Judul diatas itu sebetulnya adalah cita-citaku, menjadi ibu yang di rumah saja. Tetapi apa dayaku ternyata aku harus mendapatkan beasiswa ikatan dinas daaaan kemudian jadilah aku seorang guru..
Alhamdulillah saya cuma jadi guru yang tidak perlu lama-lama meninggalkan anak di rumah hehehe... |
Memang sih, tidak semua orang suka hanya menjadi Ibu rumah tangga saja, bahkan sebagian banyak yang minder, padahal itu adalah pekerjaan yang paling mulia. Sayangnya banyak pula orang tua yang tidak mendukung anaknya di rumah saja, mereka lebih bangga kalau anaknya berkarir di luar rumah.
"Sudah disekolahin tinggi-tinggi.. yaa ternyata balik ke dapuurr""Jadi istri itu yang mandiri, kerja sendiri jangan nunggu dikasih sama suami, nggaak enaak tauuu"
"Hari gini... koq cuma di rumah, emansipasi sonoooo!!"
Dan masih banyak lagi suara-suara sumbang seperti itu yang sering kita dengar.
Tidak hanya dari pihak orang tua saja, aku juga pernah mempunyai teman yang awalnya adalah pekerja kantoran kemudian ketika menikah dan punya anak, dia memutuskan resign dan menjadi ibu rumah tangga demi mengasuh sang buah hati. Awalnya dia happy-happy aja, wah ternyata menyenangkan bisa santai-santai di rumah, nggak diburu-buru waktu, nggak diperintah-perintah pak boss, nggak ada deadline dan tanggung jawab yang harus dikerjakan, nggak pusing mikirin kerjaan dll dsb.. Nah tetapi lama-lama ternyata dia bosan hanya di rumah saja, apalagi ternyata pekerjaan rumah tuh yaaa gak ada habis-habisnyaaa... ngurusin anak ngurusin masak mencuci baju mencuci piring bersihin lantai bersihin halaman.. ampuuuunnnn capeknyooo.. belum lagi kalau si kecil udah pinter membuat rumah menjadi berantakan, barusaan diberesinnn Ya Allaahhh udah amburadul lagii!
Lalu temanku tadi mencoba menghibur diri, buka-buka media sosial, maksudnya mencari ide-ide bermanfaat supaya dia makin piawai memasak atau makin lihai mengatur rumah, tapiiii ternyataaa dia justru dongkol bin senewen, di berandanya, berseliweran foto-foto teman kerjanya yang makin cantik dan wangi saja, yang sibuk meeting sibuk maksi sibuk survey... aduuhh mereka sudah kemana-manaaaa, masak akuuu cuma di rumaah ajaaa.. lihatlah.. lihatlah aku yang seperti upik abu, daster baju kebesaranku, kemoceng senjataku, bau pesing aromaku huhuhuhu...
Dan sorenya ketika suaminya sampai di rumah, berharap disambut senyuman manis sang istri dan tawa lucu sang anak ehhh ternyata justru mendapat serangan teriakan AKU MAU KERJAAA LAGIIIIIII... TITIIIIIKKKKK!! Untunglah suaminya nggak pingsan.
Begitulah akhirnya temanku itu memutuskan bekerja lagi, lalu apa kemudian semuanya menjadi lancar? Tidak juga, dia tetap saja pusing menitipkan anaknya kemana, ketika dia tinggal bekerja, belum kalau anaknya sakit dia juga tidak bisa bekerja dengan baik... tapi ya begitulah, memang hidup adalah pilihan, semoga pilihan kita adalah yang terbaik.
Makanya aku begitu terpesona ketika mengetahui keputusan mbak Vanti untuk begitu saja memutuskan keluar dari pekerjaannya ketika akan melahirkan anak pertamanya, walaupun awalnya sempat galau-galau begitulah, tetapi akhirnya keputusan yang tepat sudah diambilnya. Selengkapnya bisa dibaca di Highlight 2015 bagaimana dia menjalani hari-hari pertamanya menjadi ibu. Tidak hanya itu saja, bahkan mbak Vanti juga memutuskan mengisi waktu luangnya yang di rumah saja dengan membuka usaha menjahit berbagai macam pernak-pernik kebutuhan rumah tangga seperti selimut, dompet, tas, tempat pinsil, iket rambut, celemek, lap westafel, selimut, gorden dan masih banyak lagi, silahkan dibaca kisahnya yang sangat menginspirasi di Jahitan Ibu.
Ini nih hasil karya mbak Vanti yang cantiiikk banget.. |
Sebetulnya solusi bagi ibu-ibu yang di rumah saja itu memang seperti apa yang sudah dilakukan mbak Vanti, yaitu dengan membuka bisnis atau membuka usaha di rumah. Pemasukan tetap ada, ketrampilan tetap terasah dan juga tetap bisa merawat dan menemani anak-anak tumbuh besar. Bagaimanapun perkembangan anak-anak adalah hal yang terpenting yang tidak boleh sampai kita lewatkan apalagi harus kita serahkan kepada orang lain. Bukankah ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya??