MODEL HIJAB TERBARU PALING HITS DI TAHUN 2019

Minggu, 01 September 2019


                Layaknya tren pakaian, dimana tren hijab juga kerap menghadirkan inovasi terbaru dari masa ke masanya. Ya, hal itu pun terbukti, dimana ada banyak sekali model hijab terbaru yang tersaji di tahun 2019 ini. Pada tahun 2018 lalu, tren hijab Indonesia di dominasi oleh print scraf yang begitu playful dengan corak klasik feminism. Misalkan saja salah satu contohnya adalah Floral dan Paisley. Dengan hadirnya model-model hijab terbaru, tentunya dapat mempercantik tampilan yang lebih perfect serta detail asimetris yang menjadi andalan bagi sebagian besar para hijabers Indonesia. Lantas, seperti apa sajakah model-model hijab terbaru yang dimaksud tadi? Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi,
mari sama-sama kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini :

1. Hijab Street Style
   Model hijab terbaru pertama yang paling hits di tahun 2019, yakni hijab street style. Ya, model hijab yang satu ini memang benar-benar menyajikan nuansa yang “kekinian banget”. Itu sebabnya, mengapa hijab street style kerap menjadi pilihan bagi sebagian besar hijabers milenial di Indonesia. Material hijab berbahan spandex tentunya merupakan pilihan yang tepat bagi kamu. Dalam hal ini, kamu hanya perlu menggabungkannya dengan T-shirt, celana cargo, sneakers, maupun aksesoris topi. Dengan perpaduan tersebut, tentu saja akan membuat penampilanmu semakin terlihat lucu dan stylish.

2. Hijab Segi Empat Dengan Warna Pastel
   Memang tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa pastel merupakan salah satu warna yang menjadi favoritnya para hijabers diseluruh dunia. Ya, bagitu pun dengan hijabers di Indonesia, dimana hijab yang berwarna pastel ini selalu menjadi andalannya. Mengapa demikian? Pasalnya, hijab yang berwarna pastel tersebut menonjolkan sisi simple sehingga cocok digabungkan dengan bawahan yang berwarna apa saja. Adapun mengenai beberapa warna pastel yang dapat kamu pilih mulai dari salmon pink, nude, baby blue, mint, green, dan lain sebagainya. Selain cocok digunakan untuk kegiatan santai, hijab-hijab yang berwarna pastel ini juga sangat cocok kamu gunakan untuk menghadiri acara-acara formal lho!

3. Hijab Layering
   Menurut kabar yang beredar, model hijab layering ini baru populer di tahun 2019 tepatnya di bulan Ramadhan kemarin. Soalnya model hijab tersebut sudah menonjolkan nuansa statement, yang tentu saja dapat kamu netralkan dengan fashion item yang bermotif polos. Selain itu, cara penggunaannya juga bisa kamu aplikasikan dengan hijab yang bertumpuk. Bukan hanya itu saja, bahkan model hijab layering ini dapat kamu sesuaikan dengan occasion, atau hijab yang berbahan satin untuk menghadiri acara-acara formal. Sedangkan untuk kegiatan sehari-hari, kamu bisa menggunakan hijab yang berbahan voal.

4. Hijab Segi Empat dengan Motif Klasik
   Model hijab terbaru berikutnya yang paling hits di tahun 2019, yakni hijab segi empat dengan motif klasik seperti paisley maupun bunga-bunga. Dengan mengusung motif cantik tersebut, tentu saja sangat cocok digabungkan dengan busana yang berwarna pastel.

5. Hijab Asimetris
   Seperti yang sudah disebutkan pada ulasan di atas tadi, dimana hijab bergaya asimetris ini sudah populer di tahun 2018 lalu. Kendati demikian, di tahun 2019 ini model hijab asimetris masih banyak diminati oleh kalangan hijabers di Indonesia lho. Namun, model hijab asimetris hanya cocok digunakan untuk acara-acara formal saja.

Itulah deretan model hijab terbaru paling hits di tahun 2019, yang semoga saja bisa menginspirasi kita untuk selalu tampil modis dan tetap syar’i.
Read More

SPECIALIST SERVICE COMPUTER MURAH DI SURABAYA

Rabu, 28 Agustus 2019



     Sebagai seorang penulis dan juga guru, maka laptop bagiku adalah barang yang sangat penting. Kemanapun pergi rasanya lega kalau membawa laptop, padahal belum tentu juga dibuka hehehe...
Kebayang nggak kalau laptop sampai rusak? Adduuh bisa baper dan galau yaa.. Laptopku pernah mati ketika suatu saat anakku menumpahkan kuah mie diatasnya. Ya Allah rasanyaaaa.. hampa deh, nggak ada laptop. Nggak bisa ngerjain apa-apa juga hiks..


Kalau sudah begini, kita pasti pengennya membetulkan laptop ke tempat yang terpercaya, murah dan juga cepat kan? Tapi susahh juga lhoo mencari tempat yang seperti itu...ye kaaann??

Untunglah di sekitar tempat tinggal saya dulu di Siwalankerto, ada tempat service komputer yang kereenn... Keren maksudnya ya seperti yang kita cari tadi, udah murah, maksudnya harga terjangkau, cepat pengerjaannya dan juga dijamin hasilnya memuaskan deh..


Specialist Service komputer ini bernama Poetra COMPUTER alamatnya ada di Jl Siwalankerto Timur lho, eh kalau kalian buka google dan lalu mengetikkan "service laptop terbaik di Surabaya" maka nama Poetra Computer akan muncul di urutan ke 3, adduuh lihat jumlah review yang sudah hampir 500 orang mana mendapat bintang 4.8, gimana nggak langsung pengen membawanya kesana?


Lokasinya mudah dijangkau koq, disekitaran kampus Petra Surabaya. Jangan lupa kalau sampai disana, sampaikan dengan baik bagaimana keadaan laptop kita agar dapat diketahui masalahnya dengan benar, karena miss komunikasi juga bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga antara pelanggan dan penyedia jasa tidak menemukan jalan keluar terbaik dari masalah yg dialami pelanggan..


Begitu sampai, kita akan diterima oleh petugas yang ramah dan sopan dan biasanya mbak-mbak lho, wah keren yaa.. cewek-cewek tapi jago komputer semua, silahkan sampaikan apa masalah komputer kita, nanti akan dicari solusinya oleh mereka. Oya kalau keadaannya URGENT dan minta ditunggu atau sehari jadi, Maka bila dicancel bisa kena biaya yaaa.. kan udah capek-capek dan buru-buru ngerjainnya, kalau dibatalkan terpaksa kena kompensasinya yaaa.. kayak dokter deh kalau dokter bedah aja melakukan operasi dadakan pasti biayanya lebih mahal, kan?

Oya suasana disana benar-benar nyaman lho, selain ada ACnya juga ada minuman gratis hehehe...teh gelas cepat saji pula, menurut saya cuma disini tempat service yang belom tahu deal atau tidak servicenya, tetapi udah sukarela memberi free minuman meski sekedar teh gelas. Asyik kan?

Nanti laptop kita akan dibongkar dan langsung ditangani kalau kita menyatakan itu urgent, lalu kita akan diberi tanda terima karena kita telah menyerahkan laptop kita untuk diperbaiki. Nanti petugas akan memberikan rincian harga setelah selesai menemukan penyebab rusaknya. Dan dijamin tidak mahal lho.. Apabila kita menyetujui harganya, maka proses perbaikan akan dilanjutkan. Bila status kita urgent maka sekitar dua- tiga jam kemudian kita akan diberi kabar bahwa laptop kita telah selesai dan kita bisa mengambilnya. Cepat sekali bukan?

Jadi kalau ada laptopmu yang rusak, udah nggak usah bingung-bingung, langsung bawa saja ke Poetra Computer, dijamin good job, good team dan good service deh!
Read More

TIPS MENCARI KOST-KOSTAN

Jumat, 09 Agustus 2019





Bagi para orang tua yang mempunyai anak-anak yang sudah lulus SMA tentu banyak hal yang dipikirkan. Apalagi ketika anaknya ternyata belum mendapatkan kampus yang diinginkan. Tetapi bukan berarti setelah mendapatkan kampus semuanya menjadi beres. Ada hal lain lagi yang harus dipersiapkan, yaitu dimana anaknya akan tinggal selama kuliah. Maka ritual lain yang harus dilakukan adalah mencari kost-kostan.
Rumah kost atau rumah yang disewakan pasti bertebaran di sekitar kampus. Mudah saja bagi kita sebetulnya kalau mau mencari kost-kostan. Berbeda sekali apabila kita mencari kontrakan untuk perkantoran atau untuk tempat usaha yang disewakan. Apabila memilih tempat untuk usaha banyak hal yang harus kita pikirkan seperti lokasi yang strategis dan siapa saja calon pembelinya. Walaupun begitu, untuk memilih rumah kost juga tetap mempertimbangakn banyak hal, kita harus mencaria rumah kost seperti apa yang kita inginkan. 



Beberapa hal yang harus kita pikirkan ketika mencari rumah kost antara lain:
1.      Berapa orang satu kamar
Banyak anak-anak yang biasanya sekamar sendirian di rumah, malas untuk berbagi kamar bila mencari kost-kostan. Takut tidak cocok, takut lain kebiasaannya dan lain-lain. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari kamar yang satu kamar untuk satu orang. Kebanyakan orang tua akan menyarankan untuk sekamar berdua, bagaimanapun hidup di rantau lebih enak kalau ada temannya. Bisa buat diajak berdiskusi membahas banyak hal dan bisa juga untuk teman curhat. Lagian bukankah kita makhluk sosial yang harus belajar sosialisasi, makanya memutuskan sekamar berdua itu tentu baik untuk belajar hidup bermasyarakat. Bahkan bagi kalangan menengah kebawah, yang sudah terbiasa selalu berbagi, mereka bisa hidup sekamar berempat lhoo.. tentu saja lebih murah ya, yang penting bisa belajar dengan baik dan kuliah lancar, yee kaan??

2.      Jarak dari kampus
Bagi mereka yang tidak membawa kendaraan, sebaiknya mencari kost-kostan yang dekat dengan kampus sehingga bisa ditempuh dengan jalan kaki. Kalau yang membawa kendaraan sih, mau yang jauh juga tidak masalah kaliii..

3.      Fasilitas
a.      Kamar mandi
Bagiku kamar mandi adalah hal yang paling penting dan harus dilihat pertama kali. Kalau kamar mandi bersih kita akan nyaman membersihkan diri dan tentu nyaman tinggal di kost-kostan. Ada yang menyediakan kamar mandi dalam ada pula yang kamar mandinya harus berbagi. Bila kamar mandi berbagi maka harus ada piket membersihkan kamar mandi itu bersama-sama.

b.      Dapur
Ada kost yang memperbolehkan kita untuk memasak tetapi ada juga yang tidak boleh dengan alasan kalau memasak bisa membuat semuanya menjadi kotor. Tetapi ada pula yang tidak memperbolehkan memasak, tetapi mereka menyediakan nasi putih dan air minum yang bisa bebas dinikmati anak kost.
Bahkan ada pula kost yang menyediakan makannya sekalian. Jadi anak kost tidak perlu memikirkan makan apa setiap harinya. Tetapi mungkin sudah jarang ya di saat ini, yang ada mungkin pemilik kost juga mempunyai kafe sehingga anak-anak kost tidak perlu jauh-jauh membeli makan.

c.       Parkir
Bagi yang membawa kendaraan sendiri, maka tempat parkir menjadi hal yang penting, agar kita merasa aman dan nyaman tidak terlalu khawatir dengan kendaraan kita.

d.      Wifi
Bagi anak millenials maka wifi saat ini menjadi hal yang sangat penting. Bila ada Wifi maka mereka bisa tetap bermain sosmed tetap bisa berselancar di dunia maya tanpa memikirkan kuota. Apalagi jaman now pasti tugas-tugas kuliah harus dicari di internet, dan itu semua tentu membutuhkan data internet, bukaaann??? So, kost yang ada Wifi


e.      Terpisah laki dan perempuan
Bagi para orang tua tentu merasa lebih nyaman kalau anaknya tinggal di kost yang terpisah antara laki dan perempuan, tahu sendiri pergaulan jaman sekarang harus hati-hatiii deehh...

f.        Lokasi strategis
Kalau bisa lokasinya yang strategis, dekat dengan bank atau ATM, warung makan, supermarket, apotik, rumah sakit dan lain-lain. Sehingga mudah bila kita mendadak butuh sesuatu.

g.      Ibu Kost
Bagi sebagian orang tua pasti banyak yang menginginkan anaknya kost di tempat yang ada ibu kostnya, karena diharapkan ibu kostnya lah yang akan menjadi pengganti mereka, yang bisa mengingatkan tentang banyak hal dan menjaga anak-anak kost itu. Tetapi kebanyakan anak-anak juga nggak suka karena pastilah lebih banyak aturan kalau ada ibu kostnya hehehe..

Itu tadi diantaranya hal-hal yang perlu diperhatikan kalau mencari kost-kostan. Tetapi fenomena saat ini yang juga menarik adalah banyak anak-anak mahasiswa yang lebih suka tinggal di apartemen. Kira-kira delapan tahun yang lalu bisnis kost-kostan  pernah mati di sekitar kampus Universitas Kristen Petra di daerah Siwalankerto Surabaya, ketika di depan kampus itu dibangun sebuah apartemen baru. Kalangan mahasiswa Petra yang memang berasal dari keluarga menengah ke atas tentu lebih memilih tinggal di apartemen daripada di rumah kost biasa. Aduh udah kayak mencari rumah aja ya. Begitulah, jaman berubah dan semua memang lebih menyukai yang lebih canggih dan praktis. Terkadang apartemen tidak melulu menyediakan rumah tinggal tetapi juga menyediakan ruang kantor untuk disewakan, entahlah begitu mendengar kata apartemen pasti langsung terbayang hunian yang nyaman dan kekinian. itulah mengapa banyak yang lebih suka memilih tinggal di apartemen.


Beberapa mahasiswa mengatakan mereka lebih memilih apartemen karena dianggap lebih aman dan nyaman. Selain karena pasti kamarnya mempunyai Air Conditioner, ada Wifi gratis, tempat parkir yang aman, ada Satpam, laundry dan juga banyak kafe dan resto di sekitarnya. Semua itu pasti lebih membuat mereka nyaman daripada harus tinggal di kost-kostan biasa. Apalagi bila apartemen itu juga dijual, maka bagi mereka tentu bisa sekalian berinvestasi. Daripada dibayarkan tiap bulan kepada pemilik kost maka lebih baik uangnya untuk mengangsur apartemen.  Tetapi apartemen di sekitar kampus juga masih jarang koq, yang ada juga kost-kostan biasa. Buat kalian yang, kuliah di sekitaran Jakarta, silahkan klik www.kostjakarta.com yaaa, gak perlu ribet, tinggal pilih aja hehehe So, bagaimana? mau tinggal di kost-kostan atau di apartemen? Hidup memang banyak pilihan bukan? Life is a choice, so selamat memilih dehh hehehe..





Read More

KOBOY KAMPUS, PARODI MAHASISWA PADA JAMANNYA

Kamis, 08 Agustus 2019


Siapa yang tak kenal Pidi Baiq dengan DILANnya? Nah. kali ini karya Pidi Baiq kembali menghiasi perfilman di Indonesia dengan judulnya KOBOY KAMPUS.

Film ini bercerita tentang kehidupan kampus Pidi Baiq di Fakultas Seni Rupa ITB di sekitaran tahun 1990an. Pidi yang diperankan oleh Jason Ranti, dan juga teman-teman Pidi seperti Ninuk (Ricky Harun), Deni (Bisma Karisma), Erwin (David John Schaap) dan Dikdik (Miqdad Auddasy)  ketika itu lebih suka bermain atau ngoboy daripada serius belajar.

Mungkin mahasiswa yang lain mengeluarkan aspirasi mereka dengan berdemonstrasi atau turun ke jalan, tetapi Pidi Baiq bersama teman-temannya justru mendirikan negara  di dalam kampus yang diberi nama "Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD sebagai salah satu cara mereka mengkritik pemerintah.


Film ini tampil dengan bahasa yang ringan dan unik dan juga penuh humor. Koboy kampus yang mengangkat problematika masa kuliah dan juga warna-warni kisah cinta di kampus, musik soundtracknya adalah lagu-lagu dari The Panasdalam Band itu sendiri.

Film ini juga bertabur bintang-bintang artis ternama seperti : Steffi Zamora, Danilla Riyadi, Vienny JKT48, Christina Colondom, Anfa Safitri, Chicha Koeswoyo dan dan Ria Irawan.

Pidi tidak suka dengan kelakuan mahasiswa yang suka sekali demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, selain itu demo mahasiswa juga bisa  menimbulkan banyak masalah, mulai dari DO atau drop out, melawan pihak kepolisian, dan juga skorsing. sebaliknya Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di negara kita, seperti Presiden yang terlalu lama menjabat dan lain-lain. Akhirnya pelampiasannya dengan mendirikan NKRTPD itu walaupun arahnya juga tidak jelas. Mereka menuntut agar pihak kampus mengadakan kegiatan yang seru dan bisa membuat kampus menjadi meriah, seperti usul diadakan penyambutan kepada mahasiswa baru dan lain-lain.


Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini sepertinya hanya sekuel-sekuel yang penuh kelucuan saja, tidak ada benang merah garis besar apa konfliknya. Bagi para fans Pidi baiq dan the Panasdalam film ini pasti sangat membahagiakan karena filmnya memang benar-benar menggambarkan bagaimana seorang Pidi Baiq yang kocak dan sedikit nyeleneh. Ayo kita nikmati keseruan film koboy kampus di bioskop-bioskop terdekat.





“Ibu Pertiwi sedang menangis, Ibu Pertiwi sedang bersusah hati!” teriak orator mahasiswa dengan semangat meluap-luap. Pidi Baiq (Jason Ranti) hanya menyaksikan kerumunan pendemo itu dari jauh. Tak lama, Nova (Danilla Riyadi) menghampirinya dan berkelakar. “Dia teh lebih cinta Ibu Pertiwi daripada saya,” ujarnya dengan logat Sunda. Pidi jengkel dengan kelakuan mahasiswa yang doyan demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, alias Presiden yang sudah menjabat puluhan tahun itu. Menurut Pidi, aksi demo mahasiswa juga rentan menimbulkan masalah, mulai dari bersitegang dengan pihak kepolisian, skorsing dari pihak kampus, hingga drop out (DO). Namun, di sisi lain, Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di sekitarnya. Pidi akhirnya mengambil keputusan ekstrem. Bersama teman-temannya, Ninu (Ricky Harun), Erwin (David John Schaap), Dikdik (Miqdad Addausy), dan Deni (Bisma Karisma), mereka mendirikan sebuah "negara" baru di salah satu ruang kuliah kampus ITB: Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD. The Panasdalam sendiri merupakan akronim dari: a-THE-is, PA-ganisme, NAS-rani, Hindu bu-DA, dan is-LAM. Secara filosofis menurut Pidi, semua orang di The Panasdalam boleh berbeda keyakinan, namun tetap satu dalam tujuan yang sama. NKRTPD sendiri adalah ‘negara’ mini dengan luas wilayah 80 meter persegi. Penduduknya dikisahkan merasa kaya karena selalu melakukan segala urusan, termasuk jatuh cinta, di luar negeri: Indonesia. Pidi pun mengangkat dirinya sebagai imam besar The Panasdalam dan menunjuk Deni sebagai Presidennya. Negara dalam film Koboy Kampus (2019) ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Apa tujuan dibentuknya negara ini? Apakah akan jadi oposisi pemerintah? Saya berharap banyak hal yang bisa dijajaki dari sini. Namun, film ini lebih menyoroti tahun-tahun awal The Panasdalam, sebuah komunitas yang dibentuk untuk merespons kondisi sosial, yang hadir sebagai pelampiasan rasa kecewa terhadap “Bapak Presiden yang sudah semestinya berhenti menjabat”, tapi bingung menentukan arah. Selain menceritakan terbentuknya grup musik The Panasdalam, Koboy Kampus disebut-sebut sebagai cerita masa kuliah Pidi Baiq bersama teman-temannya di Fakultas Seni Rupa ITB. “Koboy Kampus” adalah istilah bagi mahasiswa yang betah berlama-lama di kampus dan menunda kelulusan. Saat itu mahasiswa memang punya banyak waktu untuk main-main karena masa kadaluarsa kuliah bisa mencapai 14 semester atau tujuh tahun. Dari Koboy ke Hippies Sulit untuk tidak membandingkan spirit anak-anak muda di Koboy Kampus dengan gerakan budaya tanding (counter culture) yang berkembang di Amerika Serikat sekitar 1960-an. Kemunculan kelompok yang lantas disebut hippies ini disebabkan oleh Perang Vietnam, serta kejenuhan terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik yang serba konservatif. Puncaknya, Summmer of Love terjadi pada 1967 dan ditutup dengan festival Woodstock dua tahun setelahnya. Setidaknya itu mitos Amerika 1960-an yang kita ketahui. Sayangnya terlalu banyak yang tidak kita akrabi dari dekade itu, termasuk dunia yang berjarak dari keriaan ala hippie. Pada 1962, sekumpulan mahasiswa berkumpul di Port Huron, Michigan, AS, untuk mendirikan organisasi bernama Students for Democratic Society (SDS). Manifestonya yang tersohor, The Port Huron Statement, dibuka dengan pengakuan betapa generasi mereka dibesarkan oleh kemakmuran Amerika pasca-Perang Dunia II, dan mereka “menatap gusar dunia yang [mereka] warisi”. Bertahun-tahun setelah itu SDS berkembang pesat, dari memotori aksi-aksi protes anti-perang di jalanan hingga menginterupsi konvensi Partai Demokrat. Beberapa anggotanya yang paling militan bahkan keluar dari SDS, menyatakan perang terhadap imperialisme Amerika, rasisme kulit putih, serta seksisme; dan bersimpati pada negeri-negeri sosialis, bahkan membom gedung-gedung pemerintahan dan militer Paman Sam. Kelompok militan yang disebut Weather Underground ini bahkan digolongkan sebagai kelompok teroris dalam negeri. Sebagian besarnya mengambil jalan protes damai, turun ke jalan bersama buruh (yang rawan dikirim ke Vietnam karena tak berstatus mahasiswa) dan orang-orang kulit hitam (yang diturunkan ke garis depan melawan Vietnam dan diperlakukan secara rasis ketika pulang ke tanah air), serta menolak apa yang diramalkan Dwight Eisenhower sebagai kebangkitan military industrial complex. Dari rahim aktivis inilah lahir orang-orang seperti Bernie Sanders di AS dan Jeremy Corbyn di Inggris. Pada tahun-tahun yang sama, Indonesia berbelok ke arah yang berbeda. Wajar, mahasiswa Indonesia zaman itu sebagian besar berasal dari golongan elite. Salah satu tokohnya adalah Arief Budiman. Menurut Vedi Hadiz, Ian Chalmers, dan David Bourchier dalam Indonesian Politics and Society: A Reader (2003), Arief pernah menyamakan gerakan mahasiswa dengan tokoh utama sebuah film koboi berjudul Shane (1953). Shane sang koboi dikisahkan harus turun gunung untuk menghabisi para penjahat. Setelah suasana kembali tenang, ia pulang ke rumahnya. Ia tak punya ambisi politik, dan tak haus kekuasaan. Sejak itu muncul mitos bahwa gerakan mahasiswa Indonesia adalah “gerakan moral” atau “agen perubahan”. Namun koboi kampus dalam Koboy Kampus bukan aktivis gerakan moral ala Angkatan ’66. Mereka adalah spesies yang berbeda dari aktivis-aktivis semacam itu, tidak berangkat dari alasan gerakan moral atau keinginan untuk menjadi motor perubahan. Tokoh-tokoh utama di Koboy Kampus digambarkan tengah mendobrak kejenuhan kampus dengan mendesak Himpunan Mahasiswa agar kembali mengadakan penyambutan terhadap mahasiswa baru. Mereka juga memprotes himpunan karena mengadakan program-program membosankan yang gagal meramaikan kampus. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini menampilkan pertentangan antara para koboi kampus dan gerakan mahasiswa arus utama. Para mahasiswa aktivis merasa terganggu dengan kehadiran The Panasdalam yang emoh turun ke jalan dan ikut aksi. Pertentangan keduanya dieksekusi dalam bentuk canda, ketika para aktivis tersebut beberapa kali gagal menemui Pidi dan anggota The Panasdalam lainnya. Saya melihat Koboy Kampus sebagai ledekan untuk para aktivis mahasiswa yang duduk di menara gading. Turun ke jalan dengan jaket almamater, sekaligus menegaskan mereka berbeda dengan banyak elemen yang turun ke jalan. Ini cukup berkebalikan dengan situasi di pengujung Orde Baru. Tak banyak aktivis kampus --terutama yang bergerak di bawah tanah-- yang mau mengenakan jaket almamater, mengingat jaket peneguh identitas ini terlalu berbahaya untuk dikenakan. Baru ketika gerakan mahasiswa makin besar, mereka tak lagi takut mengenakan jaket almamater. Kelompok The Panasdalam mungkin punya banyak alasan untuk tidak mengikuti jejak aktivis berjaket almamater ini. Mereka memilih untuk bersikap politis dengan apolitis. Tapi tentu ada problem dalam pilihan itu. Bukan pada sikap apolitis yang diambil, tapi pada pemandangan ketika The Panasdalam memilih kembali menjadi bagian dari Indonesia ketika Soeharto lengser. Orang bisa dengan mudah menyematkan label ‘oportunis’ akibat gambaran ini. Namun pilihan ini sekaligus bisa meneguhkan bahwa The Panasdalam bukannya anti terhadap Indonesia, melainkan anti pada Soeharto. Lagi-lagi, mereka menunjukkan cara melawan dengan sikap yang seolah-olah bercanda. Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Irma Garnesia (tirto.id - Film) Penulis: Irma Garnesia Editor: Nuran Wibisono

Baca selengkapnya di artikel "Koboy Kampus: Ketika Mahasiswa Apolitis Menolak Negara", https://tirto.id/eftc
“Ibu Pertiwi sedang menangis, Ibu Pertiwi sedang bersusah hati!” teriak orator mahasiswa dengan semangat meluap-luap. Pidi Baiq (Jason Ranti) hanya menyaksikan kerumunan pendemo itu dari jauh. Tak lama, Nova (Danilla Riyadi) menghampirinya dan berkelakar. “Dia teh lebih cinta Ibu Pertiwi daripada saya,” ujarnya dengan logat Sunda. Pidi jengkel dengan kelakuan mahasiswa yang doyan demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, alias Presiden yang sudah menjabat puluhan tahun itu. Menurut Pidi, aksi demo mahasiswa juga rentan menimbulkan masalah, mulai dari bersitegang dengan pihak kepolisian, skorsing dari pihak kampus, hingga drop out (DO). Namun, di sisi lain, Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di sekitarnya. Pidi akhirnya mengambil keputusan ekstrem. Bersama teman-temannya, Ninu (Ricky Harun), Erwin (David John Schaap), Dikdik (Miqdad Addausy), dan Deni (Bisma Karisma), mereka mendirikan sebuah "negara" baru di salah satu ruang kuliah kampus ITB: Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD. The Panasdalam sendiri merupakan akronim dari: a-THE-is, PA-ganisme, NAS-rani, Hindu bu-DA, dan is-LAM. Secara filosofis menurut Pidi, semua orang di The Panasdalam boleh berbeda keyakinan, namun tetap satu dalam tujuan yang sama. NKRTPD sendiri adalah ‘negara’ mini dengan luas wilayah 80 meter persegi. Penduduknya dikisahkan merasa kaya karena selalu melakukan segala urusan, termasuk jatuh cinta, di luar negeri: Indonesia. Pidi pun mengangkat dirinya sebagai imam besar The Panasdalam dan menunjuk Deni sebagai Presidennya. Negara dalam film Koboy Kampus (2019) ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Apa tujuan dibentuknya negara ini? Apakah akan jadi oposisi pemerintah? Saya berharap banyak hal yang bisa dijajaki dari sini. Namun, film ini lebih menyoroti tahun-tahun awal The Panasdalam, sebuah komunitas yang dibentuk untuk merespons kondisi sosial, yang hadir sebagai pelampiasan rasa kecewa terhadap “Bapak Presiden yang sudah semestinya berhenti menjabat”, tapi bingung menentukan arah. Selain menceritakan terbentuknya grup musik The Panasdalam, Koboy Kampus disebut-sebut sebagai cerita masa kuliah Pidi Baiq bersama teman-temannya di Fakultas Seni Rupa ITB. “Koboy Kampus” adalah istilah bagi mahasiswa yang betah berlama-lama di kampus dan menunda kelulusan. Saat itu mahasiswa memang punya banyak waktu untuk main-main karena masa kadaluarsa kuliah bisa mencapai 14 semester atau tujuh tahun. Dari Koboy ke Hippies Sulit untuk tidak membandingkan spirit anak-anak muda di Koboy Kampus dengan gerakan budaya tanding (counter culture) yang berkembang di Amerika Serikat sekitar 1960-an. Kemunculan kelompok yang lantas disebut hippies ini disebabkan oleh Perang Vietnam, serta kejenuhan terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik yang serba konservatif. Puncaknya, Summmer of Love terjadi pada 1967 dan ditutup dengan festival Woodstock dua tahun setelahnya. Setidaknya itu mitos Amerika 1960-an yang kita ketahui. Sayangnya terlalu banyak yang tidak kita akrabi dari dekade itu, termasuk dunia yang berjarak dari keriaan ala hippie. Pada 1962, sekumpulan mahasiswa berkumpul di Port Huron, Michigan, AS, untuk mendirikan organisasi bernama Students for Democratic Society (SDS). Manifestonya yang tersohor, The Port Huron Statement, dibuka dengan pengakuan betapa generasi mereka dibesarkan oleh kemakmuran Amerika pasca-Perang Dunia II, dan mereka “menatap gusar dunia yang [mereka] warisi”. Bertahun-tahun setelah itu SDS berkembang pesat, dari memotori aksi-aksi protes anti-perang di jalanan hingga menginterupsi konvensi Partai Demokrat. Beberapa anggotanya yang paling militan bahkan keluar dari SDS, menyatakan perang terhadap imperialisme Amerika, rasisme kulit putih, serta seksisme; dan bersimpati pada negeri-negeri sosialis, bahkan membom gedung-gedung pemerintahan dan militer Paman Sam. Kelompok militan yang disebut Weather Underground ini bahkan digolongkan sebagai kelompok teroris dalam negeri. Sebagian besarnya mengambil jalan protes damai, turun ke jalan bersama buruh (yang rawan dikirim ke Vietnam karena tak berstatus mahasiswa) dan orang-orang kulit hitam (yang diturunkan ke garis depan melawan Vietnam dan diperlakukan secara rasis ketika pulang ke tanah air), serta menolak apa yang diramalkan Dwight Eisenhower sebagai kebangkitan military industrial complex. Dari rahim aktivis inilah lahir orang-orang seperti Bernie Sanders di AS dan Jeremy Corbyn di Inggris. Pada tahun-tahun yang sama, Indonesia berbelok ke arah yang berbeda. Wajar, mahasiswa Indonesia zaman itu sebagian besar berasal dari golongan elite. Salah satu tokohnya adalah Arief Budiman. Menurut Vedi Hadiz, Ian Chalmers, dan David Bourchier dalam Indonesian Politics and Society: A Reader (2003), Arief pernah menyamakan gerakan mahasiswa dengan tokoh utama sebuah film koboi berjudul Shane (1953). Shane sang koboi dikisahkan harus turun gunung untuk menghabisi para penjahat. Setelah suasana kembali tenang, ia pulang ke rumahnya. Ia tak punya ambisi politik, dan tak haus kekuasaan. Sejak itu muncul mitos bahwa gerakan mahasiswa Indonesia adalah “gerakan moral” atau “agen perubahan”. Namun koboi kampus dalam Koboy Kampus bukan aktivis gerakan moral ala Angkatan ’66. Mereka adalah spesies yang berbeda dari aktivis-aktivis semacam itu, tidak berangkat dari alasan gerakan moral atau keinginan untuk menjadi motor perubahan. Tokoh-tokoh utama di Koboy Kampus digambarkan tengah mendobrak kejenuhan kampus dengan mendesak Himpunan Mahasiswa agar kembali mengadakan penyambutan terhadap mahasiswa baru. Mereka juga memprotes himpunan karena mengadakan program-program membosankan yang gagal meramaikan kampus. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini menampilkan pertentangan antara para koboi kampus dan gerakan mahasiswa arus utama. Para mahasiswa aktivis merasa terganggu dengan kehadiran The Panasdalam yang emoh turun ke jalan dan ikut aksi. Pertentangan keduanya dieksekusi dalam bentuk canda, ketika para aktivis tersebut beberapa kali gagal menemui Pidi dan anggota The Panasdalam lainnya. Saya melihat Koboy Kampus sebagai ledekan untuk para aktivis mahasiswa yang duduk di menara gading. Turun ke jalan dengan jaket almamater, sekaligus menegaskan mereka berbeda dengan banyak elemen yang turun ke jalan. Ini cukup berkebalikan dengan situasi di pengujung Orde Baru. Tak banyak aktivis kampus --terutama yang bergerak di bawah tanah-- yang mau mengenakan jaket almamater, mengingat jaket peneguh identitas ini terlalu berbahaya untuk dikenakan. Baru ketika gerakan mahasiswa makin besar, mereka tak lagi takut mengenakan jaket almamater. Kelompok The Panasdalam mungkin punya banyak alasan untuk tidak mengikuti jejak aktivis berjaket almamater ini. Mereka memilih untuk bersikap politis dengan apolitis. Tapi tentu ada problem dalam pilihan itu. Bukan pada sikap apolitis yang diambil, tapi pada pemandangan ketika The Panasdalam memilih kembali menjadi bagian dari Indonesia ketika Soeharto lengser. Orang bisa dengan mudah menyematkan label ‘oportunis’ akibat gambaran ini. Namun pilihan ini sekaligus bisa meneguhkan bahwa The Panasdalam bukannya anti terhadap Indonesia, melainkan anti pada Soeharto. Lagi-lagi, mereka menunjukkan cara melawan dengan sikap yang seolah-olah bercanda. Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Irma Garnesia (tirto.id - Film) Penulis: Irma Garnesia Editor: Nuran Wibisono

Baca selengkapnya di artikel "Koboy Kampus: Ketika Mahasiswa Apolitis Menolak Negara", https://tirto.id/eftc

“Ibu Pertiwi sedang menangis, Ibu Pertiwi sedang bersusah hati!” teriak orator mahasiswa dengan semangat meluap-luap. Pidi Baiq (Jason Ranti) hanya menyaksikan kerumunan pendemo itu dari jauh. Tak lama, Nova (Danilla Riyadi) menghampirinya dan berkelakar. “Dia teh lebih cinta Ibu Pertiwi daripada saya,” ujarnya dengan logat Sunda. Pidi jengkel dengan kelakuan mahasiswa yang doyan demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, alias Presiden yang sudah menjabat puluhan tahun itu. Menurut Pidi, aksi demo mahasiswa juga rentan menimbulkan masalah, mulai dari bersitegang dengan pihak kepolisian, skorsing dari pihak kampus, hingga drop out (DO). Namun, di sisi lain, Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di sekitarnya. Pidi akhirnya mengambil keputusan ekstrem. Bersama teman-temannya, Ninu (Ricky Harun), Erwin (David John Schaap), Dikdik (Miqdad Addausy), dan Deni (Bisma Karisma), mereka mendirikan sebuah "negara" baru di salah satu ruang kuliah kampus ITB: Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD. The Panasdalam sendiri merupakan akronim dari: a-THE-is, PA-ganisme, NAS-rani, Hindu bu-DA, dan is-LAM. Secara filosofis menurut Pidi, semua orang di The Panasdalam boleh berbeda keyakinan, namun tetap satu dalam tujuan yang sama. NKRTPD sendiri adalah ‘negara’ mini dengan luas wilayah 80 meter persegi. Penduduknya dikisahkan merasa kaya karena selalu melakukan segala urusan, termasuk jatuh cinta, di luar negeri: Indonesia. Pidi pun mengangkat dirinya sebagai imam besar The Panasdalam dan menunjuk Deni sebagai Presidennya. Negara dalam film Koboy Kampus (2019) ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Apa tujuan dibentuknya negara ini? Apakah akan jadi oposisi pemerintah? Saya berharap banyak hal yang bisa dijajaki dari sini. Namun, film ini lebih menyoroti tahun-tahun awal The Panasdalam, sebuah komunitas yang dibentuk untuk merespons kondisi sosial, yang hadir sebagai pelampiasan rasa kecewa terhadap “Bapak Presiden yang sudah semestinya berhenti menjabat”, tapi bingung menentukan arah. Selain menceritakan terbentuknya grup musik The Panasdalam, Koboy Kampus disebut-sebut sebagai cerita masa kuliah Pidi Baiq bersama teman-temannya di Fakultas Seni Rupa ITB. “Koboy Kampus” adalah istilah bagi mahasiswa yang betah berlama-lama di kampus dan menunda kelulusan. Saat itu mahasiswa memang punya banyak waktu untuk main-main karena masa kadaluarsa kuliah bisa mencapai 14 semester atau tujuh tahun. Dari Koboy ke Hippies Sulit untuk tidak membandingkan spirit anak-anak muda di Koboy Kampus dengan gerakan budaya tanding (counter culture) yang berkembang di Amerika Serikat sekitar 1960-an. Kemunculan kelompok yang lantas disebut hippies ini disebabkan oleh Perang Vietnam, serta kejenuhan terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik yang serba konservatif. Puncaknya, Summmer of Love terjadi pada 1967 dan ditutup dengan festival Woodstock dua tahun setelahnya. Setidaknya itu mitos Amerika 1960-an yang kita ketahui. Sayangnya terlalu banyak yang tidak kita akrabi dari dekade itu, termasuk dunia yang berjarak dari keriaan ala hippie. Pada 1962, sekumpulan mahasiswa berkumpul di Port Huron, Michigan, AS, untuk mendirikan organisasi bernama Students for Democratic Society (SDS). Manifestonya yang tersohor, The Port Huron Statement, dibuka dengan pengakuan betapa generasi mereka dibesarkan oleh kemakmuran Amerika pasca-Perang Dunia II, dan mereka “menatap gusar dunia yang [mereka] warisi”. Bertahun-tahun setelah itu SDS berkembang pesat, dari memotori aksi-aksi protes anti-perang di jalanan hingga menginterupsi konvensi Partai Demokrat. Beberapa anggotanya yang paling militan bahkan keluar dari SDS, menyatakan perang terhadap imperialisme Amerika, rasisme kulit putih, serta seksisme; dan bersimpati pada negeri-negeri sosialis, bahkan membom gedung-gedung pemerintahan dan militer Paman Sam. Kelompok militan yang disebut Weather Underground ini bahkan digolongkan sebagai kelompok teroris dalam negeri. Sebagian besarnya mengambil jalan protes damai, turun ke jalan bersama buruh (yang rawan dikirim ke Vietnam karena tak berstatus mahasiswa) dan orang-orang kulit hitam (yang diturunkan ke garis depan melawan Vietnam dan diperlakukan secara rasis ketika pulang ke tanah air), serta menolak apa yang diramalkan Dwight Eisenhower sebagai kebangkitan military industrial complex. Dari rahim aktivis inilah lahir orang-orang seperti Bernie Sanders di AS dan Jeremy Corbyn di Inggris. Pada tahun-tahun yang sama, Indonesia berbelok ke arah yang berbeda. Wajar, mahasiswa Indonesia zaman itu sebagian besar berasal dari golongan elite. Salah satu tokohnya adalah Arief Budiman. Menurut Vedi Hadiz, Ian Chalmers, dan David Bourchier dalam Indonesian Politics and Society: A Reader (2003), Arief pernah menyamakan gerakan mahasiswa dengan tokoh utama sebuah film koboi berjudul Shane (1953). Shane sang koboi dikisahkan harus turun gunung untuk menghabisi para penjahat. Setelah suasana kembali tenang, ia pulang ke rumahnya. Ia tak punya ambisi politik, dan tak haus kekuasaan. Sejak itu muncul mitos bahwa gerakan mahasiswa Indonesia adalah “gerakan moral” atau “agen perubahan”. Namun koboi kampus dalam Koboy Kampus bukan aktivis gerakan moral ala Angkatan ’66. Mereka adalah spesies yang berbeda dari aktivis-aktivis semacam itu, tidak berangkat dari alasan gerakan moral atau keinginan untuk menjadi motor perubahan. Tokoh-tokoh utama di Koboy Kampus digambarkan tengah mendobrak kejenuhan kampus dengan mendesak Himpunan Mahasiswa agar kembali mengadakan penyambutan terhadap mahasiswa baru. Mereka juga memprotes himpunan karena mengadakan program-program membosankan yang gagal meramaikan kampus. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini menampilkan pertentangan antara para koboi kampus dan gerakan mahasiswa arus utama. Para mahasiswa aktivis merasa terganggu dengan kehadiran The Panasdalam yang emoh turun ke jalan dan ikut aksi. Pertentangan keduanya dieksekusi dalam bentuk canda, ketika para aktivis tersebut beberapa kali gagal menemui Pidi dan anggota The Panasdalam lainnya. Saya melihat Koboy Kampus sebagai ledekan untuk para aktivis mahasiswa yang duduk di menara gading. Turun ke jalan dengan jaket almamater, sekaligus menegaskan mereka berbeda dengan banyak elemen yang turun ke jalan. Ini cukup berkebalikan dengan situasi di pengujung Orde Baru. Tak banyak aktivis kampus --terutama yang bergerak di bawah tanah-- yang mau mengenakan jaket almamater, mengingat jaket peneguh identitas ini terlalu berbahaya untuk dikenakan. Baru ketika gerakan mahasiswa makin besar, mereka tak lagi takut mengenakan jaket almamater. Kelompok The Panasdalam mungkin punya banyak alasan untuk tidak mengikuti jejak aktivis berjaket almamater ini. Mereka memilih untuk bersikap politis dengan apolitis. Tapi tentu ada problem dalam pilihan itu. Bukan pada sikap apolitis yang diambil, tapi pada pemandangan ketika The Panasdalam memilih kembali menjadi bagian dari Indonesia ketika Soeharto lengser. Orang bisa dengan mudah menyematkan label ‘oportunis’ akibat gambaran ini. Namun pilihan ini sekaligus bisa meneguhkan bahwa The Panasdalam bukannya anti terhadap Indonesia, melainkan anti pada Soeharto. Lagi-lagi, mereka menunjukkan cara melawan dengan sikap yang seolah-olah bercanda. Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Irma Garnesia (tirto.id - Film) Penulis: Irma Garnesia Editor: Nuran Wibisono

Baca selengkapnya di artikel "Koboy Kampus: Ketika Mahasiswa Apolitis Menolak Negara", https://tirto.id/eftc
“Ibu Pertiwi sedang menangis, Ibu Pertiwi sedang bersusah hati!” teriak orator mahasiswa dengan semangat meluap-luap. Pidi Baiq (Jason Ranti) hanya menyaksikan kerumunan pendemo itu dari jauh. Tak lama, Nova (Danilla Riyadi) menghampirinya dan berkelakar. “Dia teh lebih cinta Ibu Pertiwi daripada saya,” ujarnya dengan logat Sunda. Pidi jengkel dengan kelakuan mahasiswa yang doyan demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, alias Presiden yang sudah menjabat puluhan tahun itu. Menurut Pidi, aksi demo mahasiswa juga rentan menimbulkan masalah, mulai dari bersitegang dengan pihak kepolisian, skorsing dari pihak kampus, hingga drop out (DO). Namun, di sisi lain, Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di sekitarnya. Pidi akhirnya mengambil keputusan ekstrem. Bersama teman-temannya, Ninu (Ricky Harun), Erwin (David John Schaap), Dikdik (Miqdad Addausy), dan Deni (Bisma Karisma), mereka mendirikan sebuah "negara" baru di salah satu ruang kuliah kampus ITB: Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD. The Panasdalam sendiri merupakan akronim dari: a-THE-is, PA-ganisme, NAS-rani, Hindu bu-DA, dan is-LAM. Secara filosofis menurut Pidi, semua orang di The Panasdalam boleh berbeda keyakinan, namun tetap satu dalam tujuan yang sama. NKRTPD sendiri adalah ‘negara’ mini dengan luas wilayah 80 meter persegi. Penduduknya dikisahkan merasa kaya karena selalu melakukan segala urusan, termasuk jatuh cinta, di luar negeri: Indonesia. Pidi pun mengangkat dirinya sebagai imam besar The Panasdalam dan menunjuk Deni sebagai Presidennya. Negara dalam film Koboy Kampus (2019) ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Apa tujuan dibentuknya negara ini? Apakah akan jadi oposisi pemerintah? Saya berharap banyak hal yang bisa dijajaki dari sini. Namun, film ini lebih menyoroti tahun-tahun awal The Panasdalam, sebuah komunitas yang dibentuk untuk merespons kondisi sosial, yang hadir sebagai pelampiasan rasa kecewa terhadap “Bapak Presiden yang sudah semestinya berhenti menjabat”, tapi bingung menentukan arah. Selain menceritakan terbentuknya grup musik The Panasdalam, Koboy Kampus disebut-sebut sebagai cerita masa kuliah Pidi Baiq bersama teman-temannya di Fakultas Seni Rupa ITB. “Koboy Kampus” adalah istilah bagi mahasiswa yang betah berlama-lama di kampus dan menunda kelulusan. Saat itu mahasiswa memang punya banyak waktu untuk main-main karena masa kadaluarsa kuliah bisa mencapai 14 semester atau tujuh tahun. Dari Koboy ke Hippies Sulit untuk tidak membandingkan spirit anak-anak muda di Koboy Kampus dengan gerakan budaya tanding (counter culture) yang berkembang di Amerika Serikat sekitar 1960-an. Kemunculan kelompok yang lantas disebut hippies ini disebabkan oleh Perang Vietnam, serta kejenuhan terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik yang serba konservatif. Puncaknya, Summmer of Love terjadi pada 1967 dan ditutup dengan festival Woodstock dua tahun setelahnya. Setidaknya itu mitos Amerika 1960-an yang kita ketahui. Sayangnya terlalu banyak yang tidak kita akrabi dari dekade itu, termasuk dunia yang berjarak dari keriaan ala hippie. Pada 1962, sekumpulan mahasiswa berkumpul di Port Huron, Michigan, AS, untuk mendirikan organisasi bernama Students for Democratic Society (SDS). Manifestonya yang tersohor, The Port Huron Statement, dibuka dengan pengakuan betapa generasi mereka dibesarkan oleh kemakmuran Amerika pasca-Perang Dunia II, dan mereka “menatap gusar dunia yang [mereka] warisi”. Bertahun-tahun setelah itu SDS berkembang pesat, dari memotori aksi-aksi protes anti-perang di jalanan hingga menginterupsi konvensi Partai Demokrat. Beberapa anggotanya yang paling militan bahkan keluar dari SDS, menyatakan perang terhadap imperialisme Amerika, rasisme kulit putih, serta seksisme; dan bersimpati pada negeri-negeri sosialis, bahkan membom gedung-gedung pemerintahan dan militer Paman Sam. Kelompok militan yang disebut Weather Underground ini bahkan digolongkan sebagai kelompok teroris dalam negeri. Sebagian besarnya mengambil jalan protes damai, turun ke jalan bersama buruh (yang rawan dikirim ke Vietnam karena tak berstatus mahasiswa) dan orang-orang kulit hitam (yang diturunkan ke garis depan melawan Vietnam dan diperlakukan secara rasis ketika pulang ke tanah air), serta menolak apa yang diramalkan Dwight Eisenhower sebagai kebangkitan military industrial complex. Dari rahim aktivis inilah lahir orang-orang seperti Bernie Sanders di AS dan Jeremy Corbyn di Inggris. Pada tahun-tahun yang sama, Indonesia berbelok ke arah yang berbeda. Wajar, mahasiswa Indonesia zaman itu sebagian besar berasal dari golongan elite. Salah satu tokohnya adalah Arief Budiman. Menurut Vedi Hadiz, Ian Chalmers, dan David Bourchier dalam Indonesian Politics and Society: A Reader (2003), Arief pernah menyamakan gerakan mahasiswa dengan tokoh utama sebuah film koboi berjudul Shane (1953). Shane sang koboi dikisahkan harus turun gunung untuk menghabisi para penjahat. Setelah suasana kembali tenang, ia pulang ke rumahnya. Ia tak punya ambisi politik, dan tak haus kekuasaan. Sejak itu muncul mitos bahwa gerakan mahasiswa Indonesia adalah “gerakan moral” atau “agen perubahan”. Namun koboi kampus dalam Koboy Kampus bukan aktivis gerakan moral ala Angkatan ’66. Mereka adalah spesies yang berbeda dari aktivis-aktivis semacam itu, tidak berangkat dari alasan gerakan moral atau keinginan untuk menjadi motor perubahan. Tokoh-tokoh utama di Koboy Kampus digambarkan tengah mendobrak kejenuhan kampus dengan mendesak Himpunan Mahasiswa agar kembali mengadakan penyambutan terhadap mahasiswa baru. Mereka juga memprotes himpunan karena mengadakan program-program membosankan yang gagal meramaikan kampus. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini menampilkan pertentangan antara para koboi kampus dan gerakan mahasiswa arus utama. Para mahasiswa aktivis merasa terganggu dengan kehadiran The Panasdalam yang emoh turun ke jalan dan ikut aksi. Pertentangan keduanya dieksekusi dalam bentuk canda, ketika para aktivis tersebut beberapa kali gagal menemui Pidi dan anggota The Panasdalam lainnya. Saya melihat Koboy Kampus sebagai ledekan untuk para aktivis mahasiswa yang duduk di menara gading. Turun ke jalan dengan jaket almamater, sekaligus menegaskan mereka berbeda dengan banyak elemen yang turun ke jalan. Ini cukup berkebalikan dengan situasi di pengujung Orde Baru. Tak banyak aktivis kampus --terutama yang bergerak di bawah tanah-- yang mau mengenakan jaket almamater, mengingat jaket peneguh identitas ini terlalu berbahaya untuk dikenakan. Baru ketika gerakan mahasiswa makin besar, mereka tak lagi takut mengenakan jaket almamater. Kelompok The Panasdalam mungkin punya banyak alasan untuk tidak mengikuti jejak aktivis berjaket almamater ini. Mereka memilih untuk bersikap politis dengan apolitis. Tapi tentu ada problem dalam pilihan itu. Bukan pada sikap apolitis yang diambil, tapi pada pemandangan ketika The Panasdalam memilih kembali menjadi bagian dari Indonesia ketika Soeharto lengser. Orang bisa dengan mudah menyematkan label ‘oportunis’ akibat gambaran ini. Namun pilihan ini sekaligus bisa meneguhkan bahwa The Panasdalam bukannya anti terhadap Indonesia, melainkan anti pada Soeharto. Lagi-lagi, mereka menunjukkan cara melawan dengan sikap yang seolah-olah bercanda. Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Irma Garnesia (tirto.id - Film) Penulis: Irma Garnesia Editor: Nuran Wibisono

Baca selengkapnya di artikel "Koboy Kampus: Ketika Mahasiswa Apolitis Menolak Negara", https://tirto.id/eftc
Read More

FAKTA MENARIK TENTANG MINYAK KUTUS-KUTUS

Rabu, 07 Agustus 2019



Sekarang ini minyak kutus-kutus menjadi obat alternatif yang sangat digemari para bunda. Minyak yang berasal dari Bali ini dipercaya dapat memberikan banyak manfaat bagi para penggunanya, dan bahkan diklaim dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Jika kalian melihat testimony dari para konsumsen disalah satu e-commerce maka pasti akan kalian temukan berbagai tanggapan positif. Dapat dilihat disitu bagaimana pengakuan mereka yang menyatakan jika minyak tersebut dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang dialami anak-anak. Diakui oleh para orang tua tersebut jika kebanyakan penyakit yang dialami anak-anaknya adalah batuk pilek sehingga menyebabkan mereka tidak bisa  tidur dengan nyenyak. Kalian pasti merasa penasaran dengan jenis minyak satu ini. Berikut beberapa fakta menarik minyak kutus-kutus yang perlu kita ketahui diantaranya yaitu :

1.    Terbuat Dari 69 Bahan
Minyak ini diproduksi oleh PT Tamba Waras yang didirikan oleh Servasius Bambang Pranoto beberapa tahun yang lalu. Pembuatan minyak ini pada awalnya merupakan keinginan Pranoto yang ingin cepat sembuh dari cedera pada kakinya. Setelah cedera kakinya tidak kunjung sembuh, maka pada akhirnya Pranoto membuat minyak yang terbuat dari 69 bahan. Dimana kesemua bahannya itu merupakan bumbu masak seperti minyak zaitun, minyak kelapa atau VOC, dan juga daun neem. Minyak ini juga tidak memiliki bahan kimia anorganic didalamnya, dan juga tidak menggunakan minyak yang berasal dari hewan.

2.      Dapat Mengaktifkan Energi Tubuh
Minyak ini juga memiliki kemampuan untuk mengaktifkan energy tubuh yang juga sering disebut dengan “Chi” sehingga akan tetap terjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh secara otomatis. Energi Chi ini merupakan energi vital kehidupan, yang akan mengalir pada beberapa jalur meridian.

3.      Minyak Jamu Sekaligus Aromaterapi
 Minyak ini dibuat dari tanaman herbal yang diekstrak dengan minyak kelapa, kemudian dicampur dengan minyak esensial. Semua bahan tersebut diramu hingga menjadi perpaduan antara jamu dan juga aroma terapi. Unsur jamu di dalam minyak ini digunakan untuk mengobati, sedangkan unsur aromaterapinya dapat digunakan untuk membuat tubuh kamu merasa nyaman. Sehingga akan berlangsung dengan nyaman tingkat penyembuhannya.

4.      Digunakan Dengan Cara Membalurkan Di BagianPunggung
Untuk menggunakan minyak ini caranya sangatlah mudah yaitu cukup dengan membalurkannya mulai dari tulang ekor kemudian naik ke tulang punggung hingga bagian tengkuk belakang kepala. Jika kalian mengalami keluhan maka balurkan minyak tersebut pada bagian yang bermasalah tersebut, kemudian tutup pada bagian telapak dan juga jari-jari kaki.
Untuk dosisnya kalian dapat melihatnya pada label yang tertera pada botol ataupun kardus pembungkusnya. Karena minyak ini terbuat dari bahan-bahan yang alami, maka tentunya aman untuk digunakan sehari-hari sama seperti dengan penggunaan minyak kayu putih, minyak telon, dan juga minyak tawon.

5.      Memiliki Harga Yang Paten
Minyak ini di internet dijual dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp. 100 ribu hingga Rp. 300 ribu. Pranoto mengatakan jika harga dari minyak ini akan mempengaruhi dari keaslian produk. Jika dipasaran kalian menemukan harga minyak dengan harga dibawah Rp. 230.000,  maka dapat dipastikan jika minyak tersebut adalah palsu. Minyak yang berasal dari Bali ini memang sekarang ini banyak diminati masyarakat karena memang dipercaya memiliki banyak manfaat untuk mengatasi berbagai macam terjadinya keluhan kesehatan. Dan salah satu manfaatnya adalah dapat mengobati sakit kepala.

Demikianlah fakta-fakta menarik tentang minyak kutus-kutus yang lagi booming saat ini. Semoga  bermanfaat.
Read More