Menjadi orang tua zaman now memang gampang-gampang susah. Zaman berubah dan kita harus beradaptasi mengikuti perubahannya agar tidak tertinggal. Apalagi dengan adanya pandemik, tiba-tiba semua berubah dengan begitu cepat.
Aku nyaris terseok-seok mengikuti semua perubahan itu, benar-benar harus berusaha ekstra keras untuk mendampingi keempat anakku yang semuanya Generasi Z. Generasi Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1998 sampai 2010.
Apalagi di masa pandemik ini, karena anjuran untuk di rumah saja, maka tentu saja akhirnya hampir semua aktifitas dilakukan dengan cara online, termasuk sekolah. Karena anak-anak harus belajar di rumah maka kita sebagai orang tua tentu harus mendampingi dan tetiba dipaksa menghandle semuanya.
Kita sebagai orang tua dipaksa untuk melek digital dan mampu mengoperasikan gadget. Walaupun mungkin sulit apalagi buat kita yang gaptek, tapi bagaimana lagi, kita harus semangat mempelajari dan mengikuti perkembangannya demi anak-anak kita.
WEBINAR
Alhamdulillah bersyukur banget kemarin aku berkesempatan mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh SMA PINTAR Lazuardi sehingga bisa membuka wawasanku. Aku menjadi paham bagaimana menjadi orang tua yang melek digital.
Webinarnya dilaksanakan tepat seminggu yang lalu, yaitu tanggal 20 Maret 2021. Temanya adalah "Menjadi Parent Melek Digital Ala Generasi Z" Benar-benar tema yang sangat nenarik dan banyak dibutuhkan oleh orang tua zaman now. Dalam acara tersebut narasumbernya adalah pakar pendidikan Digital ibu Dya Loretta., SE., M.Ikom, CSP, CPM, dan Kepala SMA Lazuardi Sonya Sinyauri. Acara yang benar-benar keren.
GENERASI Z
Dalam kesempatan itu. Ibu Dya menjelaskan tentang Enam gaya belajar generasi Z yang perlu kita ketahui. Diantaranya adalah:
1. Gaya belajar audio visiual
Anak-anak zaman now kebanyakan memiliki gaya belajar audio visual. Dimana mereka lebih mudah mengenali gambar, yaitu gambar yang bergerak dan memiliki suara. Contohnya tentu saja seperti melihat youtube, menonton film dan konser musik.
Tentunya hal itu berbeda banget dengan zaman kita, dimana kita kalau belajar selalu duduk manis dan memegang buku. Zaman sudah berubah ya Bu, percuma kita ngomel-ngomel capek melihat mereka belajar memegang gadget, padahal itu gaya belajar mereka.
2. Mengandalkan tekhnologi digital
Karena hidup di zaman digital, tentulah anak-anak membutuhkan teknologi digital untuk keberlangsungan kehidupan mereka. Tidak hanya belajar saja, tetapi mereka butuh menyelesaikan masalah mereka menggunakan gadget. Nah maka kita sebagai orangtua harus mendampingi agar anak-anak bisa menggunakan gadget dengan bijak. Karena kita tahu bahwa banyak sekali hal-hal negatif yang ada di internet. Itulah kenapa kita harus mendampingi anak-anak kita.
3. Cerdas dan Mudah Memahami
Mungkin kita mengalami kesulitan untuk memahami sesuatu dengan cepat, tetapi itu tidak terjadi pada anak-anak kita. Mereka sangat cepat memahami sesuatu. Apalagi misalnya belajar menggunakan aplikasi tertentu. Itu sangat mudah bagi mereka.
Menurutku kita nggak boleh malu untuk bertanya kepada anak-anak tentang teknologi digital ini dan jangan malas untuk belajar hal-hal yang baru agar kita bisa mengikuti perkembangan mereka
4. Berpikir Kritis
Karena mereka suka berpikir kritis maka kesanya mereka seperti sok tahu dan selalu menggurui. Sebagai orang tua kita harus paham, karena memang demikianlah gaya mereka, bukan melawan kita sebagai orang tua tetapi memang mereka sangat kritis.
5. Menyukai Inovasi
Jadi tidak perlu khawatir dengan perubahan yang tampaknya begitu cepat ini, sesungguhnya generasi Z ini sangat cepat beradaptasi dan menyukai inovasi. Berbagai macam perkembangan teknologi digital dapat mereka pahami dengan cepat dan mudah.
6. Menyukai dianggap sebagai teman.
Oleh karena itu janganlah kita menggurui mereka atau mendikte mereka ini itu, karena sesungguhnya mereka lebih suka diberlakukan sebagai partner atau sebagai teman. Betul apa kata Ibu Dya bahwa anak-anak lebih merasa diterima kalau mereka dianggap sebagai teman.
Sedangkan menurut Ibu Inayah, anak-anak sekarang sangat update dengan perkembangan teknologi, makanya jangan heran kalau anak-anak sangat pintar bisa dengan otodidak mengaplikasikan gadgetnya dan juga menggunakan berbagai macam permainan atau game.
So ayo kita sebagai orang tua lebih memahami bagaimana generasi Z belajar ya agar kita bisa mendampingi belajar mereka dengan tepat.
MENGENAL SMA PINTAR LAZUARDI
SMA Pintar Lazuardi adalah Blended Learning High School yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Mereka menggunakan Learning Management System yang diberi nama PINTAR.
SMA PINTAR LAZUARDI ini mulai beroperasi sejak tahun 2021-2022 sebagai pengembangan dari sekolah Lazuardi Group.
Di masa pandemik ini, sekolah online, khususnya untuk universitas dan SMA, tampaknya akan menjadi trend sekolah alternatif yang tak terhindarkan. Lazuardi konsisten akan ikut serta memberikan kontribusi pada sistem pendidikan di negeri kita, dengan menyelenggarakan SMA Blended Learning tanpa meninggalkan kreativitas secara optimum.
Caranya yaitu dengan menambahkan aktivitas hands on mandiri siswa lewat project based learning. Juga dukungan Learning Management System (LMS) yang diberi nama Pintar.
Tatap muka difokuskan untuk pembentukan karakter, pengembangan keterampilan sosial, coaching tentang karir, dan kegiatan praktikum yang tidak dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran online. Calon siswa dari luar daerah yang belum terdapat sekolah home base, maka seluruh pembelajaran dilakukan secara online. Kegiatan praktikum/proyek dilakukan dengan laboratorium virtual atau menggunakan aplikasi sesuai kebutuhan.
Kurikulum SMA dan Visi Misi SMA Lazuardi
Kurikulum yang ada di SMA Lazuardi mengacu pada kurikulum Nasional yang berkalu serta diperkaya dengan konten kurikulum dari berbagai Negara dan kurikulum keahlian.
Visi SMA Lazuardi yaitu Masyarakat berbudi luhur berlandaskan kebaikan welas asih dan kebahagian spritulal. Sedangkan misinya adalah untuk menggali dan mengembangkan potensi setiap individu dalam menciptakan perbaikan kehidupan.
KEUNGGULAN PINTAR SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM
1. MULTIPART
Agar materi lebih mudah dipahami oleh siswa maka cara penyampaiannya adalah dibagi menjadi bagian-bagian yang sederhana. Selain itu juga dipilih materi yang fundamental atau yang pokok-pokok saja dari suatu mata pelajaran.
2. FEEDBACK SYSTEM
Feedback system selain bisa juga dipakai untuk mendokumentasikan portofolio, juga bisa dipakai untuk memastikan bahwa peserta didik bisa terlibat secara aktif, mampu berinteraksi dengan baik. Selain itu juga diharapkan terbiasa saling memberi, dan bisa menerima umpan balik atau feedback. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan belajar mereka sehingga bisa diketahui capaian hasil belajarnya. Selain itu juga untuk membentuk suatu komunitas belajar yang bagus.
3. DIFFERENTIATED LEARNING
Yaitu adanya diagnostik assessment, yang dapat memandu learning path yang harus dilewati para siswa untuk memahami suatu materi. Jadi ada urutan materi yang harus dilalui sehingga tahapan belajar setiap siswa bisa tidak sama.
4. LEARNING PATH
Masing-masing peserta didik tentu rute atau peta yang tidak sama. Itu bukan suatu masalah karena memang untuk mencapai hasil yang diinginkan, setiap peserta didik memikiki kemampuan yang berbeda. Yang penting tujuan pembelajarannya sama dan biaa tercapai.
5. MULTI-FRIENDLY CONTENT
Agar peserta didik mudah memahami materi pembelajaran maka dibuatlah materi yang menarik, lengkap dengan media pembelajarannya. Semuanya dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada.
6. GAMIFICATION
Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa generasi Z sangat suka bermain game. Oleh karena itu perlu diselipkan tambahan materi yang bersifat fun dan seru agar para peserta didik bisa bermain sambil belajar.
Dengan lengkapnya perangkat pembelajaran di SMA Lazuardi ini, tentulah diharapkan bahwa dengan bersekolah di SMA Lazuardi ini anak- anak bisa menjadi generasi penerus yang bisa mengikuti perkembangan zaman dengan baik, menjadi generasi digital yang siap meneruskan perjuangan bangsa ini.
CITA-CITA GENERASI Z
Dan kita sebagai orang tua juga harus bisa mendukung mereka, dan selalu berusaha dengan baik memahami dunia mereka. Satu hal lagi yang sangat berbeda dengan zaman kita adalah tentang cita-cita mereka. Kalau dulu menjadi dokter dan Insinyur adalah cita-cita hampir semua anak, maka ketika zaman berubah, cita-cita mereka juga ikut berubah. Berikut beberapa cita-cita generasi Z yang sebaiknya kita renungkan, karena bisa jadi itulah cita-cita anak-anak kita juga:
Cita-cita yang diinginkan generasi Z antara lain : Data analisis, digital marketer, spesialis SEO, ahli lingkungan, apolication developer, software engineer/developer, praktisi medis, konstruksi dan teknik, akuntan dan enterpreneur.
Tentu terdengar asing di telinga kita beberapa macam cita-cita diatas. Tetapi kita harus ingat bahwa zaman sudah berubah. Sebagai orang tua yang bijak maka sebaiknya kita mendukung dan menyiapkan anak-anak kita agar mampu mencapainya.
Semoga kita selalu diberi kekuatan menjadi orang tua kebanggaan anak-anak kita aamiin...