengharuskan kita datang ke bank atau datang ke ATM.

Dengan transformasi digital seperti itu maka dikhawatirkan banyak kejahatan yang dialami oleh masyarakat. Oleh karena itu kita harus waspada dengan berbagai kejahatan siber agar kita tidak sampai kehilangan dana kita. Bukankah kita harus mmenjadi nasabah bijak?



Aku sebagai penyuluh digital harus menhetahui beberapa modus kejahatan siber yang biasanya terjadi di sektor perbankan, antara lain meliputi :

1. Hacking (peretasan), 

2. Skimming (penyalinan informasi), 

3. Defacing (penggantian atau modifikasi laman web), 

4. Phishing (pengelabuan), 

5. BEC (business email compromise),

6. Social engineering (rekayasa sosial).


Kejahatan perbankan yang sedang marak akhir-akhir ini adalah Business Email Comprise (BEC) yang juga dikenal sebagai Email Account Compromise atau CEO Fraud. Ini adalah penipuan yang menargetkan para manajer keuangan sebuah perusahaan untuk melakukan pembayaran transfer secara legal dengan menyamar sebagai petinggi perusahaan, rekan kerja, ataupun vendor. 

Selain itu social engineering (rekayasa sosial) juga menjadi modus yang paling sering digunakan akhir-akhur inu. Rekayasa sosial biasanya terjadi saat nasabah kurang waspada hingga terpedaya memberikan data-data pribadi seperti PIN atau password sehingga pelaku kejahatan bisa mengakses akun dan mengambil alih dana nasabah di bank.

Dengan banyaknya kejahatan perbankan seperti itu, kita harus waspada dan berhati-hati jangan sampai menjadi korbannya.

Salah satu Bank yang concern dengan kejahatan Siber ini adalah BRI atau Bank Rakyat Indonesia. Sebagai bank terbesar di Indonesia, BRI telah memiliki pusat data atau repository berdasarkan kerjasama perusahaan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Pembuatan pusat data ini akan diperluas lagi untuk memberikan perlindungan menyeluruh terhadap seluruh pengguna layanan digital, baik yang dilayani oleh perbankan atau pelanggan marketplace. Sebetulnya repository juga bisa disediakan oleh lembaga perbankan, fintek, dan marketplace bekerjasama dengan para operator telekomunikasi. Dengan melibatkan para operator telekomunikasi, pelacakan dan penindakan nomor telepon yang dipakai untuk fraud bisa berjalan lebih cepat. Memang keberadaan repository ini bisa meminimalisir kejahatan siber yang memang marak akhir-akhir ini. 

1 komentar

  1. Sekarang kejahatan semakin canggih. semakin banyak modus apalagi di dunia digital yang mudah banget. Ada berbagai bentuk kejahatan siber kayak gini jadi harus hati-hati sebagai nasabah. Mantep, terima kasih informasinya!

    BalasHapus

Tengkyu udah blog walking here and nyempetin comment yaa...


Hakuna Matata
@trianadewi_td