SPECIALIST SERVICE COMPUTER MURAH DI SURABAYA

Rabu, 28 Agustus 2019



     Sebagai seorang penulis dan juga guru, maka laptop bagiku adalah barang yang sangat penting. Kemanapun pergi rasanya lega kalau membawa laptop, padahal belum tentu juga dibuka hehehe...
Kebayang nggak kalau laptop sampai rusak? Adduuh bisa baper dan galau yaa.. Laptopku pernah mati ketika suatu saat anakku menumpahkan kuah mie diatasnya. Ya Allah rasanyaaaa.. hampa deh, nggak ada laptop. Nggak bisa ngerjain apa-apa juga hiks..


Kalau sudah begini, kita pasti pengennya membetulkan laptop ke tempat yang terpercaya, murah dan juga cepat kan? Tapi susahh juga lhoo mencari tempat yang seperti itu...ye kaaann??

Untunglah di sekitar tempat tinggal saya dulu di Siwalankerto, ada tempat service komputer yang kereenn... Keren maksudnya ya seperti yang kita cari tadi, udah murah, maksudnya harga terjangkau, cepat pengerjaannya dan juga dijamin hasilnya memuaskan deh..


Specialist Service komputer ini bernama Poetra COMPUTER alamatnya ada di Jl Siwalankerto Timur lho, eh kalau kalian buka google dan lalu mengetikkan "service laptop terbaik di Surabaya" maka nama Poetra Computer akan muncul di urutan ke 3, adduuh lihat jumlah review yang sudah hampir 500 orang mana mendapat bintang 4.8, gimana nggak langsung pengen membawanya kesana?


Lokasinya mudah dijangkau koq, disekitaran kampus Petra Surabaya. Jangan lupa kalau sampai disana, sampaikan dengan baik bagaimana keadaan laptop kita agar dapat diketahui masalahnya dengan benar, karena miss komunikasi juga bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga antara pelanggan dan penyedia jasa tidak menemukan jalan keluar terbaik dari masalah yg dialami pelanggan..


Begitu sampai, kita akan diterima oleh petugas yang ramah dan sopan dan biasanya mbak-mbak lho, wah keren yaa.. cewek-cewek tapi jago komputer semua, silahkan sampaikan apa masalah komputer kita, nanti akan dicari solusinya oleh mereka. Oya kalau keadaannya URGENT dan minta ditunggu atau sehari jadi, Maka bila dicancel bisa kena biaya yaaa.. kan udah capek-capek dan buru-buru ngerjainnya, kalau dibatalkan terpaksa kena kompensasinya yaaa.. kayak dokter deh kalau dokter bedah aja melakukan operasi dadakan pasti biayanya lebih mahal, kan?

Oya suasana disana benar-benar nyaman lho, selain ada ACnya juga ada minuman gratis hehehe...teh gelas cepat saji pula, menurut saya cuma disini tempat service yang belom tahu deal atau tidak servicenya, tetapi udah sukarela memberi free minuman meski sekedar teh gelas. Asyik kan?

Nanti laptop kita akan dibongkar dan langsung ditangani kalau kita menyatakan itu urgent, lalu kita akan diberi tanda terima karena kita telah menyerahkan laptop kita untuk diperbaiki. Nanti petugas akan memberikan rincian harga setelah selesai menemukan penyebab rusaknya. Dan dijamin tidak mahal lho.. Apabila kita menyetujui harganya, maka proses perbaikan akan dilanjutkan. Bila status kita urgent maka sekitar dua- tiga jam kemudian kita akan diberi kabar bahwa laptop kita telah selesai dan kita bisa mengambilnya. Cepat sekali bukan?

Jadi kalau ada laptopmu yang rusak, udah nggak usah bingung-bingung, langsung bawa saja ke Poetra Computer, dijamin good job, good team dan good service deh!
Read More

TIPS MENCARI KOST-KOSTAN

Jumat, 09 Agustus 2019





Bagi para orang tua yang mempunyai anak-anak yang sudah lulus SMA tentu banyak hal yang dipikirkan. Apalagi ketika anaknya ternyata belum mendapatkan kampus yang diinginkan. Tetapi bukan berarti setelah mendapatkan kampus semuanya menjadi beres. Ada hal lain lagi yang harus dipersiapkan, yaitu dimana anaknya akan tinggal selama kuliah. Maka ritual lain yang harus dilakukan adalah mencari kost-kostan.
Rumah kost atau rumah yang disewakan pasti bertebaran di sekitar kampus. Mudah saja bagi kita sebetulnya kalau mau mencari kost-kostan. Berbeda sekali apabila kita mencari kontrakan untuk perkantoran atau untuk tempat usaha yang disewakan. Apabila memilih tempat untuk usaha banyak hal yang harus kita pikirkan seperti lokasi yang strategis dan siapa saja calon pembelinya. Walaupun begitu, untuk memilih rumah kost juga tetap mempertimbangakn banyak hal, kita harus mencaria rumah kost seperti apa yang kita inginkan. 



Beberapa hal yang harus kita pikirkan ketika mencari rumah kost antara lain:
1.      Berapa orang satu kamar
Banyak anak-anak yang biasanya sekamar sendirian di rumah, malas untuk berbagi kamar bila mencari kost-kostan. Takut tidak cocok, takut lain kebiasaannya dan lain-lain. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari kamar yang satu kamar untuk satu orang. Kebanyakan orang tua akan menyarankan untuk sekamar berdua, bagaimanapun hidup di rantau lebih enak kalau ada temannya. Bisa buat diajak berdiskusi membahas banyak hal dan bisa juga untuk teman curhat. Lagian bukankah kita makhluk sosial yang harus belajar sosialisasi, makanya memutuskan sekamar berdua itu tentu baik untuk belajar hidup bermasyarakat. Bahkan bagi kalangan menengah kebawah, yang sudah terbiasa selalu berbagi, mereka bisa hidup sekamar berempat lhoo.. tentu saja lebih murah ya, yang penting bisa belajar dengan baik dan kuliah lancar, yee kaan??

2.      Jarak dari kampus
Bagi mereka yang tidak membawa kendaraan, sebaiknya mencari kost-kostan yang dekat dengan kampus sehingga bisa ditempuh dengan jalan kaki. Kalau yang membawa kendaraan sih, mau yang jauh juga tidak masalah kaliii..

3.      Fasilitas
a.      Kamar mandi
Bagiku kamar mandi adalah hal yang paling penting dan harus dilihat pertama kali. Kalau kamar mandi bersih kita akan nyaman membersihkan diri dan tentu nyaman tinggal di kost-kostan. Ada yang menyediakan kamar mandi dalam ada pula yang kamar mandinya harus berbagi. Bila kamar mandi berbagi maka harus ada piket membersihkan kamar mandi itu bersama-sama.

b.      Dapur
Ada kost yang memperbolehkan kita untuk memasak tetapi ada juga yang tidak boleh dengan alasan kalau memasak bisa membuat semuanya menjadi kotor. Tetapi ada pula yang tidak memperbolehkan memasak, tetapi mereka menyediakan nasi putih dan air minum yang bisa bebas dinikmati anak kost.
Bahkan ada pula kost yang menyediakan makannya sekalian. Jadi anak kost tidak perlu memikirkan makan apa setiap harinya. Tetapi mungkin sudah jarang ya di saat ini, yang ada mungkin pemilik kost juga mempunyai kafe sehingga anak-anak kost tidak perlu jauh-jauh membeli makan.

c.       Parkir
Bagi yang membawa kendaraan sendiri, maka tempat parkir menjadi hal yang penting, agar kita merasa aman dan nyaman tidak terlalu khawatir dengan kendaraan kita.

d.      Wifi
Bagi anak millenials maka wifi saat ini menjadi hal yang sangat penting. Bila ada Wifi maka mereka bisa tetap bermain sosmed tetap bisa berselancar di dunia maya tanpa memikirkan kuota. Apalagi jaman now pasti tugas-tugas kuliah harus dicari di internet, dan itu semua tentu membutuhkan data internet, bukaaann??? So, kost yang ada Wifi


e.      Terpisah laki dan perempuan
Bagi para orang tua tentu merasa lebih nyaman kalau anaknya tinggal di kost yang terpisah antara laki dan perempuan, tahu sendiri pergaulan jaman sekarang harus hati-hatiii deehh...

f.        Lokasi strategis
Kalau bisa lokasinya yang strategis, dekat dengan bank atau ATM, warung makan, supermarket, apotik, rumah sakit dan lain-lain. Sehingga mudah bila kita mendadak butuh sesuatu.

g.      Ibu Kost
Bagi sebagian orang tua pasti banyak yang menginginkan anaknya kost di tempat yang ada ibu kostnya, karena diharapkan ibu kostnya lah yang akan menjadi pengganti mereka, yang bisa mengingatkan tentang banyak hal dan menjaga anak-anak kost itu. Tetapi kebanyakan anak-anak juga nggak suka karena pastilah lebih banyak aturan kalau ada ibu kostnya hehehe..

Itu tadi diantaranya hal-hal yang perlu diperhatikan kalau mencari kost-kostan. Tetapi fenomena saat ini yang juga menarik adalah banyak anak-anak mahasiswa yang lebih suka tinggal di apartemen. Kira-kira delapan tahun yang lalu bisnis kost-kostan  pernah mati di sekitar kampus Universitas Kristen Petra di daerah Siwalankerto Surabaya, ketika di depan kampus itu dibangun sebuah apartemen baru. Kalangan mahasiswa Petra yang memang berasal dari keluarga menengah ke atas tentu lebih memilih tinggal di apartemen daripada di rumah kost biasa. Aduh udah kayak mencari rumah aja ya. Begitulah, jaman berubah dan semua memang lebih menyukai yang lebih canggih dan praktis. Terkadang apartemen tidak melulu menyediakan rumah tinggal tetapi juga menyediakan ruang kantor untuk disewakan, entahlah begitu mendengar kata apartemen pasti langsung terbayang hunian yang nyaman dan kekinian. itulah mengapa banyak yang lebih suka memilih tinggal di apartemen.


Beberapa mahasiswa mengatakan mereka lebih memilih apartemen karena dianggap lebih aman dan nyaman. Selain karena pasti kamarnya mempunyai Air Conditioner, ada Wifi gratis, tempat parkir yang aman, ada Satpam, laundry dan juga banyak kafe dan resto di sekitarnya. Semua itu pasti lebih membuat mereka nyaman daripada harus tinggal di kost-kostan biasa. Apalagi bila apartemen itu juga dijual, maka bagi mereka tentu bisa sekalian berinvestasi. Daripada dibayarkan tiap bulan kepada pemilik kost maka lebih baik uangnya untuk mengangsur apartemen.  Tetapi apartemen di sekitar kampus juga masih jarang koq, yang ada juga kost-kostan biasa. Buat kalian yang, kuliah di sekitaran Jakarta, silahkan klik www.kostjakarta.com yaaa, gak perlu ribet, tinggal pilih aja hehehe So, bagaimana? mau tinggal di kost-kostan atau di apartemen? Hidup memang banyak pilihan bukan? Life is a choice, so selamat memilih dehh hehehe..





Read More

KOBOY KAMPUS, PARODI MAHASISWA PADA JAMANNYA

Kamis, 08 Agustus 2019


Siapa yang tak kenal Pidi Baiq dengan DILANnya? Nah. kali ini karya Pidi Baiq kembali menghiasi perfilman di Indonesia dengan judulnya KOBOY KAMPUS.

Film ini bercerita tentang kehidupan kampus Pidi Baiq di Fakultas Seni Rupa ITB di sekitaran tahun 1990an. Pidi yang diperankan oleh Jason Ranti, dan juga teman-teman Pidi seperti Ninuk (Ricky Harun), Deni (Bisma Karisma), Erwin (David John Schaap) dan Dikdik (Miqdad Auddasy)  ketika itu lebih suka bermain atau ngoboy daripada serius belajar.

Mungkin mahasiswa yang lain mengeluarkan aspirasi mereka dengan berdemonstrasi atau turun ke jalan, tetapi Pidi Baiq bersama teman-temannya justru mendirikan negara  di dalam kampus yang diberi nama "Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD sebagai salah satu cara mereka mengkritik pemerintah.


Film ini tampil dengan bahasa yang ringan dan unik dan juga penuh humor. Koboy kampus yang mengangkat problematika masa kuliah dan juga warna-warni kisah cinta di kampus, musik soundtracknya adalah lagu-lagu dari The Panasdalam Band itu sendiri.

Film ini juga bertabur bintang-bintang artis ternama seperti : Steffi Zamora, Danilla Riyadi, Vienny JKT48, Christina Colondom, Anfa Safitri, Chicha Koeswoyo dan dan Ria Irawan.

Pidi tidak suka dengan kelakuan mahasiswa yang suka sekali demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, selain itu demo mahasiswa juga bisa  menimbulkan banyak masalah, mulai dari DO atau drop out, melawan pihak kepolisian, dan juga skorsing. sebaliknya Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di negara kita, seperti Presiden yang terlalu lama menjabat dan lain-lain. Akhirnya pelampiasannya dengan mendirikan NKRTPD itu walaupun arahnya juga tidak jelas. Mereka menuntut agar pihak kampus mengadakan kegiatan yang seru dan bisa membuat kampus menjadi meriah, seperti usul diadakan penyambutan kepada mahasiswa baru dan lain-lain.


Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini sepertinya hanya sekuel-sekuel yang penuh kelucuan saja, tidak ada benang merah garis besar apa konfliknya. Bagi para fans Pidi baiq dan the Panasdalam film ini pasti sangat membahagiakan karena filmnya memang benar-benar menggambarkan bagaimana seorang Pidi Baiq yang kocak dan sedikit nyeleneh. Ayo kita nikmati keseruan film koboy kampus di bioskop-bioskop terdekat.





“Ibu Pertiwi sedang menangis, Ibu Pertiwi sedang bersusah hati!” teriak orator mahasiswa dengan semangat meluap-luap. Pidi Baiq (Jason Ranti) hanya menyaksikan kerumunan pendemo itu dari jauh. Tak lama, Nova (Danilla Riyadi) menghampirinya dan berkelakar. “Dia teh lebih cinta Ibu Pertiwi daripada saya,” ujarnya dengan logat Sunda. Pidi jengkel dengan kelakuan mahasiswa yang doyan demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, alias Presiden yang sudah menjabat puluhan tahun itu. Menurut Pidi, aksi demo mahasiswa juga rentan menimbulkan masalah, mulai dari bersitegang dengan pihak kepolisian, skorsing dari pihak kampus, hingga drop out (DO). Namun, di sisi lain, Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di sekitarnya. Pidi akhirnya mengambil keputusan ekstrem. Bersama teman-temannya, Ninu (Ricky Harun), Erwin (David John Schaap), Dikdik (Miqdad Addausy), dan Deni (Bisma Karisma), mereka mendirikan sebuah "negara" baru di salah satu ruang kuliah kampus ITB: Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD. The Panasdalam sendiri merupakan akronim dari: a-THE-is, PA-ganisme, NAS-rani, Hindu bu-DA, dan is-LAM. Secara filosofis menurut Pidi, semua orang di The Panasdalam boleh berbeda keyakinan, namun tetap satu dalam tujuan yang sama. NKRTPD sendiri adalah ‘negara’ mini dengan luas wilayah 80 meter persegi. Penduduknya dikisahkan merasa kaya karena selalu melakukan segala urusan, termasuk jatuh cinta, di luar negeri: Indonesia. Pidi pun mengangkat dirinya sebagai imam besar The Panasdalam dan menunjuk Deni sebagai Presidennya. Negara dalam film Koboy Kampus (2019) ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Apa tujuan dibentuknya negara ini? Apakah akan jadi oposisi pemerintah? Saya berharap banyak hal yang bisa dijajaki dari sini. Namun, film ini lebih menyoroti tahun-tahun awal The Panasdalam, sebuah komunitas yang dibentuk untuk merespons kondisi sosial, yang hadir sebagai pelampiasan rasa kecewa terhadap “Bapak Presiden yang sudah semestinya berhenti menjabat”, tapi bingung menentukan arah. Selain menceritakan terbentuknya grup musik The Panasdalam, Koboy Kampus disebut-sebut sebagai cerita masa kuliah Pidi Baiq bersama teman-temannya di Fakultas Seni Rupa ITB. “Koboy Kampus” adalah istilah bagi mahasiswa yang betah berlama-lama di kampus dan menunda kelulusan. Saat itu mahasiswa memang punya banyak waktu untuk main-main karena masa kadaluarsa kuliah bisa mencapai 14 semester atau tujuh tahun. Dari Koboy ke Hippies Sulit untuk tidak membandingkan spirit anak-anak muda di Koboy Kampus dengan gerakan budaya tanding (counter culture) yang berkembang di Amerika Serikat sekitar 1960-an. Kemunculan kelompok yang lantas disebut hippies ini disebabkan oleh Perang Vietnam, serta kejenuhan terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik yang serba konservatif. Puncaknya, Summmer of Love terjadi pada 1967 dan ditutup dengan festival Woodstock dua tahun setelahnya. Setidaknya itu mitos Amerika 1960-an yang kita ketahui. Sayangnya terlalu banyak yang tidak kita akrabi dari dekade itu, termasuk dunia yang berjarak dari keriaan ala hippie. Pada 1962, sekumpulan mahasiswa berkumpul di Port Huron, Michigan, AS, untuk mendirikan organisasi bernama Students for Democratic Society (SDS). Manifestonya yang tersohor, The Port Huron Statement, dibuka dengan pengakuan betapa generasi mereka dibesarkan oleh kemakmuran Amerika pasca-Perang Dunia II, dan mereka “menatap gusar dunia yang [mereka] warisi”. Bertahun-tahun setelah itu SDS berkembang pesat, dari memotori aksi-aksi protes anti-perang di jalanan hingga menginterupsi konvensi Partai Demokrat. Beberapa anggotanya yang paling militan bahkan keluar dari SDS, menyatakan perang terhadap imperialisme Amerika, rasisme kulit putih, serta seksisme; dan bersimpati pada negeri-negeri sosialis, bahkan membom gedung-gedung pemerintahan dan militer Paman Sam. Kelompok militan yang disebut Weather Underground ini bahkan digolongkan sebagai kelompok teroris dalam negeri. Sebagian besarnya mengambil jalan protes damai, turun ke jalan bersama buruh (yang rawan dikirim ke Vietnam karena tak berstatus mahasiswa) dan orang-orang kulit hitam (yang diturunkan ke garis depan melawan Vietnam dan diperlakukan secara rasis ketika pulang ke tanah air), serta menolak apa yang diramalkan Dwight Eisenhower sebagai kebangkitan military industrial complex. Dari rahim aktivis inilah lahir orang-orang seperti Bernie Sanders di AS dan Jeremy Corbyn di Inggris. Pada tahun-tahun yang sama, Indonesia berbelok ke arah yang berbeda. Wajar, mahasiswa Indonesia zaman itu sebagian besar berasal dari golongan elite. Salah satu tokohnya adalah Arief Budiman. Menurut Vedi Hadiz, Ian Chalmers, dan David Bourchier dalam Indonesian Politics and Society: A Reader (2003), Arief pernah menyamakan gerakan mahasiswa dengan tokoh utama sebuah film koboi berjudul Shane (1953). Shane sang koboi dikisahkan harus turun gunung untuk menghabisi para penjahat. Setelah suasana kembali tenang, ia pulang ke rumahnya. Ia tak punya ambisi politik, dan tak haus kekuasaan. Sejak itu muncul mitos bahwa gerakan mahasiswa Indonesia adalah “gerakan moral” atau “agen perubahan”. Namun koboi kampus dalam Koboy Kampus bukan aktivis gerakan moral ala Angkatan ’66. Mereka adalah spesies yang berbeda dari aktivis-aktivis semacam itu, tidak berangkat dari alasan gerakan moral atau keinginan untuk menjadi motor perubahan. Tokoh-tokoh utama di Koboy Kampus digambarkan tengah mendobrak kejenuhan kampus dengan mendesak Himpunan Mahasiswa agar kembali mengadakan penyambutan terhadap mahasiswa baru. Mereka juga memprotes himpunan karena mengadakan program-program membosankan yang gagal meramaikan kampus. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini menampilkan pertentangan antara para koboi kampus dan gerakan mahasiswa arus utama. Para mahasiswa aktivis merasa terganggu dengan kehadiran The Panasdalam yang emoh turun ke jalan dan ikut aksi. Pertentangan keduanya dieksekusi dalam bentuk canda, ketika para aktivis tersebut beberapa kali gagal menemui Pidi dan anggota The Panasdalam lainnya. Saya melihat Koboy Kampus sebagai ledekan untuk para aktivis mahasiswa yang duduk di menara gading. Turun ke jalan dengan jaket almamater, sekaligus menegaskan mereka berbeda dengan banyak elemen yang turun ke jalan. Ini cukup berkebalikan dengan situasi di pengujung Orde Baru. Tak banyak aktivis kampus --terutama yang bergerak di bawah tanah-- yang mau mengenakan jaket almamater, mengingat jaket peneguh identitas ini terlalu berbahaya untuk dikenakan. Baru ketika gerakan mahasiswa makin besar, mereka tak lagi takut mengenakan jaket almamater. Kelompok The Panasdalam mungkin punya banyak alasan untuk tidak mengikuti jejak aktivis berjaket almamater ini. Mereka memilih untuk bersikap politis dengan apolitis. Tapi tentu ada problem dalam pilihan itu. Bukan pada sikap apolitis yang diambil, tapi pada pemandangan ketika The Panasdalam memilih kembali menjadi bagian dari Indonesia ketika Soeharto lengser. Orang bisa dengan mudah menyematkan label ‘oportunis’ akibat gambaran ini. Namun pilihan ini sekaligus bisa meneguhkan bahwa The Panasdalam bukannya anti terhadap Indonesia, melainkan anti pada Soeharto. Lagi-lagi, mereka menunjukkan cara melawan dengan sikap yang seolah-olah bercanda. Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Irma Garnesia (tirto.id - Film) Penulis: Irma Garnesia Editor: Nuran Wibisono

Baca selengkapnya di artikel "Koboy Kampus: Ketika Mahasiswa Apolitis Menolak Negara", https://tirto.id/eftc
“Ibu Pertiwi sedang menangis, Ibu Pertiwi sedang bersusah hati!” teriak orator mahasiswa dengan semangat meluap-luap. Pidi Baiq (Jason Ranti) hanya menyaksikan kerumunan pendemo itu dari jauh. Tak lama, Nova (Danilla Riyadi) menghampirinya dan berkelakar. “Dia teh lebih cinta Ibu Pertiwi daripada saya,” ujarnya dengan logat Sunda. Pidi jengkel dengan kelakuan mahasiswa yang doyan demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, alias Presiden yang sudah menjabat puluhan tahun itu. Menurut Pidi, aksi demo mahasiswa juga rentan menimbulkan masalah, mulai dari bersitegang dengan pihak kepolisian, skorsing dari pihak kampus, hingga drop out (DO). Namun, di sisi lain, Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di sekitarnya. Pidi akhirnya mengambil keputusan ekstrem. Bersama teman-temannya, Ninu (Ricky Harun), Erwin (David John Schaap), Dikdik (Miqdad Addausy), dan Deni (Bisma Karisma), mereka mendirikan sebuah "negara" baru di salah satu ruang kuliah kampus ITB: Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD. The Panasdalam sendiri merupakan akronim dari: a-THE-is, PA-ganisme, NAS-rani, Hindu bu-DA, dan is-LAM. Secara filosofis menurut Pidi, semua orang di The Panasdalam boleh berbeda keyakinan, namun tetap satu dalam tujuan yang sama. NKRTPD sendiri adalah ‘negara’ mini dengan luas wilayah 80 meter persegi. Penduduknya dikisahkan merasa kaya karena selalu melakukan segala urusan, termasuk jatuh cinta, di luar negeri: Indonesia. Pidi pun mengangkat dirinya sebagai imam besar The Panasdalam dan menunjuk Deni sebagai Presidennya. Negara dalam film Koboy Kampus (2019) ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Apa tujuan dibentuknya negara ini? Apakah akan jadi oposisi pemerintah? Saya berharap banyak hal yang bisa dijajaki dari sini. Namun, film ini lebih menyoroti tahun-tahun awal The Panasdalam, sebuah komunitas yang dibentuk untuk merespons kondisi sosial, yang hadir sebagai pelampiasan rasa kecewa terhadap “Bapak Presiden yang sudah semestinya berhenti menjabat”, tapi bingung menentukan arah. Selain menceritakan terbentuknya grup musik The Panasdalam, Koboy Kampus disebut-sebut sebagai cerita masa kuliah Pidi Baiq bersama teman-temannya di Fakultas Seni Rupa ITB. “Koboy Kampus” adalah istilah bagi mahasiswa yang betah berlama-lama di kampus dan menunda kelulusan. Saat itu mahasiswa memang punya banyak waktu untuk main-main karena masa kadaluarsa kuliah bisa mencapai 14 semester atau tujuh tahun. Dari Koboy ke Hippies Sulit untuk tidak membandingkan spirit anak-anak muda di Koboy Kampus dengan gerakan budaya tanding (counter culture) yang berkembang di Amerika Serikat sekitar 1960-an. Kemunculan kelompok yang lantas disebut hippies ini disebabkan oleh Perang Vietnam, serta kejenuhan terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik yang serba konservatif. Puncaknya, Summmer of Love terjadi pada 1967 dan ditutup dengan festival Woodstock dua tahun setelahnya. Setidaknya itu mitos Amerika 1960-an yang kita ketahui. Sayangnya terlalu banyak yang tidak kita akrabi dari dekade itu, termasuk dunia yang berjarak dari keriaan ala hippie. Pada 1962, sekumpulan mahasiswa berkumpul di Port Huron, Michigan, AS, untuk mendirikan organisasi bernama Students for Democratic Society (SDS). Manifestonya yang tersohor, The Port Huron Statement, dibuka dengan pengakuan betapa generasi mereka dibesarkan oleh kemakmuran Amerika pasca-Perang Dunia II, dan mereka “menatap gusar dunia yang [mereka] warisi”. Bertahun-tahun setelah itu SDS berkembang pesat, dari memotori aksi-aksi protes anti-perang di jalanan hingga menginterupsi konvensi Partai Demokrat. Beberapa anggotanya yang paling militan bahkan keluar dari SDS, menyatakan perang terhadap imperialisme Amerika, rasisme kulit putih, serta seksisme; dan bersimpati pada negeri-negeri sosialis, bahkan membom gedung-gedung pemerintahan dan militer Paman Sam. Kelompok militan yang disebut Weather Underground ini bahkan digolongkan sebagai kelompok teroris dalam negeri. Sebagian besarnya mengambil jalan protes damai, turun ke jalan bersama buruh (yang rawan dikirim ke Vietnam karena tak berstatus mahasiswa) dan orang-orang kulit hitam (yang diturunkan ke garis depan melawan Vietnam dan diperlakukan secara rasis ketika pulang ke tanah air), serta menolak apa yang diramalkan Dwight Eisenhower sebagai kebangkitan military industrial complex. Dari rahim aktivis inilah lahir orang-orang seperti Bernie Sanders di AS dan Jeremy Corbyn di Inggris. Pada tahun-tahun yang sama, Indonesia berbelok ke arah yang berbeda. Wajar, mahasiswa Indonesia zaman itu sebagian besar berasal dari golongan elite. Salah satu tokohnya adalah Arief Budiman. Menurut Vedi Hadiz, Ian Chalmers, dan David Bourchier dalam Indonesian Politics and Society: A Reader (2003), Arief pernah menyamakan gerakan mahasiswa dengan tokoh utama sebuah film koboi berjudul Shane (1953). Shane sang koboi dikisahkan harus turun gunung untuk menghabisi para penjahat. Setelah suasana kembali tenang, ia pulang ke rumahnya. Ia tak punya ambisi politik, dan tak haus kekuasaan. Sejak itu muncul mitos bahwa gerakan mahasiswa Indonesia adalah “gerakan moral” atau “agen perubahan”. Namun koboi kampus dalam Koboy Kampus bukan aktivis gerakan moral ala Angkatan ’66. Mereka adalah spesies yang berbeda dari aktivis-aktivis semacam itu, tidak berangkat dari alasan gerakan moral atau keinginan untuk menjadi motor perubahan. Tokoh-tokoh utama di Koboy Kampus digambarkan tengah mendobrak kejenuhan kampus dengan mendesak Himpunan Mahasiswa agar kembali mengadakan penyambutan terhadap mahasiswa baru. Mereka juga memprotes himpunan karena mengadakan program-program membosankan yang gagal meramaikan kampus. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini menampilkan pertentangan antara para koboi kampus dan gerakan mahasiswa arus utama. Para mahasiswa aktivis merasa terganggu dengan kehadiran The Panasdalam yang emoh turun ke jalan dan ikut aksi. Pertentangan keduanya dieksekusi dalam bentuk canda, ketika para aktivis tersebut beberapa kali gagal menemui Pidi dan anggota The Panasdalam lainnya. Saya melihat Koboy Kampus sebagai ledekan untuk para aktivis mahasiswa yang duduk di menara gading. Turun ke jalan dengan jaket almamater, sekaligus menegaskan mereka berbeda dengan banyak elemen yang turun ke jalan. Ini cukup berkebalikan dengan situasi di pengujung Orde Baru. Tak banyak aktivis kampus --terutama yang bergerak di bawah tanah-- yang mau mengenakan jaket almamater, mengingat jaket peneguh identitas ini terlalu berbahaya untuk dikenakan. Baru ketika gerakan mahasiswa makin besar, mereka tak lagi takut mengenakan jaket almamater. Kelompok The Panasdalam mungkin punya banyak alasan untuk tidak mengikuti jejak aktivis berjaket almamater ini. Mereka memilih untuk bersikap politis dengan apolitis. Tapi tentu ada problem dalam pilihan itu. Bukan pada sikap apolitis yang diambil, tapi pada pemandangan ketika The Panasdalam memilih kembali menjadi bagian dari Indonesia ketika Soeharto lengser. Orang bisa dengan mudah menyematkan label ‘oportunis’ akibat gambaran ini. Namun pilihan ini sekaligus bisa meneguhkan bahwa The Panasdalam bukannya anti terhadap Indonesia, melainkan anti pada Soeharto. Lagi-lagi, mereka menunjukkan cara melawan dengan sikap yang seolah-olah bercanda. Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Irma Garnesia (tirto.id - Film) Penulis: Irma Garnesia Editor: Nuran Wibisono

Baca selengkapnya di artikel "Koboy Kampus: Ketika Mahasiswa Apolitis Menolak Negara", https://tirto.id/eftc

“Ibu Pertiwi sedang menangis, Ibu Pertiwi sedang bersusah hati!” teriak orator mahasiswa dengan semangat meluap-luap. Pidi Baiq (Jason Ranti) hanya menyaksikan kerumunan pendemo itu dari jauh. Tak lama, Nova (Danilla Riyadi) menghampirinya dan berkelakar. “Dia teh lebih cinta Ibu Pertiwi daripada saya,” ujarnya dengan logat Sunda. Pidi jengkel dengan kelakuan mahasiswa yang doyan demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, alias Presiden yang sudah menjabat puluhan tahun itu. Menurut Pidi, aksi demo mahasiswa juga rentan menimbulkan masalah, mulai dari bersitegang dengan pihak kepolisian, skorsing dari pihak kampus, hingga drop out (DO). Namun, di sisi lain, Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di sekitarnya. Pidi akhirnya mengambil keputusan ekstrem. Bersama teman-temannya, Ninu (Ricky Harun), Erwin (David John Schaap), Dikdik (Miqdad Addausy), dan Deni (Bisma Karisma), mereka mendirikan sebuah "negara" baru di salah satu ruang kuliah kampus ITB: Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD. The Panasdalam sendiri merupakan akronim dari: a-THE-is, PA-ganisme, NAS-rani, Hindu bu-DA, dan is-LAM. Secara filosofis menurut Pidi, semua orang di The Panasdalam boleh berbeda keyakinan, namun tetap satu dalam tujuan yang sama. NKRTPD sendiri adalah ‘negara’ mini dengan luas wilayah 80 meter persegi. Penduduknya dikisahkan merasa kaya karena selalu melakukan segala urusan, termasuk jatuh cinta, di luar negeri: Indonesia. Pidi pun mengangkat dirinya sebagai imam besar The Panasdalam dan menunjuk Deni sebagai Presidennya. Negara dalam film Koboy Kampus (2019) ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Apa tujuan dibentuknya negara ini? Apakah akan jadi oposisi pemerintah? Saya berharap banyak hal yang bisa dijajaki dari sini. Namun, film ini lebih menyoroti tahun-tahun awal The Panasdalam, sebuah komunitas yang dibentuk untuk merespons kondisi sosial, yang hadir sebagai pelampiasan rasa kecewa terhadap “Bapak Presiden yang sudah semestinya berhenti menjabat”, tapi bingung menentukan arah. Selain menceritakan terbentuknya grup musik The Panasdalam, Koboy Kampus disebut-sebut sebagai cerita masa kuliah Pidi Baiq bersama teman-temannya di Fakultas Seni Rupa ITB. “Koboy Kampus” adalah istilah bagi mahasiswa yang betah berlama-lama di kampus dan menunda kelulusan. Saat itu mahasiswa memang punya banyak waktu untuk main-main karena masa kadaluarsa kuliah bisa mencapai 14 semester atau tujuh tahun. Dari Koboy ke Hippies Sulit untuk tidak membandingkan spirit anak-anak muda di Koboy Kampus dengan gerakan budaya tanding (counter culture) yang berkembang di Amerika Serikat sekitar 1960-an. Kemunculan kelompok yang lantas disebut hippies ini disebabkan oleh Perang Vietnam, serta kejenuhan terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik yang serba konservatif. Puncaknya, Summmer of Love terjadi pada 1967 dan ditutup dengan festival Woodstock dua tahun setelahnya. Setidaknya itu mitos Amerika 1960-an yang kita ketahui. Sayangnya terlalu banyak yang tidak kita akrabi dari dekade itu, termasuk dunia yang berjarak dari keriaan ala hippie. Pada 1962, sekumpulan mahasiswa berkumpul di Port Huron, Michigan, AS, untuk mendirikan organisasi bernama Students for Democratic Society (SDS). Manifestonya yang tersohor, The Port Huron Statement, dibuka dengan pengakuan betapa generasi mereka dibesarkan oleh kemakmuran Amerika pasca-Perang Dunia II, dan mereka “menatap gusar dunia yang [mereka] warisi”. Bertahun-tahun setelah itu SDS berkembang pesat, dari memotori aksi-aksi protes anti-perang di jalanan hingga menginterupsi konvensi Partai Demokrat. Beberapa anggotanya yang paling militan bahkan keluar dari SDS, menyatakan perang terhadap imperialisme Amerika, rasisme kulit putih, serta seksisme; dan bersimpati pada negeri-negeri sosialis, bahkan membom gedung-gedung pemerintahan dan militer Paman Sam. Kelompok militan yang disebut Weather Underground ini bahkan digolongkan sebagai kelompok teroris dalam negeri. Sebagian besarnya mengambil jalan protes damai, turun ke jalan bersama buruh (yang rawan dikirim ke Vietnam karena tak berstatus mahasiswa) dan orang-orang kulit hitam (yang diturunkan ke garis depan melawan Vietnam dan diperlakukan secara rasis ketika pulang ke tanah air), serta menolak apa yang diramalkan Dwight Eisenhower sebagai kebangkitan military industrial complex. Dari rahim aktivis inilah lahir orang-orang seperti Bernie Sanders di AS dan Jeremy Corbyn di Inggris. Pada tahun-tahun yang sama, Indonesia berbelok ke arah yang berbeda. Wajar, mahasiswa Indonesia zaman itu sebagian besar berasal dari golongan elite. Salah satu tokohnya adalah Arief Budiman. Menurut Vedi Hadiz, Ian Chalmers, dan David Bourchier dalam Indonesian Politics and Society: A Reader (2003), Arief pernah menyamakan gerakan mahasiswa dengan tokoh utama sebuah film koboi berjudul Shane (1953). Shane sang koboi dikisahkan harus turun gunung untuk menghabisi para penjahat. Setelah suasana kembali tenang, ia pulang ke rumahnya. Ia tak punya ambisi politik, dan tak haus kekuasaan. Sejak itu muncul mitos bahwa gerakan mahasiswa Indonesia adalah “gerakan moral” atau “agen perubahan”. Namun koboi kampus dalam Koboy Kampus bukan aktivis gerakan moral ala Angkatan ’66. Mereka adalah spesies yang berbeda dari aktivis-aktivis semacam itu, tidak berangkat dari alasan gerakan moral atau keinginan untuk menjadi motor perubahan. Tokoh-tokoh utama di Koboy Kampus digambarkan tengah mendobrak kejenuhan kampus dengan mendesak Himpunan Mahasiswa agar kembali mengadakan penyambutan terhadap mahasiswa baru. Mereka juga memprotes himpunan karena mengadakan program-program membosankan yang gagal meramaikan kampus. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini menampilkan pertentangan antara para koboi kampus dan gerakan mahasiswa arus utama. Para mahasiswa aktivis merasa terganggu dengan kehadiran The Panasdalam yang emoh turun ke jalan dan ikut aksi. Pertentangan keduanya dieksekusi dalam bentuk canda, ketika para aktivis tersebut beberapa kali gagal menemui Pidi dan anggota The Panasdalam lainnya. Saya melihat Koboy Kampus sebagai ledekan untuk para aktivis mahasiswa yang duduk di menara gading. Turun ke jalan dengan jaket almamater, sekaligus menegaskan mereka berbeda dengan banyak elemen yang turun ke jalan. Ini cukup berkebalikan dengan situasi di pengujung Orde Baru. Tak banyak aktivis kampus --terutama yang bergerak di bawah tanah-- yang mau mengenakan jaket almamater, mengingat jaket peneguh identitas ini terlalu berbahaya untuk dikenakan. Baru ketika gerakan mahasiswa makin besar, mereka tak lagi takut mengenakan jaket almamater. Kelompok The Panasdalam mungkin punya banyak alasan untuk tidak mengikuti jejak aktivis berjaket almamater ini. Mereka memilih untuk bersikap politis dengan apolitis. Tapi tentu ada problem dalam pilihan itu. Bukan pada sikap apolitis yang diambil, tapi pada pemandangan ketika The Panasdalam memilih kembali menjadi bagian dari Indonesia ketika Soeharto lengser. Orang bisa dengan mudah menyematkan label ‘oportunis’ akibat gambaran ini. Namun pilihan ini sekaligus bisa meneguhkan bahwa The Panasdalam bukannya anti terhadap Indonesia, melainkan anti pada Soeharto. Lagi-lagi, mereka menunjukkan cara melawan dengan sikap yang seolah-olah bercanda. Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Irma Garnesia (tirto.id - Film) Penulis: Irma Garnesia Editor: Nuran Wibisono

Baca selengkapnya di artikel "Koboy Kampus: Ketika Mahasiswa Apolitis Menolak Negara", https://tirto.id/eftc
“Ibu Pertiwi sedang menangis, Ibu Pertiwi sedang bersusah hati!” teriak orator mahasiswa dengan semangat meluap-luap. Pidi Baiq (Jason Ranti) hanya menyaksikan kerumunan pendemo itu dari jauh. Tak lama, Nova (Danilla Riyadi) menghampirinya dan berkelakar. “Dia teh lebih cinta Ibu Pertiwi daripada saya,” ujarnya dengan logat Sunda. Pidi jengkel dengan kelakuan mahasiswa yang doyan demo. Menurutnya, urusan negara adalah urusan pemerintah, alias Presiden yang sudah menjabat puluhan tahun itu. Menurut Pidi, aksi demo mahasiswa juga rentan menimbulkan masalah, mulai dari bersitegang dengan pihak kepolisian, skorsing dari pihak kampus, hingga drop out (DO). Namun, di sisi lain, Pidi juga kesal dengan situasi sosial dan politik di sekitarnya. Pidi akhirnya mengambil keputusan ekstrem. Bersama teman-temannya, Ninu (Ricky Harun), Erwin (David John Schaap), Dikdik (Miqdad Addausy), dan Deni (Bisma Karisma), mereka mendirikan sebuah "negara" baru di salah satu ruang kuliah kampus ITB: Negara Kesatuan Republik The Panasdalam atau NKRTPD. The Panasdalam sendiri merupakan akronim dari: a-THE-is, PA-ganisme, NAS-rani, Hindu bu-DA, dan is-LAM. Secara filosofis menurut Pidi, semua orang di The Panasdalam boleh berbeda keyakinan, namun tetap satu dalam tujuan yang sama. NKRTPD sendiri adalah ‘negara’ mini dengan luas wilayah 80 meter persegi. Penduduknya dikisahkan merasa kaya karena selalu melakukan segala urusan, termasuk jatuh cinta, di luar negeri: Indonesia. Pidi pun mengangkat dirinya sebagai imam besar The Panasdalam dan menunjuk Deni sebagai Presidennya. Negara dalam film Koboy Kampus (2019) ini menimbulkan banyak sekali pertanyaan. Apa tujuan dibentuknya negara ini? Apakah akan jadi oposisi pemerintah? Saya berharap banyak hal yang bisa dijajaki dari sini. Namun, film ini lebih menyoroti tahun-tahun awal The Panasdalam, sebuah komunitas yang dibentuk untuk merespons kondisi sosial, yang hadir sebagai pelampiasan rasa kecewa terhadap “Bapak Presiden yang sudah semestinya berhenti menjabat”, tapi bingung menentukan arah. Selain menceritakan terbentuknya grup musik The Panasdalam, Koboy Kampus disebut-sebut sebagai cerita masa kuliah Pidi Baiq bersama teman-temannya di Fakultas Seni Rupa ITB. “Koboy Kampus” adalah istilah bagi mahasiswa yang betah berlama-lama di kampus dan menunda kelulusan. Saat itu mahasiswa memang punya banyak waktu untuk main-main karena masa kadaluarsa kuliah bisa mencapai 14 semester atau tujuh tahun. Dari Koboy ke Hippies Sulit untuk tidak membandingkan spirit anak-anak muda di Koboy Kampus dengan gerakan budaya tanding (counter culture) yang berkembang di Amerika Serikat sekitar 1960-an. Kemunculan kelompok yang lantas disebut hippies ini disebabkan oleh Perang Vietnam, serta kejenuhan terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik yang serba konservatif. Puncaknya, Summmer of Love terjadi pada 1967 dan ditutup dengan festival Woodstock dua tahun setelahnya. Setidaknya itu mitos Amerika 1960-an yang kita ketahui. Sayangnya terlalu banyak yang tidak kita akrabi dari dekade itu, termasuk dunia yang berjarak dari keriaan ala hippie. Pada 1962, sekumpulan mahasiswa berkumpul di Port Huron, Michigan, AS, untuk mendirikan organisasi bernama Students for Democratic Society (SDS). Manifestonya yang tersohor, The Port Huron Statement, dibuka dengan pengakuan betapa generasi mereka dibesarkan oleh kemakmuran Amerika pasca-Perang Dunia II, dan mereka “menatap gusar dunia yang [mereka] warisi”. Bertahun-tahun setelah itu SDS berkembang pesat, dari memotori aksi-aksi protes anti-perang di jalanan hingga menginterupsi konvensi Partai Demokrat. Beberapa anggotanya yang paling militan bahkan keluar dari SDS, menyatakan perang terhadap imperialisme Amerika, rasisme kulit putih, serta seksisme; dan bersimpati pada negeri-negeri sosialis, bahkan membom gedung-gedung pemerintahan dan militer Paman Sam. Kelompok militan yang disebut Weather Underground ini bahkan digolongkan sebagai kelompok teroris dalam negeri. Sebagian besarnya mengambil jalan protes damai, turun ke jalan bersama buruh (yang rawan dikirim ke Vietnam karena tak berstatus mahasiswa) dan orang-orang kulit hitam (yang diturunkan ke garis depan melawan Vietnam dan diperlakukan secara rasis ketika pulang ke tanah air), serta menolak apa yang diramalkan Dwight Eisenhower sebagai kebangkitan military industrial complex. Dari rahim aktivis inilah lahir orang-orang seperti Bernie Sanders di AS dan Jeremy Corbyn di Inggris. Pada tahun-tahun yang sama, Indonesia berbelok ke arah yang berbeda. Wajar, mahasiswa Indonesia zaman itu sebagian besar berasal dari golongan elite. Salah satu tokohnya adalah Arief Budiman. Menurut Vedi Hadiz, Ian Chalmers, dan David Bourchier dalam Indonesian Politics and Society: A Reader (2003), Arief pernah menyamakan gerakan mahasiswa dengan tokoh utama sebuah film koboi berjudul Shane (1953). Shane sang koboi dikisahkan harus turun gunung untuk menghabisi para penjahat. Setelah suasana kembali tenang, ia pulang ke rumahnya. Ia tak punya ambisi politik, dan tak haus kekuasaan. Sejak itu muncul mitos bahwa gerakan mahasiswa Indonesia adalah “gerakan moral” atau “agen perubahan”. Namun koboi kampus dalam Koboy Kampus bukan aktivis gerakan moral ala Angkatan ’66. Mereka adalah spesies yang berbeda dari aktivis-aktivis semacam itu, tidak berangkat dari alasan gerakan moral atau keinginan untuk menjadi motor perubahan. Tokoh-tokoh utama di Koboy Kampus digambarkan tengah mendobrak kejenuhan kampus dengan mendesak Himpunan Mahasiswa agar kembali mengadakan penyambutan terhadap mahasiswa baru. Mereka juga memprotes himpunan karena mengadakan program-program membosankan yang gagal meramaikan kampus. Film yang disutradarai dan ditulis oleh Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini menampilkan pertentangan antara para koboi kampus dan gerakan mahasiswa arus utama. Para mahasiswa aktivis merasa terganggu dengan kehadiran The Panasdalam yang emoh turun ke jalan dan ikut aksi. Pertentangan keduanya dieksekusi dalam bentuk canda, ketika para aktivis tersebut beberapa kali gagal menemui Pidi dan anggota The Panasdalam lainnya. Saya melihat Koboy Kampus sebagai ledekan untuk para aktivis mahasiswa yang duduk di menara gading. Turun ke jalan dengan jaket almamater, sekaligus menegaskan mereka berbeda dengan banyak elemen yang turun ke jalan. Ini cukup berkebalikan dengan situasi di pengujung Orde Baru. Tak banyak aktivis kampus --terutama yang bergerak di bawah tanah-- yang mau mengenakan jaket almamater, mengingat jaket peneguh identitas ini terlalu berbahaya untuk dikenakan. Baru ketika gerakan mahasiswa makin besar, mereka tak lagi takut mengenakan jaket almamater. Kelompok The Panasdalam mungkin punya banyak alasan untuk tidak mengikuti jejak aktivis berjaket almamater ini. Mereka memilih untuk bersikap politis dengan apolitis. Tapi tentu ada problem dalam pilihan itu. Bukan pada sikap apolitis yang diambil, tapi pada pemandangan ketika The Panasdalam memilih kembali menjadi bagian dari Indonesia ketika Soeharto lengser. Orang bisa dengan mudah menyematkan label ‘oportunis’ akibat gambaran ini. Namun pilihan ini sekaligus bisa meneguhkan bahwa The Panasdalam bukannya anti terhadap Indonesia, melainkan anti pada Soeharto. Lagi-lagi, mereka menunjukkan cara melawan dengan sikap yang seolah-olah bercanda. Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Irma Garnesia (tirto.id - Film) Penulis: Irma Garnesia Editor: Nuran Wibisono

Baca selengkapnya di artikel "Koboy Kampus: Ketika Mahasiswa Apolitis Menolak Negara", https://tirto.id/eftc
Read More

FAKTA MENARIK TENTANG MINYAK KUTUS-KUTUS

Rabu, 07 Agustus 2019



Sekarang ini minyak kutus-kutus menjadi obat alternatif yang sangat digemari para bunda. Minyak yang berasal dari Bali ini dipercaya dapat memberikan banyak manfaat bagi para penggunanya, dan bahkan diklaim dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Jika kalian melihat testimony dari para konsumsen disalah satu e-commerce maka pasti akan kalian temukan berbagai tanggapan positif. Dapat dilihat disitu bagaimana pengakuan mereka yang menyatakan jika minyak tersebut dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang dialami anak-anak. Diakui oleh para orang tua tersebut jika kebanyakan penyakit yang dialami anak-anaknya adalah batuk pilek sehingga menyebabkan mereka tidak bisa  tidur dengan nyenyak. Kalian pasti merasa penasaran dengan jenis minyak satu ini. Berikut beberapa fakta menarik minyak kutus-kutus yang perlu kita ketahui diantaranya yaitu :

1.    Terbuat Dari 69 Bahan
Minyak ini diproduksi oleh PT Tamba Waras yang didirikan oleh Servasius Bambang Pranoto beberapa tahun yang lalu. Pembuatan minyak ini pada awalnya merupakan keinginan Pranoto yang ingin cepat sembuh dari cedera pada kakinya. Setelah cedera kakinya tidak kunjung sembuh, maka pada akhirnya Pranoto membuat minyak yang terbuat dari 69 bahan. Dimana kesemua bahannya itu merupakan bumbu masak seperti minyak zaitun, minyak kelapa atau VOC, dan juga daun neem. Minyak ini juga tidak memiliki bahan kimia anorganic didalamnya, dan juga tidak menggunakan minyak yang berasal dari hewan.

2.      Dapat Mengaktifkan Energi Tubuh
Minyak ini juga memiliki kemampuan untuk mengaktifkan energy tubuh yang juga sering disebut dengan “Chi” sehingga akan tetap terjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh secara otomatis. Energi Chi ini merupakan energi vital kehidupan, yang akan mengalir pada beberapa jalur meridian.

3.      Minyak Jamu Sekaligus Aromaterapi
 Minyak ini dibuat dari tanaman herbal yang diekstrak dengan minyak kelapa, kemudian dicampur dengan minyak esensial. Semua bahan tersebut diramu hingga menjadi perpaduan antara jamu dan juga aroma terapi. Unsur jamu di dalam minyak ini digunakan untuk mengobati, sedangkan unsur aromaterapinya dapat digunakan untuk membuat tubuh kamu merasa nyaman. Sehingga akan berlangsung dengan nyaman tingkat penyembuhannya.

4.      Digunakan Dengan Cara Membalurkan Di BagianPunggung
Untuk menggunakan minyak ini caranya sangatlah mudah yaitu cukup dengan membalurkannya mulai dari tulang ekor kemudian naik ke tulang punggung hingga bagian tengkuk belakang kepala. Jika kalian mengalami keluhan maka balurkan minyak tersebut pada bagian yang bermasalah tersebut, kemudian tutup pada bagian telapak dan juga jari-jari kaki.
Untuk dosisnya kalian dapat melihatnya pada label yang tertera pada botol ataupun kardus pembungkusnya. Karena minyak ini terbuat dari bahan-bahan yang alami, maka tentunya aman untuk digunakan sehari-hari sama seperti dengan penggunaan minyak kayu putih, minyak telon, dan juga minyak tawon.

5.      Memiliki Harga Yang Paten
Minyak ini di internet dijual dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp. 100 ribu hingga Rp. 300 ribu. Pranoto mengatakan jika harga dari minyak ini akan mempengaruhi dari keaslian produk. Jika dipasaran kalian menemukan harga minyak dengan harga dibawah Rp. 230.000,  maka dapat dipastikan jika minyak tersebut adalah palsu. Minyak yang berasal dari Bali ini memang sekarang ini banyak diminati masyarakat karena memang dipercaya memiliki banyak manfaat untuk mengatasi berbagai macam terjadinya keluhan kesehatan. Dan salah satu manfaatnya adalah dapat mengobati sakit kepala.

Demikianlah fakta-fakta menarik tentang minyak kutus-kutus yang lagi booming saat ini. Semoga  bermanfaat.
Read More

TIPS MEMILIH LAPTOP GAMING YANG BENAR

Selasa, 06 Agustus 2019




Untuk seorang gamers sejati, mungkin harga mahal dari sebuah laptop gaming tentunya bukanlah masalah demi mendapatkan kepuasan dalam bermain game di laptop. Karena untuk bisa bermain game sangat membutuhkan laptop dengan spesifikasi yang mumpuni, supaya bisa menjalankan berbagai game berat dengan lancar tanpa hambatan. Oleh karena itu, dalam artikel kali ini akan memberikan informasi tentang tips memilih laptop gaming yang benar, yaitu sebagai berikut :

1.PROSESOR

Bisa dibilang bahwa prosesor ini merupakan otak dari sebuah laptop. Jadi, semakin tinggi sebuah prosesor maka akan semakin baik pula performa yang akan ditunjukkan oleh laptop tersebut. Biasanya pada gaming laptop sekarang ini sudah dilengkapi dengan prosesor tinggi, baik itu AMD maupun Intel. Namun jika anda termasuk kategori gamers berat dengan durasi panjang, maka sebaiknya menggunakan laptop dengan prosesor Intel. Karena prosesor Intel ini sudah terbukti tidak cepat panas dan lebih hemat daya. Pada laptop gaming dengan prosesor Intel, pastikan bahwa anda memilih laptop dengan prosesor berlabel HQ maupun MQ. Jangan menggunakan prosesor label U untuk bermain game, karena posesor label U hanya digunakan untuk hal-hal yang ringan saja. Untuk gaming laptop minimal prosesor Intel Core i5, dan lebih bagus Intel Core i7. Sedangkan untuk prosesor AMD yang direkomendasikan adalah FX Series dan A10. Hal lainnya yang harus anda perhatikan adalah kecepatan prosesor (GHz). Semakin tinggi angka GHz, maka akan semakin baik pula performa laptop tersebut.

2.VGA

Seperti yang diketahui bahwa VGA merupakan salah satu elemen terpenting dalam memilih laptop gaming yang berkualitas. Karena VGA ini bisa mempengaruhi tampilan serta kualitas game pada saat anda mainkan. Dalam hal ini, minimal VGA yang dibutuhan dalam laptop gaming adalah Nvidia GT840. Maka direkomendasikan untuk memilih Nvidia GTX Series, seperti GTX950, GTX960, GTX970 atau GTX980. Namun untuk VGA AMD anda bisa menggunakan R7 230 ke atas atau R9 Series.

3.RAM


RAM juga menjadi elemen penting dalam memilih laptop gaming. Dalam hal ini, pastikan bahwa anda memilih laptop gaming yang memiliki RAM di atas 4GB. Bukan hanya itu, pastikan juga bahwa laptop gaming tersebut menyediakan slot RAM tambahan, karena hal ini bertujuan supaya anda bisa melakukan upgrade RAM saat dirasa kurang dengan mudah. Anda bisa menggunakan jenis RAM DDR3, dan lebih baik jika menggunakan DDR4. Karena game-game berat seperti Watch Dog, MAD MAX, GTAV, dan lain sebagainya membutuhkan minimal RAM 8GB supaya bisa berjalan dengan baik.

4.Media Penyimpanan

Media penyimpanan pada laptop terdiri dari 2 penyimpanan, yakni SSD dan HDD. Untuk laptop gaming, maka sebaiknya anda memilih HDD minimal 1 TB (1000 GB). Hal ini dikarenakan game saat ini akan memakan banyak storage ketika diinstall. Bahkan beberapa laptop gaming terbaru sekarang ini sudah menyediakan slot untuk menambah HDD supaya penyimpanannya bisa ditambah.

5.Harga

Untuk mendapatkan laptop gaming dengan kualitas baik tentunya harganya juga sangatlah tinggi. Bahkan harga laptop gaming terbaik bisa mencapai sekitar 10 jutaan. Namun, jika anda rajin mencari, anda mungkin bisa menemukan laptop gamingtermurah dengan kualitas cukup baik. Itulah beberapa tips memilih laptop gaming yang benar, semoga informasi ini ada guna dan manfaatnya terutama bagi para gamers sejati.



Read More

KERIK JAMU, TUKER PLASTIK PINJAM BUKU

Jumat, 02 Agustus 2019



Bagi masyarakat Surabaya tentu sudah tidak asing lagi mendengar ada bus yang tiketnya dibayar dengan sampah plastik, jadi bus itu tidak menerima uang tunai.  Kalau kita mau naik bus itu kita harus menukar sampah plastik kita dengan tiket. Satu tiket bisa ditukar dengan 10 gelas air mineral kemasan atau 5 botol sedang atau 3 botol air kemasan yang besar.

Karena itulah, Surabaya dianggap sudah melek sampah plastik atau sudah teredukasi dengan baik mengenai sampah plastik. Maka KERIK JAMU memilih kota Surabaya sebagai kota pertama di Indonesia untuk launching programnya. KERIK JAMU adalah sebuah program yang didasari dari sebuah keinginan untuk meningkatkan minat baca anak Indonesia sekaligus menanamkan rasa peduli pada sampah palstik sedini mungkin.

KERIK JAMU adalah singkatan dari tuKER plastIK pinJAM bukU yaitu suatu program yang bekerja sama dengan toko ALFAMART yang menyediakan peminjaman buku. Jadi di gerai Alfamart tersebut diberi sebuah almari yang berisi buku-buku bacaan dan para pelanggan bisa meminjam buku hanya dengan menukar tiga sampah plastik. Mudah sekali bukan?

Saat ini sudah ada lima puluh gerai Alfamart yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.  Nur Rachman, General Manager Corporate Communication Alfamart, menganggap kerjasama ini cukup bagus karena bisa membangun keepdulian anak sejak dini terhadap  lingkungan. Sebagai perusahaan ritel berjaringan, Alfamart selalu terus berupaya menghadirkan fasilitas yang lebih lengkap bagi masyarakat.

Keseruan launching KERIK JAMU

KERIK JAMU kemarin dilaunching bertepatan dengan Hari Anak Nasional. Acara diawali dengan acara sesi Dongeng bersama Komunitas Kumpul Dongeng dan mengundang beberapa murid dari Sekolah Dasar, yaitu SDN Sawunggaling 1 Surabaya, SDN Tegalsari 1 Surabaya dan SDN Ngagel Dadi 1 Surabaya di Pojok Dongeng Perpustakaan Bank Indonesia. Acara dongeng memang dianggap sebagai salah satu cara menumbuhkan minat literasi yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak. Diharapkan dengan seringnya mendengar dongeng, mereka akan tertarik dengan dongeng dan lalu mencari buku cerita bergambar seperti yang disediakan oleh KERIK JAMU dan bisa menceritakan ke keluarga mereka atau teman-temannya sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh banyak pihak.

Oliver dan mamanya, yang selalu menginspirasi


Yang menarik founder KERIK JAMU ini adalah seorang bernama OLIVER UTOMO BUDIMAN yang masih berusia 18 tahun. Ollie, demikian nama panggilannya, kini sedang menjalani tahun akhir di Philips Academy Andover, Amerika serikat. Ollie menginisiasi program KERIK JAMU ini sebagai bentuk kepeduliannya untuk membuka ilmu pengetahuan dan informasi di dunia untuk adik-adik generasi bangsa sekaligus memberikan kontribusi yang baik bagi lingkungan di Indonesia.

Lemari buku KERIK JAMU
di depan salah satu gerai Alfamart

Buku-buku yang dipinjamkan di KERIK JAMU beragam mulai dari cerita rakyat, cerita anak modern, komik hingga cerita tentang tokoh terkenal sehingga anak-anak diharapkan tertarik untuk membacanya. Caranya adalah sebagai berikut:

1. Anak-anak bisa mendatangi gerai ALFAMART terdekat dengan membawa tiga sampah plastik. Boleh plastik apasaja asal bukan tas kresek atau kantong plastik.

2. Petugas akan mendata nama anak atau nama orang tua dan juga nomer handphone yang bisa dihubungi.

3. Setelah menerima plastiknya, anak-anak diajak ke Lemari KERIK JAMU dan dipersilahkan untuk meminjam buku yang mereka sukai.

4. Waktu meminjam buku adalah selama satu minggu, setelah satu minggu mereka harus mengembalikan bukunya dan boleh meminjam buku yang lain.

5. Bagi anak-anak yang telah mengembalikan buku tepat pada waktunya mereka akan mendapatkan sedotan dari bambu.

Gampang banget kan caranya? Diharapkan dengan mudahnya anak-anak untuk bisa meminjam buku maka hal ini bisa membantu meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia. Karena anak-anak tidak perlu jauh-jauh ke perpustakaan tetapi cukup mendatangi gerai Alfamart untuk mendapatkan buku bacaan yang diperlukan. 

Oya masyarakat umum juga bisa ikut berpartisipasi mendukung program ini dengan cara ikut menyumbangkan buku kepada KERIK JAMU. Akan ada spesial tumbler sebagai hadiahnya. Program KERIK JAMU ini memang dirancang oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Semoga kedepannya program ini dapat berjalan lancar dan semakin luas menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia. Sukses terus kERIK JAMU!
Read More