LIMA TIPS MENGHADAPI TEMAN YANG MENJENGKELKAN

Minggu, 19 Juli 2020




Di usiaku yang hampir separuh abad ini tentulah sudah banyak aku menjumpai berbagai macam jenis teman. Kita memang harus pandai-pandai memilih teman bukan? Seperti hadits Rasulullah yang menyebutkan bahwa kalau kita berteman dengan penjual minyak wangi tentu kita akan terimbas bau wanginya. Lalu bagaimana kalau kita berteman dengan pandai besi? Bisa jadi kita akan terkena percikan apinya dan belum lagi bau tidak sedapnya. Oleh karena itu kita harus berhati-hati yaa..
Tetapi walaupun kita sudah berusaha memilih teman, tak jarang kita masih bertemu orang-orang yang menjengkelkan bagi kita. Yang sering membuat kita sebal yaa..
Berikut ini ada lima tips bagaimana aku menghadapi orang-orang seperti itu :

1. Balas perbuatan menjengkelkannya dengan perbuatan  baik.
2. Mengingatkan dengan santun
3. Menghindari berdebat
4. Menghindari berinteraksi terlalu banyak
5. Mendoakan kebaikan untuknya

Itu adalah lima tips ala aku bagaimana  harus menghadapi orang yang menjengkelkan. Aku sendiri adalah orang yang malas ribut dan males rame hehehe aku mending mengalah kalau sekira perdebatan itu tidak akan ada gunanya karena kita berbeda prinsip hehehe

Alhamdulillah aku selalu dikelilingi teman-teman dan sahabat-sahabat yang baik. Apalagi aku di Lamongan ini tinggal sendiri tidak punya sanak saudara. Sudah dua puluh tahun lebih aku jadi penduduk Lamongan. Beruntunglah aku tidak pernah kesulitan mencari pembantu atau apabila butuh pertolongan selalu saja ada yang membantu. Kebayang gak sih aku dengan anak empatku hidup sendirian? Untunglah akhirnya menemukan teman rasa saudara, sahabat rasa saudara yang benar-benar helpful dan ringan tangan membantuku.

So, nggak usah khawatir kalau bertemu teman yang menjengkelkan. Toh memang kita tidak akan pernah bisa membahagiakan semua orang, bukan? Yang pasti jangan  berbuat yang menjengkelkan agar kita juga tidak dibuat jengkel oleh orang lain. See?
Read More

CARA PRAKTIS MEMBUAT JAMU KUNIR ASAM

Sabtu, 18 Juli 2020





Ketika wabah corona merebak, tiba-tiba jamu, empon-empon dan minuman herbal lainnya mendadak viral. Semua orang sibuk mengkonsumsinya. Kebetulan ibu mertuaku memang jualan jamu untuk mengisi waktu luangnya. Membuatnya pun tidak banyak, cuma sedikit dan hanya dijual di sekitar rumah saja. Aku dan anak-anakku sangat menyukai jamu buatan mertuaku ini. Rasanya benar-benar segar dan berasa menyehatkan. Mana kami juga benar-benar tahu bahwa bahan-bahan yang digunakan memang asli dan tanpa bahan pengawet.


Di sebuah artikel dari Voa Indonesia
menyebutkan bahwa minuman herbal yang  dikonsumsi sebagai bagian dari diet itu dapat meningkatkan anti-oksidan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Minuman herbal adalah minuman yang terbuat dari bahan natural yang berasal dari tanaman, daun, akar, batang, buah, dan bunga.

Hal ini berdasarkan studi global yang diterbitkan ke dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine tahun 2018, bertajuk “Herbal beverages: Bioactive compounds and their role in disease risk reduction – A review” atau “Minuman herbal: Senyawa bioaktif dan perannya dalam mengurasi resiko penyakit – Ulasan" ini dilakukan oleh Anoma Chandrasekaraa dan Fereidoon Shahidib. 
Maka bersyukurlah kita yang tinggal di Indonesia dan berlimpah rempah. Kita tidak perlu susah-susah mencari bila ingin mengkonsumsinya.

Nah jamu buatan ibu mertuaku ini sangat gampang lho membuatnya. Bahan-bahannya juga gampang. Salah satu yang kami sukai adalah jamu kunir asam. Begini cara membuatnya : 
Bahan-bahannya
1. Kunir 500 gram
2. Asam 1 ons
3. Gula putih 500 gram
4. Gula merah 250 gram
5. Air secukupnya


Cara membuatnya
1. Iris tipis-tipis kunirnya
2. Masukkan kunir yang sudah diiris ke dalam panci
3. Campurkan asam, gula merah dan gula putih
4. Tambah air secukupnya.
5. Rebus sampai mendidih
6. Kalau sudah mendidih matikan kompor
7. Biarkan dingin baru masukkan ke dalam wadah 

Mudah sekali ya membuatnya? Jamu kunir asam ini menjadi minuman kesukaan kami sekeluarga lho.. Kalau berminat kalian bisa pm aku deh wkwkwk..
Read More

MENJADI GURU ONLINE

Jumat, 17 Juli 2020


Tahun ajaran baru sudah dimulai. Sayangnya karena pandemik kita harus belajar dari rumah. sekolah-sekolah masih ditutup. Sedih rasanya. Tapi bagaimana lagi keadaan memang belum benar-benar aman untuk melakukan tatap muka. 

 Sudah 4 bulan lebih kami mengadakan pembelajaran jarak jauh seperti ini. Aku ingat ketika penilaian Akhir semester kemarin. Ya Allah rasanya ribet sekali, harus menyiapkan semuanya secara online.

Malam sebelum PAT diadakan, aku WApri tiga puluh orang muridku untuk meyakinkan bahwa mereka siap. Kalau dulu kehadiran mereka ke sekolah dianggap sebuah kesiapan. Maka kali ini jawaban mereka di WAG adalah bukti kesiapannya. Karena tidak semua respon akhirnya aku memutuskan untuk menjaprinya.
 
Tugasku membuat soal PAT kelas 7 menggunakan google form akhirnya bisa kuselesaikan juga. Cukup tunak tunuk karena aku seringnya kelupaan ini itu. Lupa belum memberi kop SMP, lupa belum memberikan kunci jawaban, lupa belum mengatur waktunya, dan yang paling parah lupa kalau kelas 7nya sampai 7H kukira hanya sampai 7F seperti kelas 8 ya Allaah🤦‍♀️ 



Maklum biasanya kalau di sekolah tinggal teriak kalau bingung dan tinggal minta tolong kalau nggak bisa juga. Maka karena di rumah, aku harus sekuat tenaga mengerjakannya sendiri. Walaupun ketika akhirnya mentok tetep juga telpon untuk minta tolong hihihi...

Alhamdulillah para wali murid juga sudah siap membantu putra putrinya untuk berPAT. Aku sudah share jadwalnya di WAG beberapa hari sebelumnya dan selalu aku ingatkan pula. Semoga mereka bersabar menghadapi anak-anak yang mungkin jadi susah dibangunkan agak pagi dan juga bersabar untuk mengingatkan anak-anaknya supaya jujur dan tidak menyontek.

Syukurlah PAT bisa berjalan lancar, padahal Aku sendiri selain sibuk handle murid-muridku juga mendampingi dua anakku yang juga PAT. Bener-bener harus ekstra tenaga dan pikiran hihihi.. Apapun yang bisa kita lakukan memang tetap berusaha bersyukur, bagaimanapun keadaannya. Karena memang kita harus bersabar untuk lebih lama bersekolah di rumah, lebih lama lagi belajar online. Murid-murid banyak sekali yang tanya kapan masuk, kapan sekolah lagi dll sayangnya kita masih harus lebih bersabar untuk lebih lama tinggal di rumah. Toh semua ini juga untuk kebaikan kita bersama.

Semoga Pandemik ini segera reda dan kita bisa bergembira bersekolah lagi. Semoga pengalaman ini akan menjadikan murid-muridku untuk lebih rajin bersekolah kelak, tidak suka bolos dan juga tidak bandel lagi😁😁 Seperti aku yang juga berjanji untuk mengajar dengan lebih baik lagi. Karena ternyata mengajar dari rumah itu lebih capek dan bikin baper😆😆 Kalau diberi soal mereka tidak bisa mengerjakan, aku iilfeel, tetapi kalau nilainya bagus semua aku jadi curiga jangan-jangan mbah google yang mengerjakan🤣🤣 Akhirnya hanya bisa berucap terima kasih kepada Allah untuk semua pencapaian dan keikhlasanku menjadi guru online.
Read More

GOOD BYE HOARDING DISORDER

Selasa, 14 Juli 2020


"Aku mau beli lagi gamis yang itu deh, yang kemarin kubeli itu warnanya biru. Ini yang merah ternyata lucu juga”

    “Aku mau beli toples tupperware yang satu set itu ya, yang kemarin kubeli kan cuma dua yang besar dan kecil yang sedang aku belum punya”

    “Jangan dibuang botol bekas minuman itu aku mau membuatnya menjadi pot bunga”

    "Biarlah tumpukan tiket itu ada di situ, buat kenang-kenangan agar aku ingat kemana saja aku pernah pergi”

  "Jangan dijual sepedaku ini, ini benda berharga pertama yang bisa kubeli dengan gaji pertamaku”

    “Biar korannya menumpuk di situ suatu saat kalau kita membutuhkan tinggal ambil aja”


Jangan lupa sortir lemarinya hihihi


    Sepertinya tidak ada yang salah dengan kalimat-kalimat di atas ya.. tetapi kalau kita perhatikan semua kalimat di atas merujuk pada suatu sifat yaitu penimbun barang. Kalau yang ditimbun emas permata nggak papa kali yaa.. sayangnya yang ditimbun koq  barang-barang yang kebanyakan unfaedah deh...

    Istilah hoarding adalah suatu perasaan kesulitan untuk membuang barang-barang yang dimiliki padahal sudah tidak diperlukan lagi.  Jadi sangat sulit berpisah dengan barang-barang miliknya. Pelaku hoarding disebut hoarder. Kebiasaan hoarding ini bisa dianggap bermasalah jika semua yang dilakukan bisa menurunkan kualitas hidupnya. Berbeda dengan kolektor barang yang pasti merawat barang yang dikoleksinya, kalau hoarder cenderung tidak sempat menyimpannya dengan baik, sehingga menimbulkan tumpukan disana sini yang akhirnya membuat semua tampak berantakan. 

    Dan kalau kupikir-pikir ternyata aku ini juga hoarder lho gaes. Aku suka sekali menyimpan sesuatu yang sudah tidak penting lagi dan tidak berguna lagi. Sayang banget membuangnya, karena aku menganggapnya berharga dari segi sejarahnya. Atas nama kenangan begitulah yang sesungguhnya terjadi. Akibatnya banyak barang-barang lama yang menghuni rumahku. Belum lagi kebiasaan membeli sesuatu yang aku sukai dan menumpuknya begitu saja. Lalu bagaimana aku bisa sembuh?



    Almarhum suamiku dulu adalah penyuka senapan. Dia mempunyai banyak model dan jenis senapan. Dia rela menabung uangnya untuk memenuhi keinginannya mempunyai senapan. Berapapun harganya kalau sudah suka ya pasti dibeli. Suatu kali setelah suamiku meninggal, aku melihat-lihat koleksinya. Aku takut menyimpannya karena aku tidak bisa menggunakannya, aku berniat memberikan kepada adik-adikku atau sahabat-sahabat suamiku yang juga suka dengan senapan angin.

Ketika itulah aku berpikir, betapa sia-sia rasanya ya, suamiku mengkoleksi senapannya mahal-mahal tetapi ketika meninggal tak ada satu pun yang dibawa. Aku seperti tersadar ya Allah betapa sia-sianya hiks... Dan kenapa masih saja aku melakukan hal yang sama?

   Setelah itulah aku mulai introspeksi diri, aku membersihkan barang-barangku yang tidak akan kupakai lagi. Persetan dengan kenangan yang ada, toh aku juga tidak bisa mengulanginya lagi? Biarlah aku menyimpan indahnya kenangan itu di hati saja.

Pertama aku menyortir jilbabku, ada tiga rak besar berisi jilbab yang padahal sudah tidak pernah kupakai lagi. Ada jilbab yang pertama kali kupakai ketika berjilbab tiga puluh tahun yang lalu, ada jilbab hadiah dari budeku yang sudah meninggal, ada jilbab hadiah suami ketika ulang tahun, ada jilbab oleh-oleh dari adikku yang berhaji, jilbab oleh-leh dari masku yang ke Paris, jilbab oleh oleh dari temanku yang di Jerman, jilbab hadiah dari murid-muridku, ya Allaah beneran betapa sia-sianya apa yang kulakukan. Hanya karena atas nama kenangan aku menyimpan jilbab-jilbab itu dan tidak pernah memakainya...

Yang susah nyembuhin jadi penimbun buku hihihi apalagi buku dari penulis idola

    Sejak itulah aku kemudian menyortir semua barang-barangku. Hanya menyisakan yang memang masih kubutuhkan dan kupakai. Aku membagi-bagikan barang-barangku ke tetangga-tetangga yang tidak mampu juga ke teman-teman  yang mau. Ada rasa bahagia yang terselip ketika melihat mereka yang memakai barang-barangku terlihat bahagia dan senang sekali. masyaAllah ternyata aku bisa bershodaqoh juga dengan cara begini. 

    Syukurlah sedikit demi sedikit aku bisa mengurangi kebiasaan burukku itu. Mulai sekarang aku berjanji hanya akan membeli barang-barang yang kubutuhkan dan akan segera memberikannya ke orang lain bila aku sudah tidak membutuhkannya lagi. Selain hatiku menjadi tenang dan bahagia karena aku sudah ikhlas berbagi, rumahku juga tampak rapi dan lebih bersih. Alhamdulillah semoga aku istiqomah melakukannya.

Read More