ROYAL PLAZA MALL IDOLA

Minggu, 14 Maret 2021




Bagi wong ndeso yang dikotanya tidak ada mall maka pergi ke mall adalah sebuah hiburan tersendiri. Terutama aku, yang terbiasa hidup di kota besar. Ketika tiba-tiba harus tinggal di desa yang tidak punya mall, maka pergi ke mall itu sesuatu yang dirindukan. Kesannya aneh ya? tapi bagiku pergi ke mall itu adalah suatu hiburan tersendiri.

Sebelum tinggal di Lamongan, dulu Aku tinggal di Jakarta bersama kedua orang tuaku. Jadi pergi ke mall adalah sesuatu yang biasa bagiku. Pertama kali menginjakkan kaki di Surabaya karena aku kuliah di sana, aku juga sempat heran karena ternyata Surabaya tidak sebesar Jakarta. Kalau di Jakarta hampir di setiap tikungan istilahnya, kita gampang sekali menjumpai Mall atau paling tidak Hypermart atau supermarket. Waktu itu di Surabaya masih jarang.

Ketika aku kuliah di Surabaya mall yang terkenal adalah Tunjungan Plaza waktu itu masih ada satu Tunjungan Plaza. Kalau sekarang Tunjungan Plaza sudah sampai Tunjungan Plaza 6. Selain Tunjungan Plaza ada juga Delta Plaza. Kalau pulang kuliah aku sering refreshing ke Mall. Waktu itu kalau mau ke Tunjungan Plaza aku harus naik angkot atau naik bis karena Tunjungan Plaza yang paling dekat dengan kampusku yang  berlokasi di Ketintang. Aku dan teman-temanku sering berkhayal seandainya ada Mall di Ketintang betapa bahagianya, kami tak perlu jauh-jauh kalau pengen ngemall hihihi..

Tak disangka beberapa tahun kemudian impian kami terwujud, sayangnya kami sudah lulus semua hehehe.. Ketika akhirnya aku menikah dan mendapatkan suami oramg Surabaya, aku tinggal di Siwalankerto. Saat itu sudah banyak mall yang dibangun di Surabaya. Dan di dekat kampusku dulu di Ketintang sudah berdiri Royal Plaza.  Karena dekat dengan Siwalankerto maka Royal Plaza selalu menjadi tujuan kalau kami pengen ngemall.

Sebetulnya ada Cito juga sih, tetapi menurutku yang lebih lengkap dan terjangkau adalah Royal Plaza. Tak disangka pada tahun 2012 aku mendapat beasiswa S2 dan kembali kuliah di ketintang. Akhirnya cita-cita ngemall yang tidak jauh-jauh sehabis pulang kuliah bisa terwujud wkkwkw Tak dinyana lagi ketika tahun 2017 ibu mertuaku pindah ke Ketintang, maka Royal Plaza menjadi Mall favorit keluarga kami. Cukup hanya dengan berjalan kaki aku sudah sampai Royal Plaza saking dekatnya hihihi..

Royal Plaza Selalu ramai selain karena harga yang terjangkau juga memang tempatnya yang strategis. Outlet-outlet yang ada di Royal Plaza walaupun itu brand-brand ternama tapi masih terjangkau kantongku, maka tak heran seperti juga aku, banyak sekali masyarakat yang menghabiskan waktunya untuk berjalan-jalan di Royal Plaza. 

Kalau ke Royal Plaza seringnya aku pergi ke Gramedia atau ke Matahari selain itu juga ke foodcourt yang ada di lantai paling atas atau menonton film. Dekatnya jarak Royal Plaza dengan rumah kami membuat Royal Plaza menjadi Mall pilihan keluarga kami, karena tidak perlu jauh-jauh cukup dengan berjalan kaki saja.

Setiap kali aku ke Surabaya berkunjung ke rumah ibu mertuaku maka aku selalu menyempatkan diri untuk pergi ke Royal Plaza. Walaupun hanya jalan-jalan cuci mata alias window shopping, tidak membeli apa-apa tetapi itu menjadi hiburan tersendiri. Seringnya aku hanya mengantar anakku bermain sih..

Kemarin terjadi pandemik melihat Royal Plaza hatiku sangat sedih karena royal plaza menjadi sepi, tidak hanya royal plaza tetapi banyak sekali mall-mall yang tutup dikarenakan pandemic. Semoga pandemik segera berlalu sehingga perekonomian kembali bangkit tak terbayang bagiku begitu banyak outlet harus tutup Bagaimana nasib para pegawai dan penjual di sana bagaimana barang-barang yang ada disana Siapakah yang akan membelinya semoga Corona segera dan perekonomian menjadi bangkit kembali. Aamiin.

Read More

MENEMUKAN TEMAN RASA SAUDARA

Minggu, 07 Maret 2021













Ketika kamu tinggal di sebuah kota kecil, tidak punya sanak saudara, survive sendirian, lalu tiba-tiba kamu bertemu dengan seseorang yang sefrekwensi denganmu, tentu bisa kebayang bahagianya kan?
Sefrekwensi di sini maksudku adalah mempunyai passion yang sama, termasuk hobby dan kesukaan yang sama.  Begitulah yang kurasakan ketika aku bertemu dik Muns, demikian aku memanggilnya, untuk pertama kalinya.
Pada awalnya tentu semua orang tahu aku suka menulis sehingga selain menjadi guru aku juga disebut sebagai penulis. Dan kemudian seiring jalannya waktu aku mulai suka menulis di blog,  maka sebutanku bertambah menjadi blogger. Tak banyak orang tahu apa itu blogger, kadang-kadang sudah capek-capek menjelaskan eh yang dijelaskan tetap saja tidak tahu apa itu blogger hihihi... 

Nah kebayang kan disaat banyak orang tidak tahu apa itu blogger, disaat harus jauh-jauh keluar kota agar bisa eksis sebagai blogger, lalu ketika sedang di luar kota itu, kalian menemukan seseorang yang ternyata berasal dari daerah yang sama denganmu dan dia juga seorang blogger, tentu bahagia banget bukan? Apalagi bila mempunyai pekerjaan yang sama tentulah passion kita juga sama. Udah sama-sama blogger, sama-sama penulis, passionnya sama pokoknya klik deh.. Karena klik itulah akhirnya kita bisa akrab dan saling support.



Bahagia. Begitulah yang kurasakan ketika pertama kali ketemu dik Munasya Lalu kemudian kita membuat group  di whatsapp sehingga semakin akrab bisa ngobrol dan curhat setiap hari. Benar-benar seperti menemukan saudara di belantara kesendirianku di Lamongan ini. Selain  ngrumpi yang terpenting adalah kita  bisa  berbagi job dan  berbagi rezeki pula heheheh bila salah satu mendapatkan info job maka kita berusaha share agar yang lain bisa ikut serta juga... Kalau dik Muns ditawari job dan boleh mengajak blogger lain maka dik Muns akan mengajakku dan demikian pula sebaliknya. Indah sekali bukan? Gak perlu julid gak perlu iri gak perlu saling menjatuhkan. Karena  bagi kami kalau udah rezeki tak akan kemana dan yang sudah menjadi rezeki kami tidak akan tertukar. Begitu.

Oya untuk menguatkan sillaturahim maka satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan saling berkunjung. Rumah dik Muns, cukup jauh dari rumahku, tapi sudah beberapa kali aku kesana. Karena berkunjung itulah, aku jadi tahu kiprah dik Muns yang sungguh keren. Dedikasinya kepada desanya patut diacungi jempol. Selain sebagai blogger, dik muns juga mengelola taman baca. Dan taman bacanya ini bagus sekali gaess.. sudah terkenal sehingga sering mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Bahkan berkat mengelola taman baca ini, dik Muns berkesempatan jalan-jalan keliling Indonesia lho.. gratislah tentu saja. Nama taman bacanya itu Bintang Brilliant. Nama yang bagus ya?

Berenang bareng❤


Di tengah kesibukannya mengurusi taman baca, dik Muns masih mengurusi blognya yaitu munasya.com. Hei blognya tidak hanya satu tapi buanyak lho hihihi padahal dulu awalnya bikin blog itu karena bingung mau nyimpan file data kuliahnya dimana hehehe disimpan di email koq gak efisien karena tiap kali butuh harus download dahulu. Akhirnya ketika tahu tentang blog, dik Muns langsung membuat dua blog ckckck gercep banget deh..

Daaan setelah kemudian tahu bahwa dari menulis blog bisa menghasilkan uang, hmm kebayang kan berapa penghasilan dik Muns, cuma nulis-nulis, corat coret dari rumah saja, ATMnya udah gemuk sendiri dehhh.. biarlah tetangganya bingung perasaan di rumah saja, tetapi koq cuannya bisa banyak hihihi asal gak dituduh memelihara tuyul aja yaaa...

Oya aku sering pergi ngevent bareng dik Muns, karena memang blogger di Lamongan cuma loe lagi loe lagi ya akhirnya kita sering janjian pergi bareng. Pergi ke venuenya naik bis lhoo seru yaaa.... eh naik kereta juga sering trus nginep di hotel bareng juga sering lhoo.. Beberapa kali kita event ada fasilitas menginap di hotel jadi asyik deh bisa ngrumpi semalaman wkwkwk...

Begitulah bagiku bisa bertemu dan mengenal  dik Muns itu seperti menemukan saudara. Semoga persahabatan dan persaudaraan ini kekal till janah ammiinn..





Read More

AIR SUSU DIBALAS AIR TUBA

Minggu, 28 Februari 2021



SEBUAH CERPEN

"Ayo Bu kita pulang!" Nasrul menyentuh pundakku lembut. Aku mengusap nisan suamiku, menghapus air mataku dan bergegas berdiri meninggalkan makamnya. Udah puas aku menyampaikan semuanya di makam suamiku tadi. 

Hari ini adalah hari wisuda Nasrul menjadi dokter. Rasanya bahagia sekali sudah selesai tugasku mengantar keempat anakku menjadi orang. Alhamdulillah aku berhasil juga menunaikan tugasku menjalankan amanah almarhum suamiku untuk membimbing anak-anakku sampai berhasil meraih cita-citanya.

Teringat semua perjuanganku membesarkan mereka, apapun kulakukan asal halal, bahkan sampai kepala menjadi kaki dan kaki menjadi kepala. Mungkin almarhum tidak akan menduga aku harus mengalami semua ini. Tapi tidak apa-apa aku ikhlas melakukan semua ini. Aku tidak pernah berpikir tentang air susu yang dibalas air tuba. Aku selalu positif thinking  dengan apa yang aku alami. Tidak pernah berpikiran jelek dan tidak mau bersuudzon. Begitilah. Satu lagi aku selalu memaafkan orang-orang yang kuanggap menyakitiku. Agat hidupku tenang.

Karena pengalaman kakaknya yang tak kunjung dikaruniai anak, akhirnya setelah dua tahun tak kunjung hamil juga, aku dan suamiku memutuskan mengadopsi anak dari panti asuhan. Proses yang ribet kami jalani dengan ikhlas karena kami ingin sekali mempunyai anak. Dan untunglah kami memutuskan mengadopsi, karena ternyata aku dikaruniai anak setelah tujuh tahun kemudian. 

Hingga ketika suamiku meninggal, Wisnu anakku yang pertama sudah kuliah. Dalam sakitnya Suamiku mengatakan bahwa dia berharap wisnu akan menggantikan suamiku menjadi tulang punggung keluarga. Karena anakku masih kecil-kecil.
 
Tetapi siapa yang menduga ternyata tak semulus itu jalan yang harus kulalui. Ketika Wisnu sudah selesai sekolah hukumnya dan menjadi notaris terkenal, ketika waktunya dia bertanggung jawab membantu aku membiayai adik-adiknya, ternyata Wisnu menemukan orang tua kandungnya. Dan malangnya lagi Wisnu lebih memilih mengikuti orang tua kandungnya daripada tinggal bersamaku. Hancur hatku saat itu rasanya, lebih hancur daripada ketika ditimggal suamiku meninggal hiks..

Ternyata dulu orang tua Wisnu yang pejabat terkenal itu hamil diluar nikah. Sehingga mereka malu dan memutuskan menitipkan Wisnu di panti asuhan tempat aku memungutnya. Memang susah aku mengurus adopsinya karena Wisnu masih punya orang tua walaupun tidak mengakuinya. Tetapi entahlah aku dan suamiku sudah terlanjur jatuh cinta melihat wisnu kecil, sehingga ketika ditawari anak yang lain aku tidak mau. Aku hanya mau mengadopsi Wisnu, bukan yang lainnya. Aku keuekeuh hanya mau wisnu. Petugas panti akhirnya mengabulkan dengan resiko suatu saat ada kemungkinan Wisnu akan diambil orang tuanya. Dan malangnya  nasibku, ternyata itu  benar terjadi.

Tetapi bagaimanapun aku memohon, Wisnu tak bergeming. Orang tua kandungnya yang lebih kaya dan terhormat tentulan lebih dia pilih daripada aku ibu angkatnya yang miskin. Sering aku protes kemana saja mereka ketika aku membesarkan wisnu, sekarang setelah wisnu menjadi orang, menjadi notaris terkenal, seenaknya mereka datang mengakui wisnu sebagai anaknya.

Sakit rasa hatiku, benar-benar seperti air susu dibalas air tuba. Tetapi aku yakin Allah tidak tidur, aku percaya semua akan ada balasannya. Aku memutuskan mengikhlaskan apa yang dilakukan Wisnu dan orang tuanya. Aku membesarkan anak-anakku sendirian hingga alhamdulillah kini semua sudah menjadi orang sukses. 

Aku percaya selalu ada rezeki untukku karena  aku membesarkan anak yatim. Rezeki  tidak akan tertukar dan Allah juga maha Adil. Aku sudah membuktikannya. Semua jerih payahku membesarkan anak-anak tidak sia-sia, walaupun Wisnu tidak membantuku sama sekali. Biarlah Allah yang membalasnya.


Read More

SEDIA PAYUNG SEBELUM HUJAN

Minggu, 21 Februari 2021

Kita sering sekali mendengar peribahasa ini, sedia payung sebelum hujan yang artinya sebelum hujan datang kita sudah harus menyediakan payung hihihi lak mbulet ae.. Maksudnya adalah sebaiknya kita sudah bersiap-siap apabila ada hal buruk yang terjadi, baik itu bersiap fisik maupun bersiap mental. 

Dulu ketika mempunyai suami yang stroke survivor maka aku selalu waspada dan sedia payung sebelum hujan. Karena stroke itu akan berulang. Jadi seseorang yang sudah pernah kena serangan stroke maka suatu saat dia pasti akan terkena lagi. Jadi aku harus waspada dan bersiap kalau suatu saat serangan itu datang. 

Hal-hal yang harus kusiapkan adalah :

1. Pilihan Rumah Sakit

Selama ini kalau suami sakit aku selalu memilih rumah sakit swasta yang menurutku recommended. Karena di rumah sakit itu, penanganannya sungguh professional. Jadi rasanya aku puas dan merasa yakin kalau suamiku akan ditangani dengan baik. Serangan stroke itu selalu mendadak dan tiba-tiba. Nggak lucu rasanya kalau sudah terkena serangan lalu kita masih galau dan bingung mau dibawa kemana, tentu keburu parah dong yaa.. Jadi ketika ada serangan langsung buru-buru di bawa ke rumah sakit, sudah tidak pada tempatnya kalau masih galau mau rumah sakit yang mana hehehe...

2.Yang mengawasi anak-anak

Aku yang tinggal sendiri di Lamongan, harus sudah punya rencana siapa yang akan menemani anak-anak kalau aku menjaga suami di rumah sakit. Karena biasanya kalau terkena serangan, suamiku bisa sampai dua minggu opname di rumah sakit. Kebayang kan kalau tidak ada yang menjaga anak-anak. Jadi aku selalu berpesan kepada pembantuku kalau tiba-tiba suamiku sakit aku akan menjaga di rumah sakit sampai sembuh. Jadi pembantuku harus handle semua urusan di rumah, terutama siapa yang harus belanja dan memasak makanan, siapa yang harus antar jemput anak-anak sekolah. Alhamdulillah aku selalu punya pasukan yang siap membantu dan meringankan bebanku. Jadi aku cukup fokus di rumah sakit aja. 

3.Kartu BPJS, KTP dan perlengkapan surat menyurat lainnya.

Karena aku ikut BPJS maka tentu banyak surat-surat yang harus disiapkan kalau aku menggunakannya. Biasanya aku akan masuk lewat IGD, karena kalau lewat IGD aku tidak perlu membawa rujukan. Jadi itu sangat memudahkan aku. Tetapi aku harus membawa banyak surat lain sebagai pelengkapnya, sepert Kartu Keluarga maupun KTP. Makanya aku selalu menyiapkannya terlebih dahulu di dalam map dan menyimpannya baik-baik. Apalagi kalau menggunakan BPJS aku tidak perlu membayar sepeser pun. Oleh karena apapun syaratnya pasti kulengkapi. Asal tidak pindah kelas aku bisa gratis tis tis..

4. Tugas-tugas sekolah

Karena aku seorang guru maka aku harus menyiapkan tugas-tugasku. Biasanya aku akan di rumah sakit selama dua minggu. Oleh karena itu tugas buat murid-muridku harus sudah kusiapkan. Sehingga kelas yang kutinggalkan tidak akan ramai, tidak gaduh karena mereka sibuk mengerjaka tugas dari aku hehehe... Alhamdulillahnya kepalaa sekolahku selama ini selalu mendukung dan mensuport aku, jadi walaupun aku tidak masuk sampai dua mimggu, biasanya beliau mengijinkan, asal ada tugas buat anak-anak. Terkadang juga ada guru piket yang ditugaskan menggantikan aku selama aku tidak masuk. Aku benar-benar bersyukur banyak pihak yang mendukung dan memudahkan urusanku dalam merawat suamiku. Sehingga aku bisa maksimal merawat suami.

Demikianlah hal-hal yang harus kusiapkan selama merawat suamiku yang sakit. Semoga bermanfaat yaa..

Read More

UWIS KADUNG NASI SUDAH JADI BUBUR

Minggu, 14 Februari 2021

Yang namanya penyesalan tentu datangnya belakangan. Kalau datangnya di awal itu namanya pendaftaran hihihi... Begitulah suka duka kehidupan lika likunya kadang menghasilkan penyesalan. Tak jarang kita berucap seandainya waktu bisa diputar ulang, seandainya waktu bisa kembali, kita akan berhati-hati bertindak agar tidak menimbulkan penyesalan.

Ceritanya suatu saat aku bertemu dengan seseorang di tempat latihan beladiriku. Sebut saja namanya Esty, bukan mawar yeee, kecele wkwkkwk Berawal dari cerita mbak Esty yang ingin mengirimkan anaknya homeschooling seperti rencanaku yang juga ingin mengirim mbak Ais homeschooling. Maka kita akhirnya menjadi sangat akrab. Sebetulnya setiap melihat mbak Esty aku selalu ingat dengan mbak Lilis saudara sepupuku, makanya aku seperti langsung klik dengannya. 

Dari yang cuma cerita tentang homeschooling lama-lama akhirnya cerita tentang banyak hal. Mbak Esty yang setahun lebih tua daripada aku benar-benar seperti kakak bagiku. Kami cocok sekali membahas segala macam hal. Dan kemudian karena corona, maka latihan beladiri kami dihentikan. Karena vakum akhirnya kami semakin intens ngobrol di WA. Dan sampai berjanji untuk bertemu. Yah karena harus di rumah terus menerus tentulah kebosanan melanda dan solusinya memang harus hang out bareng-bareng hehehe..

Karena semakin akrab, akhirnya suatu hari mbak Esty curhat tentang masalah keluarganya, yaitu masalah tentang suaminya. Ya bukankah emak-emak memang beginii ya, butuh tempat curhat agar bisa lega dan tetap waras hihihi aku sempat kaget karena tidak menyangka masalah yang dihadapi mbak Esty ternyata cukup berat menurutku. Kuakui mbak esty sangat sabar dan ikhlas. Kalau aku mengalaminya belum tentu aku bisa sekuat dia.

Daaan seperti yang sering kita dengar bahwa dunia itu cuma selebar daun kelor, maka begitulah yang terjadi. Ternyata mbak Esty itu adalah istri Mas Wisnu. Dan mas Wisnu adalah kakak kelasku di SMA. Tentu saja aku shock dan kaget karena aku mengenal akrab bagaimana mas Wisnu. Dan nggak menyangka dibalik sikap religiusnya itu ternyata dia sama sekali bukan seseorang yang penyayang. Seperti juga aku maka mbak Esty juga kaget tidak menyangka kalau aku ternyata mengenal suaminya.

Tetapi justru setelah tahu aku mengenal suaminya, mbak Esty justru semakin sering curhat, dia meminta saranku bagaimana enaknya. Aku mencoba menerka-nerka bagaimana solusinya hingga aku memutuskan untuk mengontak teman-teman mas Wisnu. Aku sempat kepikiran kalau mas Wisnu itu selingkuh, ya bukankah perselingkuhan sedang marak akhir-akhir ini. Bisa jadi perubahan sikap mas Wisnu terhadap keluarganya itu karena doa punya selingkuhan. Mbak Esty membantah keras semua dugaanku. Mbak Wisnu itu rajn ke Masjid, rajin puasa senin kamis, ibadahnya top markotop. Bagaimana mungkin dia selingkuh. Baiklah aku mencoba menghargai pembelaan mbak Esty.

Tetapi bukan aku namanya, kalau tidak mendapatkan ide jitu. Apalagi aku akrab dengan beberapa teman mas Wisnu. Akhirnya aku berusaha mengontak beberapa teman seangkatan mas Wisnu yang kebetulan aku menyimpan kontaknya. Baru saja bertanya aku sudah mau pingsan mendengar peringatan kakak kelasku itu. Aku baru saja bertanya bagaimana kabar mas Wisnu ya koq sosial medianya nggak update, eh kakak kelasku itu langsung terkejut kenapa aku mencari data tentang mas Wisnu. Yang lebih membuat aku shock lagi dia mengingatkan aku supaya berhati-hati karena ternyata mas Wisnu suka menggoda para janda.. astaghfirullah aku langsung lemas.

Terbayang baik hati dan cantiknya mbak Esty, koq teganya mas Wisnu berbuat begitu. Aku mencoba mengklarifikasi apa yang dikatakan kakak kelasku itu dengan meminta bukti-bukti, siapa tau berita itu cuma hoax, siapa tahu berita itu cuma bohong. Tetapi foto-foto yang dikirimkan padaku membuat aku mendidih marah. Astaghfirullah. Ternyata itu bukan isapan jempol ternyata beneraan... ya Allah!!

Begitu melihat bukti-bukti itu aku seketika ingin memberitahu mbak Esty tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Tetapi aku juga ragu-ragu belum tentu mbak Esty bisa menerimanya. Akhirnya aku memutuskan tidak memberitahu mbak Esty tentang apa yang aku ketahui. Mungkin itu lebih baik. Tetapi curhat mbak Esty dari hari ke hari semakin menyedihkan. Mbak Esty semakin merana karena suaminya bertambah parah sikapnya, tak lagi mau menyapa. Semakin mbak Esty bertanya apa salahnya, suaminya semakin murka hiks

Karena tidak tahan dengan ceritanya, aku sedikit demi sedikit menyindir-nyindir mbak Esty, memberi contoh bisa jadi ada yang disembunyikan mas Wisnu, bisa jadi mas Wisnu menutup-nutupi sesuatu, bisa jadi mas Wisnu selingkuh dan  bisa jadi bisa jadi lainnya. Tetapo mbak Esty tidak percaya, dia begitu yakin suaminya bersih. Ya sudahlah bisa apa aku?

Tetapi apapun mbak Esty tetap memendam masalah, tetap galau dan tetap bingung dan curhatnya juga tetap ke aku.. Oh My benar-benar membuatku berpikir keras bagaimana aku mengingatkannya, bagaimana aku harus bersikap. Semua ideku untuk mencari tahu lewat boss suaminya atau bahkan bertanya kepada psikolog tak membuahkan hasil.

Tiba-tiba mbak Esty memberikan nomer handphone suaminya kepadaku. Dia memintaku untuk menghubungi suaminya, tanpa tujuan apa-apa sih, mbak Esty hanya ingin tahu bagaimana respon suaminya kalau aku sapa lewat whatssapp, siapa tahu ada titik terang. Awalnya aku malas, karena terus terang aku tidak mau mencampuri urusan mereka. Tetapi saking pengennya aku menolong mbak Esty akhirnya aku memutuskan mengontak Mas Wisnu.

Dan entah bagaimana awalnya, tiba-tiba mbak Esty marah-marah padaku. Dia menuduhku ikit campur urusannya. Aku cuma bengong. Siapa yang curhat duluan siapa yang memberi nomer handphone suaminya kepadaku, siapa yang meminta tolong? Koq sekarang aku dituduh mencampuri urusannya. Karena sebel dituduh begitu akhirnya aku katakan kepada mbak Esty kalau suaminya sebetulnya selingkuh. Aku punya data-data yang kuat. Ealah bukannya berterima kasih aku punya datanya, mbak Esty justru memblokirku setelah menuduhku bahwa aku suka mencari-cari kejelekan orang lain. Helooo aku ini orang sibuk yaa mana sempat kurang kerjaan begitu.

Ya begitulah, sekarang mbak Esty sudah memblokirku. Aku menyesal kenapa aku kemarin pakai mencari tahu tentang suaminya segala. Harusnya aku cukup jadi telinga cukup jadi pendengar yang baik saja, tidak perlu terlalu semangat mencarikan solusi. Tapi apa boleh dikata, semua sudah terlanjur, wis kadung, nasi sudah menjadi bubur hehehe..




Read More